38

15.7K 2.3K 509
                                    

“woo.”

wooyoung yang saat itu sedang merebahkan diri di atas kasur milik san sambil sibuk dengan ponselnya menoleh ke arah san yang baru saja keluar dari kamar mandi menghampirinya.

si sulung choi itu mengulurkan handuk yang sebelumnya tersampir di atas rambut basahnya pada wooyoung.

“keringin, dong.”

wooyoung memutar bola matanya malas, lantas segera bangkit untuk menghampiri san dan mengambil handuk yang san ulurkan.

“duduk.”

si manis menarik lengan san, menuntun kekasihnya untuk duduk di pinggiran kasur sementara ia kini mulai mengusakkan handuk itu pada surai basah san.

“lo juga duduk aja, nanti pegel,” ucap san.

“adanya nanti malah lo yang pegel harus nunduk.”

san menggeleng, menepuk-nepuk pahanya sambil menatap wooyoung.

“gak bakal kalo lo duduknya di sini.”

wooyoung mendengus, lantas tanpa sepatah kata untuk membalas ia beringsut untuk mendudukkan dirinya di atas pangkuan san.

“awas kalo jatoh, gue gebukin lo.”

san terkekeh, kedua tangannya terulur untuk melingkar dengan erat di area pinggang wooyoung.

“iya, sayang.”

si sulung choi itu menelusupkan wajahnya pada perpotongan leher wooyoung, menghirup aroma vanilla yang membuatnya selalu candu untuk terus berada dalam kikisan jarak dengan si jung kesayangannya.

“san, angkat kepala lo, ini gue susah keringinnya.”

san tak mengindahkan ucapan wooyoung, ia malah semakin menelusup sambil sesekali mengusakkan hidungnya pada area kulit leher putih wooyoung.

oke, ini pertanda san tak ingin menurut. ya sudah, lagi pula wooyoung tak benar-benar merasa kesusahan, hanya merasa sedikit geli dengan napas dan usakan hidung san yang menerpa lehernya.

“a-akh.. anjing!”

bugh!

“aduh!”

wooyoung memukul keras kepala san ketika berjengit merasakan sakit di area lehernya.

“bisa diem gak, sih?!” bentak wooyoung.

san sendiri hanya mampu memasang wajah melas sambil mengusap-usap kepala bekas pukulan wooyoung.

“ya, maaf. abisnya gemes bersih banget.”

wooyoung menunduk, tak lama kemudian mendesah kesal melihat ruam merah keunguan di area collarbonenya.

“lagian lo kan sering gue bilangin gak usah buka-buka kancing atas kalo pake kemeja,” ujar san sambil mengaitkan kancing atas kemeja yang wooyoung kenakan.

akan tetapi, wooyoung lekas melepasnya kembali sambil memasang raut sebalnya.

“kalo dipasang guenya kecekik, bego.”

“yaudah jangan salahin gue kalo main bikin cupang.”

wooyoung menyernyitkan dahinya kesal, “dasar omes!”

sret!

bruk!

tubuh wooyoung ditarik kemudian dihempaskan ke atas kasur dengan mudah oleh san, sebelum sang pelaku beringsut untuk mengukung tubuh kekasihnya dengan dua tangan di tiap sisi kepala si manis.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang