[11] Behind The Scene

3.6K 506 36
                                    

“Separuh hati ingin kembali ke masa itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Separuh hati ingin kembali ke masa itu. Ke masa di mana semua menjadi begitu sederhana tanpa kepalsuan.”

***

SEPASANG mata memperhatikan beberapa anak SMA yang becanda bersama, mereka menikmati cuaca cerah dan duduk di taman kota, menikmati salah satu ayunan dan membiarkan kedua kaki terangkat mengikuti angin. Tanpa sadar, orang yang memperhatikan mengulas senyuman ketika mendengar tawa mereka. Tanpa sadar, dia teringat kembali pada masa lalu, masa di mana semua menjadi begitu sederhana tanpa kepalsuan.

“RAJA!”

Sebuah suara memanggil dan membuat seseorang itu mengalihkan mata dari para remaja SMA. Di bawah matahari terik, dengan jas putih dokter yang menyilaukan mata, Anita mendekat sembari melambaikan tangan. Perempuan itu, walaupun terlihat lelah masih memberikan senyuman.

“Udah lama nunggunya?” tanya Anita ketika sampai dihadapan Raja. “Sorry, sorry! Tadi ada pasien emergency. Tapi lagian, kenapa harus ketemu di taman kota segala sih? Kan kamu bisa nemuin aku di rumah sakit.”

Raja tersenyum, membuka penutup botol minuman mineral dan memberikannya kepada Anita. “Bosan.”

“Bosan? Beraninya kamu mengatakan itu sama perempuan yang hampir bekerja 15 jam di rumah sakit!” Anita kesal lalu dia menunjuk Raja. “Dan lagipula, apa itu juga pantas diucapkan sama orang yang tiap minggu menginjakkan kakinya di rumah sakit? Kamu adalah bagian dari rumah sakit Halim sekarang. Karena kamu adalah...”

Kedua alis Raja terangkat, menunjukkan ekspresi bingung.

“Karena kamu adalah calon suami aku!” sambung Anita lalu meledak dalam tawa keras. Sungguh, tawanya bergema di taman yang sekarang mereka kunjungi. Anita memukul lengan Raja. “Aku adalah calon Isteri Raja Pangestu. Lelaki tampan yang dikagumi sama banyak perempuan.” Dia menambahkan, namun Anita berhenti tertawa ketika melihat ekspresi datar Raja.

Sorry, aku lagi butuh banyak penghiburan! Stres,” kata Anita penuh sesal. “Ah, dalam perjalanan kesini aku membelikan kamu sesuatu.” Perempuan itu meletakkan kantong kresek ke atas meja kecil yang membatasi mereka. “TADA! Kue klepon kesukaan kamu.” Anita bersuara dengan ceria ketika membuka bungkus dan memperlihatkannya kepada Raja.

“Raja?”

Anita memanggil lagi karena Raja terdiam lama. Sedangkan matanya menatap tanpa berkedip pada kue klepon yang masih hangat, tampak baru diangkat dari panci pengukusan. Raja mengulas senyum kecil.

“Itu bukan kue kesukaanku.”

“Hah? Bukannya disetiap kali waktu kamu down, kamu makan klepon? Karena kamu suka memakannya, aku pikir itu kue kesukaan kamu!” Anita terlihat bingung namun masih menyodorkan klepon ke depan Raja.

“Itu kesukaan seseorang, aku cuma mengikuti apa yang dia suka.” Raja berkata dengan suara lemah. “Selalu seperti itu, apa yang dia suka selalu menjadi salah satu kebiasaanku.”

Jodoh Terbaik Nadia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang