kegelapam kamar dengan modal remang lampu nakas dan cahaya bulan yang masuk melalui jendela itu penuh dengan alunan desah siksa kewarasan dan erangan sensual penuh rasa kenikmatan.
pakaian berserakan di mana-mana sementara dua insan itu masih sibuk bergumul panas di atas kasur yang luas.
wooyoung menengadahkan kepalanya, menutup kedua mata erat-erat sambil kedua tangannya mencengkram seprai dengan kuat hingga kusut. tak tahu harus bagaimana lagi melampiaskan hasratnya ketika san masih sibuk menggerayangi tubuh polosnya penuh nafsu.
ruam merah keunguan sudah tak terhitung banyaknya menghiasi bagian leher hingga dada keduanya. wooyoung lah yang mendapatkan tanda lebih banyak dari san yang menjulang di atasnya.
ini gila, keduanya menyukai semua sensasi yang dirasakan saat ini, mereka menyukai nafsu yang menggebu tak tertakar.
mungkin efek alkohol ikut andil meski mereka tak benar-benar mabuk, sisanya diri satu sama lain lah yang menginginkan semua ini.
“ahh.. san..”
tubuh wooyoung berjengit ketika san bermain dengan putingnya, menciuminya, menghisapnya dengan kuat hingga wooyoung menjerit penuh siksa.
bibir san, naik ke area leher putih penuh hickey itu untuk ia ciumi penuh apresiasi.
san tersenyum miring melihat hasil karyanya sendiri yang mungkin akan membekas cukup lama pada kulit putih wooyoung.
“purple.”
ia memanggil, tangan besarnya meraih dagu sang submissive, tersenyum penuh kebanggaan ketika tanpa diminta wooyoung membuka matanya sendiri.
ah, mata sayu itu menaikkan birahi seorang choi san untuk semakin liar.
“you're beautiful, purple.”
san mengecup lembut pipi tirus itu, lantas tersenyum miring.
“and sexy.”
“akh!”
wooyoung membuka mulutnya ketika san menggigit bibir bagian bawahnya sedikit keras. sebuah jalan bagi san untuk menelusupkan lidahnya ke dalam mulut wooyoung.
mereka bedua kembali bertarung dengan bibir dan lidah masing-masing, bergumul diiringi erangan erotis dan desah tertahan dari wooyoung ketika tangan san sibuk menggoda tubuh wooyoung dengan sentuhan-sentuhan penuh afeksi.
“erhh.. jung wooyoung..”
san menggeram, ketika kaki wooyoung yang tak bisa diam itu dengan tak sengaja menyentuh bagian selatannya yang masih terbungkus rapi dengan celana training.
“gak sabar, hm?”
tangan san membelai lembut pipi wooyoung sementara bibirnya mulai menghujami rahang wooyoung dengan kecupan-kecupan menggelitik.
“uhh.. san, j-jangan―angh!”
wooyoung mencengram surai hitam san ketika tangan sialan itu menyentuh kemaluannya, menggodanya, melakukan handjob yang membuat wooyoung sendiri merasa tersiksa namun menyukainya.
sementara wooyoung sibuk mengerang dengan rengekan manja karena terus digoda, san kembali berkarya dengan mulut dan giginya di area pangkal paha wooyoung, menciuminya bak barang berharga, bahkan memberikan tanda dengan sangat hati-hati.
“s-san.. ini..”
“say it, purple.”
wooyoung menengadahkan kepalanya, dia frustasi dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.