"Si kampret, Karel ngapain ngikutin gue sih?" omel Gladis menoleh ke belakang.
"Bi, Bi!!" Gladis menepuk pundak sang pengemudi motor.
"Huh?" Bian mengurangi kecepatannya.
"Lo tau jalan pintas gak? Ada yang ngikutin gue tuh-"
"Okehh." Bian menarik gasnya membuat Gladis segera mencengkram bahunya.
"Minumnya lo bayar sendiri!!" pekik Gladis mengeratkan pegangannya.
Untung gue udah pake celana, kalo pake seragam sekolah pasti bingung gue.
Gladis menatap celana jeansnya dengan penuh syukur.
Tiga menit Gladis menahan tekanan angin yang menampar wajahnya, akhirnya mereka tiba di basement parking sebuah tempat perbelanjaan.
"Lo masih ngeliat dia gak?" tanya Bian.
Gladis menggeleng.
Bian mengangguk lega, "Mau nungguin Rose dimana?" tanya Bian berkaca di spion motornya untuk membenahi rambutnya.
"Di sini aja." Gladis bersandar di motor Bian.
"Di sana aja yuk, biar lo bisa duduk." Bian menunjuk pintu masuk mall.
"Siap komandan May." Gladis segera berdiri tegak.
"Gue balik sekarang aja nih." kata Bian.
"Hahhaahahaaaa," Gladis terkekeh.
"Canda, ngambekan gak dapet traktiran dari Gladis cantik loh." lanjut Gladis.
⭐⭐⭐
"Sorry banget Kak Le, gue kehilangan jejak mereka." Karel kembali menelfon Leon setelah ia berusaha mencari kemana perginya Gladis dan Bian."Emang tadi Gladis pergi sama siapa?" tanya Leon.
"Gue gak tau pasti sih kak, tapi tadi Gladis habis angkat telfon dari Bian." jawab Karel.
"Bian? Tian kali maksud lo." kata Leon di seberang sana.
Karel terdiam sejenak mengingat riwayat panggilan di ponsel Gladis.
"Bian kak, gue gak mungkin salah baca, gue inget banget, tadi Venus juga sempet liat kok." jelaskan Karel.
"Oh Bian?? Yaudah thanks, Rel, lo langsung balik aja, ntar ketemu gue di rumah." pesan Leon.
"OK, kak." menuruti ucapan Leon, Karel segera memutar arah motornya menuju rumah Leon, yang menjadi tempat tinggal sementaranya.
"Bian?"
"Tian?"
Dua nama itu terus berputar-putar di kepala Karel sepanjang jalan menuju rumah Leon.
"Damn, kenapa sekarang gue jadi ngerasa kebebani sama tuh cewek?" geram Karel menarik gas motornya, memecah jalanan sore.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Gladis!!!" teriakan itu bahkan lebih mirip pekikan melengking, membuat Gladis dan Bian yang sibuk bersua foto segera menoleh.
"Rose!!" Gladis juga balas memekik menirukan suara Rose.
"Kuping gue, Gladis!" Bian menutup kedua telinganya saat kedua temannya itu berpeluk ria sambil memekik kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...