23

18.2K 2.6K 358
                                    

sorak banyaknya manusia yang berkerumun di setiap sisi lapangan besar itu menggema, teriakan dan ucapan penuh semangat mereka lontarkan pada masing-masing kubu di tengah lapangan dengan warna jersey tim yang berbeda.

dari banyaknya manusia di sana, ada wooyoung di antaranya, berdiri bersama yunho dan jongho, menonton pertandingan final volly sore ini.

administrasi negara dan hubungan internasional adalah dua prodi yang masuk ke babak final dari acara pekan olah raga fisip hari ini. wooyoung bingung harus mendukung siapa, prodinya yang beberapa di antara perwakilan pemain adalah teman sekelasnya, atau san yang jelas-jelas menjadi lawan prodinya dari hubungan internasional.

“pokoknya lo harus dukung prodi kita, woo!”

yunho selalu berseru demikian dan jongho selalu dengan sigap mengangguki. ah, ya, jongho juga mahasiswa administrasi negara, adik tingkatnya.

kalau jongho masa bodo, walau san kakaknya, dia tak pernah mendukung si sulung choi itu dan lebih memilih mendukung prodinya.

berbeda dengan wooyoung yang saat ini sedang dilema.

maka dari itu, dibandingkan mengikuti orang-orang berteriak dan menyoraki tim yang didukung, ia hanya diam sambil memperhatikan permainan.

wooyoung pikir ia tak perlu repot-repot mengeluarkan sorakannya, permainan berlangsung sangat sengit, dua tim itu terus saling mengejar poin dengan selisih yang tipis.

jika wooyoung lihat kembali, sepertinya akan ada penambahan waktu karena poin yang selalu saja seri.















BUGH!






“WOY SENGAJA YA BANGSAT?!”





wooyoung membulatkan matanya ketika mendengar teriakan marah san di tengah lapangan. permainan tiba-tiba terhenti dan kericuhan menyusul selanjutnya.

tangan wooyoung beringsut menggenggam erat lengan yunho di sampingnya, matanya mematap takut melihat pertengkaran terjadi antara permain di lapangan.

san berkelahi bersama lawannya, saling memukul dengan beberapa orang di sekitar yang mencoba untuk melerai.

yunho yang paham dengan ketakutan wooyoung lekas memutar tubuh sahabatnya itu untuk menghadapnya.

“jangan diliatin.”

wooyoung menutup kedua telinganya lantas menggeleng.

jongho yang melihat gelagat aneh wooyoung menatap kakak tingkatnya itu dengan bingung.

“kak yunho, kak woo kenapa?” tanya jongho.

“kita pergi dulu, yuk, dari sini. nanti wooyoung makin gak beres.”

jongho mengangguk, mengikuti yunho yang sudah menarik wooyoung dengan susah payah keluar dari kerumunan manusia di sana.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

“lo berdua ngapain berantem, sih?!”

setelah dipisahkan, dua oknum yang berbaku hantam di tengah lapangan tadi segera di seret dan dibawa ke dalam ruang kesehatan yang telah disiapkan kepanitiaan.

“yeonjun, lo ketua hima! ngapain ikut-ikutan panas?”

“lo juga san! ngapain main hajar aja?!”

sosok yang berdiri di depan dua sosok dengan wajah babak belur itu bersedekap dada, menatap nyalang keduanya.

“urusan gue sama temen dia yang sengaja smash bola volly ke muka temen gue, kenapa ini orang ikut-ikutan?!”

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang