[63] Merindukan Samudera

4.5K 431 11
                                    

"Bagaimana aku masih mencintai padahal dia hampir saja merenggut nyawaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana aku masih mencintai padahal dia hampir saja merenggut nyawaku. Keindahanmu membuatku candu."

***

Mata Dodit tidak beralih dari layar ponsel yang sekarang memutar video secara full screen. Kedua telinga tersumpal earphone, sangat konsentrasi menonton, walaupun dia sedang berdiri dan hanya bersandar pada cangkul yang baru saja dia gunakan untuk menggali lubang, tempat untuk menyembelih kambing.

Sembari menunggu, Nata; suami Sania selesai berdebat dengan Achmad tentang siapa yang menyembelih kambing-mengingat keduanya takut menyembelih-Dodit memilih memutar video youtube.

"Lo kan anggota TNI, masa kagak berani potong kambing!" sembur Achmad menyodorkan golok kepada Nata.

"Ya Allah Beh! Biar TNI, saya juga punya hati, saya nggak berani kalau soal beginian." Nata mendorong kembali golok kepada Achmad. "Gimana kalau saya sembelih, kambingnya masih hidup? Gimana kalau dia kesakitan? Dosa nantinya saya. Enggak-enggak! Babeh aja!"

"Potong ayam aja gue kagak berani, apalagi kambing. Enyak lo mana sih? Biasanya kan dia yang ngurus ini?" tanya Achmad.

Dia memandang berkeliling namun Achmad tidak menemukan isterinya. Maimunah dan Sania lagi pergi berbelanja bahan memasak gulai kambing. Ada sebuah tradisi di Keluarga Achmad yaitu mereka selalu melakukan syukuran tiap tahun, memotong kambing lalu dibagikan kepada warga. Biasanya dilakukan sebelum menjelang bulan suci Ramadhan.

Karena Achmad tidak menemukan Maimunah dia memberikan golok itu lagi kepada Nata. "Udah deh! Elo aja. Paling enggak lo tentara, udah mahir megang senjata."

Kambing yang hendak dipotong mengembik, dia mengunyah rumput yang diberikan dua anak kecil yang tidak terusik oleh perdebatan Nata dan Achmad. Satria tertawa geli melihat ekor kambing yang tidak henti berayun sedangkan Dirga mengelus kepala kambing, tampak penasaran pada dua tanduk yang mencuat di kepala.

Di tengah keributan yang terjadi di belakang rumah Achmad, Dodit Dirgantara tidak ingin terlibat, matanya masih konsen dan fokus pada video yang sudah dia tonton puluhan kali.

"Nah! Lagi nonton apa lo?" Husein tiba-tiba datang, menepuk punggung Dodit. "Ketahuan, kan!" Dia memergoki. Dodit segera melepas earphone dan mematikan ponsel.

"Mas Husein."

Husein menunjuk Dodit. "Jangan sampai Nadia tahu. Kalau dia sampai tahu kalau lo masih menaruh minat sama si cantik biru itu, bakalan marah dia." Husein memberi peringatan.

"Ya jangan dikasih tahu dong, jangan sampai dia tahu." Dodit segera menghapus histori pencarian di list youtube. Nadia selalu memeriksa ponselnya. "Mas Husein jangan coba-coba." Dia merengut.

Jodoh Terbaik Nadia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang