wooyoung dengan seragam pdh dan lanyard yang mengalungi lehernya serta papan jalan yang sedari tadi ia bawa, membuka pintu dengan kertas print out yang tertempel bertuliskan ‘ruang panitia’.
“wooyoung!”
yohan memanggil wooyoung, menepuk spot kosong di sebelahnya, mengisyaratkan si lelaki jung itu untuk duduk di sampingnya.
melihatnya, wooyoung lekas menghampiri teman satu organisasinya itu kemudian mengisi tempat kosongnya.
“ini jam istirahat, bukannya istirahat malah keluyuran.”
yena berseru sambil menaruh dua kotak makan dan sebotol air di dalam botol ke hadapan wooyoung.
“karena lo lagi sakit, kita gak ngasih lo makanan yang sama kaya panitia lain.”
wooyoung mengambil salah satu kotak makan itu, membukanya untuk melihat isi di dalamnya.
sup ayam didominasi sayur.
helaan napas keluar dari mulut dan hidung wooyoung. ia tak perlu membuka satu kotak yang lain karena sudah pasti isinya seporsi nasi.
“kenapa gak disamain aja kaya panitia? gue cuma demam, gak sakit parah.”
yohan yang ada di sampingnya mendecih, “gak mau ambil resiko bakal dimuntahin,” serunya.
“siapa yang masak? lo, yen?”
yena menggeleng, “hyewon. aman sama dia, mah. tukang masak di asrama cewek,” balasnya.
wooyoung mulai menyuapkan sup buatan temannya itu, mencicipi bagaimana rasanya.
tidak asin, tidak pedas, tidak hambar. tidak ada rasa lain selain takaran garam yang pas. khas makanan untuk orang sakit.
“kalian ini ngerepotin diri kalian sendiri.”
“gak juga, gue liat dari kemaren lo lebih banyak repot.”
wooyoung mengangkat kepalanya, menatap sang pemasak di balik sup ayam miliknya berjalan ke arahnya untuk duduk di samping yena.
“ya, walau kalo gue liat-liat lagi, lo lebih kaya ngerepotin diri sendiri,” tambah hyewon.
si lelaki jung mencebikkan bibir sebal, kemudian melanjutkan acara makannya.
“wooyoung udah ma―oh, bagus deh!”
puk!
baru saja menoleh, pandangan wooyoung terhalang sebuah tudung hoodie yang tiba-tiba tersampir di atas kepalanya serta bagian bahu hoodie ikut tersampir di bahunya.
tak sampai melepasnya, lelaki itu sedikit menyingkirkan tudung hoodie kebesaran yang sempat menutupi pandangannya itu untuk melihat siapa pelakunya.
yeonjun, tidak heran.
“cuaca di luar dingin, nanti jangan lupa pake jaketnya,” seru yeonjun sambil menyodorkan sebuah botol kecil ke hadapan wooyoung.
“itu vitamin, dari san. tadi gue ketemu dia pas lagi ngurus ticketing,” tambahanya.
“jaketnya san?”
yeonjun mengangguk, jaket yang sengaja ia sampirkan pada kepala dan bahu wooyoung itu memang jaket milik san.
“gak usah gue kasih tau kali, ya. lo kan pacarnya, pasti tau aromanya,” ucap yeonjun sambil mencomot sebuah kue lapis di atas piring.
“enak, ya, jadi wooyoung, disayang banget sama san,” seru hyewon.
“bukan disayang lagi, hye, udah bucin banget si san nya,” celetuk yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.