“Yakin dia tidak punya rasa? Bisa jadi dia menyembunyikannya karena malu yang dia punya.”
***
“YA ALLAH ya Robbi!” seru Rahma ketika dia masuk ke dalam kamar Nadia. “Pengin berubah jadi vampir lo? Kenapa semua jendela ditutup? Nggak ada udara sama sekali.”
Rahma melangkah menuju jendela dan menarik semua gorden. Sinar matahari langsung masuk dan menerangi kamar sehingga Rahma bisa melihat jelas Nadia yang sekarang berbaring menyamping di tempat tidur sembari memeluk guling.
“Berisik!” Nadia menutupi kepala dengan bantal. Enggan menatap Rahma.
“Gue kesini karena khawatir sama lo. Enyak bilang lo mengurung diri dalam kamar mulai dari pagi!”
Rahma duduk di samping tempat tidur Nadia. Memberikan tatapan prihatin seakan Nadia sedang mengidap penyakit serius.
“Ada apa? Nggak biasanya lo kayak gini. Izin nggak masuk kerja dan ngurung diri dalam kamar. Kalau ada masalah, curhat sama gue jangan dipendam.”
“Gue baik-baik aja! Gue pengin lagi sendiri.”
Nadia masih menutupi kepala dengan bantal, suaranya terendam tidak jelas. Rahma menghela napas. Dia menaikkan kedua kaki lalu rebahan di samping Nadia sedangkan matanya menatap kosong pada langit kamar Nadia yang berwarna putih bersih.
“Lo benaran nggak mau cerita? Nggak butuh pelukan hangat dari gue?” Rahma menawarkan.
“Nggak butuh! Lo balik kerja sana.” Nadia mengusir.
“Ini masih jam istirahat siang, sebentar lagi gue juga balik. Gue juga kesini karena terpaksa! Karena Enyak minta tolong sama gue buat jengukin elo.”
Rahma membalikkan badan sehingga matanya sekarang menatap punggung Nadia. Rahma menjawil pinggang Nadia.
“Hei! Enyak cerita sama gue, kalau elo kemarin pulang naik ojol. Kehujanan, basah kuyup, langsung masuk kamar lalu mengurung diri.”
Nadia tidak menganggapi namun Rahma juga tidak menyerah menggali informasi.
“Dan yang terakhir yang gue tau. Lo pergi menemani Dodit kerja! Dan karena lo nyuruh gue bawa pulang mobil seharusnya elo pulang bareng sama Dodit. Tapi anehnya, kenapa Dodit nggak mengantar lo pulang? Kenapa lo malah naik ojol?” Rahma berlagak layaknya seorang detektif yang sedang menggali suatu kasus. “Dan kenapa hari ini Dodit juga nggak masuk kerja? jangan-jangan kalian berantem.” Dia menyimpulkan. “Pasti gitu kan? Ya kan? Kalau nggak berantem sama Dodit nggak mungkin lo mengurung diri dalam kamar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik Nadia [End]
Spiritual"Kamu membuatku hanya memiliki satu pilihan. Melepaskan kamu, itu yang bisa aku lakukan." - Nadia Humaira Nadia Humaira adalah perempuan yang terobsesi dengan penyempurnaan diri. Dia tidak mempercayai cinta walaupun umurnya sudah siap untuk menikah...