47

14.6K 2.2K 400
                                    

“udah..”

yeonjun menepuk-nepuk punggung sang teman dalam pelukannya, sesekali mengusap kepala dengan surai hitam itu, berharap wooyoung meredakan tangisnya.

“kenapa sih.. emang gue salah? h-hiks.. oke gue salah, t-tapi bisa kan dia gak usah bandingin gue s-sama mantannya.. hiks..”

wooyoung masih menangis di bahu yeonjun, mencurahkan semua isi hatinya pada sang teman yang sudah cukup dekat dengannya sedari awal mereka masuk perguruan tinggi.

“iya, gue paham, woo, paham, kok. stt.. udah, nanti lo pusing kalo nangis terus.”

sudah terhitung lama wooyoung menangis dan yeonjun memilih menemani temannya itu di apartemennya, paham jika wooyoung sedang dalam keadaan tak baik.

dan benar saja ketika inisiatif itu muncul untuk menyusul wooyoung ke dalam, si manis jung ditemukannya sedang menangis di ruang tengah apartemennya.

“j-jisu gak salah apa―hiks.. apa dibawa-bawa―hiks.. g-gue kelepasan ngomong g-gak sopan tentang dia―hiks.. choi san tolol! huee! jisu maafin gue...”

yeonjun mendengus kesal setiap kali mendengar curahan wooyoung tentang apa saja yang terjadi karena ulah san hari ini. yeonjun kesal kenapa si choi san itu benar-benar bodoh dengan apa yang sudah dilakukannya pada wooyoung.

ting tong!

bel pintu apartemen wooyoung berbunyi, menarik atensi yeonjun untuk beranjak menuju pintu, setelah sebelumnya izin terlebih dahulu pada wooyoung yang masih menangis.

saat membuka pintu, dilihatnya seonghwa dan beomgyu di depan pintu sana.

“kamu pacarnya beomgyu, ya?” tanya seonghwa dengan ramah.

“iya, kak, kenalin saya choi yeonjun.”

seonghwa mengangguk sambil tersenyum, “saya kakak tingkatnya beomgyu, tadi anaknya pengen ikut ke sini gara-gara tau kamu di sini.”

“kak wooyoung mana?” tanya beomgyu.

yeonjun menggaruk tengkuknya, “lagi nangis, bingung cara udahinnya gimana.”

seonghwa dan beomgyu melesat masuk setelah yeonjun memberi akses jalan pada mereka, tak lupa pintu ditutup kembali sebelum menyusul kedua lelaki manis itu.

“hei, dek..”

wooyoung mendongak ketika seonghwa yang mengambil duduk di sampingnya memanggil.

“kak songa.. h-hiks!”

si lelaki jung langsung berhambur memeluk sang kakak, kemudian menangis lagi.

beomgyu yang melihatnya merasa tak tega, menghampiri wooyoung kemudian mengusap-usap bahu teman kekasihnya itu.

ah, wooyoung dan beomgyu sudah berteman cukup dekat setelah kejadian san dan yeonjun yang berkelahi waktu itu. mereka kadang bertemu untuk saling menyapa. yeonjun juga terkadang sering membawa beomgyu ketika sedang menghabiskan waktu di kantin bersama wooyoung dan yunho.

selain itu, ya, karena beomgyu adik sepupu san juga.

“kamu kenapa, sih, sama san? coba ceritain sama kakak, pelan-pelan.”

wooyoung hanya menggeleng, masih menangis tanpa ada niat mengeluarkan sepatah kata untuk bercerita pada seonghwa.

“biar aku ceritain, kak.”

seonghwa dan beomgyu memandang yeonjun, mengangguki tawaran si lelaki bersurai biru pudar itu.

akhirnya, yeonjun menceritakan apa yang wooyoung curahkan padanya tadi, tentang pertengkaran wooyoung dan san hari ini.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang