[29] Hanya Tokoh Figuran

3.2K 457 33
                                    

"Untuk kedua kalinya, aku merasa terseret kembali ke masa lalu, di mana aku harus memilih untuk tetap tinggal atau menyerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk kedua kalinya, aku merasa terseret kembali ke masa lalu, di mana aku harus memilih untuk tetap tinggal atau menyerah."

***

DODIT merapikan undangan yang berserakan di atas meja. Sesekali dia melirik nama yang tertera, beberapa hari sebelum hari pernikahan ternyata masih banyak undangan yang belum tersebar. Dodit ingin bertanya kepada Nadia tapi perempuan itu sedang membantu Ipeh mengenakan baju seragam pernikahan. Dodit juga tidak bisa bertanya kepada Husein, Rahma, Achmad ataupun Maimunah, mereka sibuk mencoba baju dan memperhatikan tampilan mereka di cermin. Gaduh dan ribut. Hanya Dodit satu-satunya yang duduk tenang di sofa dan memperhatikan semua orang.

"Cocok kan Buk? Jadi kita satu keluarga seragamnya warna biru zambrud! Sederhana tapi keliatan anggun." Maimunah menarik Ipeh ke depan cermin. Setelah Ipeh menggenakan bajunya. "Tuh, Ibu jadi keliatan tambah cantik."

"Gue perlu pake kopiah nggak sih?" Achmad menyela. Dia memasang kopiah putih haji kesukaannya. "Cocok kagak?" Dia meminta pendapat.

"Kopiah hitam Beh!" Husein menyahuti. Lelaki itu mengenakan jas warna biru zambrud. "Sama sekali nggak kontras sama baju kalau pake kopiah putih. Tunggu, Husein kayaknya ada beli kemarin." Dia membongkar tas yang berisikan perlengkapan seragam.

"Bapak mau pake kopiah juga? Supaya serasi sama Babeh." Husein bertanya pada Rafi'i yang sudah berseragam rapi. Dia duduk di kursi roda, terus menyunggingkan senyuman. "Duh, tapi di mana yah Husein menyimpannya? Yang!" Dia akhirnya memanggil Rahma.

"Ada apa?" Rahma menyahuti enggan, sedang mencoba high heels-nya.

"Kopiah Babeh sama Bapak ditaruh di mana?"

"Di tas! Masa nggak ketemu?"

"Nggak ada!"

Husein bersikeras, dia membongkar tas. Semua barang serta aksesoris langsung berhamburan di lantai. Sania yang baru saja keluar dari kamar sembari menggendong Satria, memperhatikan Husein.

"Cari apa Sein?" tanya Sania.

"Kopiah Kak."

"Bukan di tas itu. Aku lihat di tas satunya, tas coklat! Itu yang ada di atas lemari." Sania menunjuk ke lemari.

"Kenapa nggak bilang dari tadi Kak." Husein protes. Kesal karena mencari di bawah tekanan Achmad yang terus bertanya; 'dimana kopiah gue!'

"Yee! Kok aku yang disalahin. Yang masukin kopiah di dalam tas coklat bini lo. Si Rahma," bela Sania.

Husein menahan rasa kesalnya kepada Rahma. Terutama saat ini Rahma lagi fitting baju. Waktu paling sensitif untuk diganggu, kalau sudah bete Rahma bisa marah dan mengambek berhari-hari. Husein melemparkan kopiah ke Achmad.

Jodoh Terbaik Nadia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang