[09] Rumput Bandotan

4.1K 545 29
                                    

“Kita bahkan belum menjalaninya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita bahkan belum menjalaninya. Bagaimana kamu yakin kalau kita nggak akan bahagia jika bersama?”

***

PADA jam istirahat, para karyawan HNR advertising banyak menghilang dari kantor, hanya ada beberapa karyawan perempuan yang tertinggal yaitu Karlina, Meilisa dan Lusi. Mereka memanfaatkan gudang untuk berkumpul. Tempat yang ideal untuk mencurahkan semua yang mengganjal hati, terutama setelah kedatangan office boy baru. Sangat kaget setelah mengetahui bahwa OB baru bernama Dodit Dirgantara adalah calon suami Nadia Humaira.

“Apa lo percaya ini? Mas Dodit adalah calon suami Mbak Nadia?” Karlina menggelengkan kepala seraya menyikut pinggang Meilisa. “Apa kalian nggak membaca biodata dan lihat latar belakang pendidikannya?”

Meilisa menggeleng dan begitupula dengan Lusi.

“Mas Dodit cuma lulusan SMA! Level dia jauh banget sama Mbak Nadia yang lulusan S2!” Karlina sekarang duduk dan menyilangkan kedua kaki, sedangkan jari-jemari mengelus dagu tampak berpikir. “Sama sekali nggak bisa dimasuk akal.”

“Nggak dimasuk akal gimana maksud lo?” Meilisa menanggapi. Dia melirik penuh was-was ke pintu, takut kegiatan ghibah mereka ketahuan. “Kalau ngomong jangan sembarangan apalagi ini tentang calon suami Mbak Nadia!”

“Bukan gitu Mei! Tapi apa menurut kalian, situasi ini menguntungkan banget buat Mas Dodit? Itu karena Mbak Nadia memiliki segalanya.” Karlina menangkap ekspresi bingung kedua temannya. “Mbak Nadia itu dari keluarga terpandang, berpendidikan, kaya dan cantik. Kalau dibandingkan dengan tunangan Mbak Nadia dulu, ingat Mas Raja? Mas Dodit bukan apa-apanya,” tuturnya.

Lusi mendengkus. “Memang bukan apa-apanya!” Sindiran sarkas terdengar sangat jelas. Dia mengangkat bahu ketika Karlina dan Meilisa bertanya dengan ekspresi. “Kalian ingin membandingkan Mas Dodit dengan Mas Raja? Well, jangan pernah lakukan karena Mas Dodit itu lebih baik, enggak! Dia puluhan kali lebih baik daripada Mas Raja. Apa kalian nggak ingat apa yang Mas Raja lakukan sama Mbak Nadia?” Dia menambahkan dengan berbisik.

“Dia membuat Mbak Nadia trauma dan bahkan menghindari pernikahan. Menurut gue, kehadiran Dodit malah memberikan kebaikan buat Mbak Nadia, Mas Dodit berhasil meluluhkan hati Mbak Nadia yang keras. Dia adalah lelaki hebat menurut gue.” Lusi berpendapat.

Mereka mendadak berhenti bicara ketika melihat sosok lelaki melewati gudang, membawa nampan yang berisikan banyak piring serta gelas kotor. Dodit Dirgantara menangkap keberadaan ketiga perempuan itu. Namun bukannya menaruh curiga. Dia tersenyum.

“Kalian nggak makan siang?” tanya Dodit ramah.

Lusi, Karlina dan Meilisa langsung berdiri tegak.

Jodoh Terbaik Nadia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang