"Gladis," panggil Asih yang baru saja membuka pintu rumah.
"Dapur!" jawab Gladis dengan lantang.
"Non, mbok siapin air hangat ya?" tawar Mbok Tami saat Gladis sedang meminum susu hangat yang disiapkan Mbok Tami.
Gladis mengangguk saat masih menengguk susu hangatnya.
"Dis, seragamnya cepet ganti ya, mau dicuci, biar cepet aku keringin." ujar Asih.
"Kayanya Bang Leon siapin dua yang kaya gini, lo tenang aja, kalem, sini lo minum aja sama gue." Gladis menarik Asih untuk duduk bersamanya di kursi bar.
"Mau minum gimana, itu lantainya becek banget kena seragam kamu, bentar, aku ambil pel dulu." kata Asih hendak pergi.
"Gini doang, udah duduk aja sini." Gladis menggeret kursi bar untuk Asih.
"Tuh, tuh, ibu lo tadi bikin susu anget." tunjuk Gladis ke sebuah mug kaca.
Asih hanya bisa menurut ucapan Gladis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Usai mandi, Gladis menggeret permadani beludru berwarna putih ke dapur.
Mbok Tami sedang mencuci alat masak, dan Asih sedang mengepel lantai yang basah berkat ulah Gladis.
"Eeeh-"
Terlambat.
Gladis sudah selesai menggelar permadani itu di lantai dapur.
"Non Gladis kenapa di sini?" tanya Mbok Tami gopoh.
"Gladis, kamu ngapain gelar karpet di sini?" Asih meletakkan alat pel nya dan hendak menggulung permadani itu lagi.
"Eiits, eitss, eitss." Gladis menggoyang jari telunjuknya yang mengacung ke kanan ke kiri, sambil menggeleng.
"Ternyata sekolah gak enak." ucap Gladis segera duduk di atas permadaninya.
Asih dan Mbok Tami sudah pasrah, mereka kembali ke pekerjaan masing-masing.
"Tadi pagi aja kamu semangat banget mau sekolah." ujar Asih sambil mengepel.
"Yakan tadi pagi, sebelum gue tau rasanya dipenjara di kelas." ucap Gladis memperhatikan Asih yang sedang sibuk dengan kain pel.
"Oh iya," Gladis beranjak ke ruang tamu.
"Sih, lo mindahin keresek yang tadi gue buat tempat HP gak?" tanya Gladis kembali ke dapur.
"Camilannya udah aku simpen di lemari yang itu, kenapa beli lagi Dis? Kan di lemari 'rahasia' kamu masih banyak." kata Asih selesai dengan kegiatannya.
Ia kemudian beranjak mencuci tangan dan mengambilkan beberapa bungkus snack untuk Gladis.
"Gue butuh keresek buat HP gue, jadi gue mampir ke warung." jawab Gladis santai.
"Sini." ujar Gladis saat Asih hendak beranjak.
"Sini ... gue mau curhat."
Kesan pertama Asih pada Gladis memang kurang menyenangkan, kata-kata Gladis yang terkesan menyakitkan, membuatnya kurang respect, awalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...