wooyoung bangkit, bersandar pada headboard kasur kemudian kembali menghadapkan layar ponsel pada wajahnya.
senyum manis terulas di bibirnya melihat wajah seonghwa terpampang pada layar pipih ponselnya.
“apa kabar, dek?”
“baik, kak―”
“kAK WOO!”
wooyoung terkekeh ketika tiba-tiba wajah jongho muncul di layar ponsel, sedikit menghalangi eksistensi wajah seonghwa.
“iya jongho, kenapa?”
lelaki berpipi tembam di layar ponselnya itu memajukan bibirnya. menggemaskan sekali, cukup lama wooyoung tak melihat wajah lucu adik tingkatnya itu.
“kangen kakak!”
wooyoung mengangguk, “kangen jongho juga,” balasnya.
“nanti kalo kak woo pulang gue mau dimasakin ayam lagi sama kakak!”
ah, jongho benar-benar menggemaskan, berbanding terbalik dengan kakaknya yang―brengsek.
“pasti, nanti tunggu, ya!”
jongho mengangguk antusias, tak lama seonghwa ikut memenuhi layar kembali bersama wajah jongho di sampingnya.
“kamu kapan pulang, hm?” tanya seonghwa dengan nada lembutnya seperti biasa.
wooyoung diam sebentar, lantas mengedikkan bahunya.
“aku.. gak tau, kak.”
senyum maklum itu terlukis di bibir seonghwa, “betah banget di sana.”
“ada bude sama pakde yang suka nemenin, makannya betah,” balas woyooung.
“betahnya jangan lama-lama, cepet pulang, dua minggu lagi uas, tau.”
wooyoung tertawa melihat sang kakak cemberut lucu di layar ponselnya.
seonghwa ini sejak kapan bisa bertingkah manis dan menggemaskan? wooyoung terkesan melihatnya.
“woo,” panggil seonghwa.
“iya, kak?”
“kakak kangen kamu.”
kata seonghwa, wooyoung ini adik kesayangannya, lebih kesayangan dari adik-adik tingkat lainnya yang menyebalkan. jika diurutkan, wooyoung ini ada di peringkat satu.
bukan tanpa alasan, wooyoung ini benar-benar kriteria adik yang baik, sangat menurut dan manis pada seonghwa, tak heran sangat disayangi lelaki park itu.
“aku juga kangen kak songa.”
seonghwa terkekeh di layar ponsel sana ketika mendengar panggil bernada menggemaskan dari wooyoung.
songa, panggilan dari wooyoung untuk seonghwa ketika mereka masih kecil dan wooyoung masih kesulitan melafalkan huruf saat itu.
“kalo san, kangen gak?”
respon yang sudah sangat seonghwa duga. wooyoung hanya diam setelah mendengar nama san disebut lantas menunduk, tak ada niat memberi balasan yang berarti untuk pertanyaan sang kakak.
seonghwa paham, sepertinya wooyoung masih sangat sensitif dengan choi san.
dia masih sangat hafal bagaimana tipikal wooyoung yang enggan melibatkan kembali nama seseorang dalam hidupnya yang sudah membuatnya sakit dan kecewa. dia bahkan meninggalkan ibu kota, dua tempat tinggalnya, demi tak melihat eksistensi orang-orang yang menyakitinya.
ah, ini benar-benar sangat sulit, hati wooyoung keras sekali jika sudah seperti ini.
“kamu baikan gak, dek?”
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.