[SSDP]. Wisata

275 18 0
                                    

          "Jangan cari masalah, dan nurut kata Karel." ucap Leon pada Gladis yang masih setengah mengantuk di kursi sebelahnya.

"Iye, dikata Karel emak gue dah." sahut Gladis kemudian hendak keluar menyusul Karel yang membuka pintu mobil belakang.

Leon menahan tangan Gladis, "Hati-hati." ucapnya setelah mencium pipi adiknya.

Gladis tersenyum singkat, "Abang juga." Gladis juga mencium pipi kakaknya. "Dadahh." setelah ia juga memeluk singkat kakaknya, Gladis kemudian keluar dengan melambai.

"Hati-hati ya Rel, telfon gue kalo ada apa-apa." pesan Leon.

"Siap kak, kita masuk dulu ya, udah pada baris tuh." ucap Karel kemudian mendorong pelan pundak Gladis yang notabene masih mengantuk.

"Kenapa mesti sepagi ini sih?" cicit Gladis berjalan kereta-keretaan dengan Karel.

"Dah, sini aja." Karel menghentikan langkah Gladis, dan mereka berdiri di barisan paling belakang.

"Dis, gue kira lo bakal telat." ucap Dito yang berbaris di sebelahnya.

"Ehm? Gak." Gladis melambai-lambaikan tangannya dengan lemas, dan muka bantal menghiasi wajahnya.


⭐⭐⭐

        "Setelah berkumpul dengan kelas masing-masing, saya bacakan untuk urutan duduknya,"

"Ayo kelas 12-6 dan 12-9 segera berkumpul." ucap Bu Elis lewat megaphone di tangannya.

"Ketua kelas sudah dipastikan semua anggota kalian?" tanya Bu Elis sekali lagi.

"Sudah bu." jawab dua orang bersamaan.

"Baiklah, ibu bacakan urutan duduknya dari deret kanan paling depan, ... "

"Permisi Bu Elis." Bu Sindia memotong kegiatan Bu Elis mengumumkan posisi duduk.

"Iya, Bu Sindia?" Bu Elis menjauhkan megaphone nya.

"...."

"Maaf bu, bagaimana kalau kita bahas besok saja? Karena kepala sekolah akan segera memberangkatkan bus wisatanya." terdengar bisikan kecil dari megaphone di tangan Bu Elis.

"...."

"Baik bu terimakasih, maaf sekali lagi." turur Bu Elis.

Bu Sindia menatap tajam ke arah para murid 12-6 dan 12-9.

"Apesih tu guru BK sok killer, pagi-pagi bikin suasana libur jadi suram." cicit Venus yang ternyata berbaris tak jauh dari Gladis.

"Baik, saya lanjutkan, Dito Magenta dan Rio Panesta Riga ... "

"Yess kita sekursi." sorak Rio dan Dito ber-highfive ria.

"Kapan berangkat sih?" ucap Gladis yang lesu dan menempelkan dahinya di punggung Karel yang berbaris di depannya.

Sebuah senyum tipis terangkat di wajah ber-rahang tegas itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

         "OK, semuanya sudah duduk sesuai daftar?" lantang Bu Elis.

"Udah Bu." jawab rombongan.

"Dis, boleh tuker gak? Gue harus deket kaca soal nya gue mabok bus." ucap Cika, ketua kelas.

Gladis mengangguk singkat dan segera berganti posisi dengan Cika.

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang