[SSDP]. Bohong(?)

281 16 0
                                    

Gerimis.

Dingin.

Meringkuk.

Gladis masih meringkuk di dalam tenda dengan balutan selimut tebalnya.

"Dis, bangun, udah siang." Asih berusaha membangunkan Gladis.

Brillova masih dengan muka bantalnya, dan nyawa yang masih setengah melayang juga ikut terbangun.

"Biar gue aja, Mbak Asih." Karel, Venus dan Bintang yang sudah bangun sejak tadi, sudah berada di dalam tenda tim cewek.

"Gladis bangun, Bang Leon bakal marah-marah mulu kalo lo nya gini." Karel menyingkap selimut Gladis dan menarik Gladis untuk duduk.

"Dingin." Gladis kembali merebahkan badannya, dan menarik selimutnya dalam pejam.

"Ya bangun makanya, Mbok Tami udah bikinin susu hangat sama sarapan." Karel belum menyerah membangunkan Gladis.

"Ngantuk." gerutu Gladis merebahkan badannya lagi, hingga ia menemukan sebuah posisi yang tidak seharusnya.

Kepalanya jatuh dalam sebuah pangkuan.

Asih menepuk-nepuk pelan pipi Gladis.

"Bangun Dis, Bintang kabur tadi pagi." ucap Asih, sang pemilik pangkuan yang menjadi bantal kepala Gladis.

"HAAAH?? Buruan cari Sih, bisa dipenggal idup-idup gue ngilangin anak orang, ayo Sih." Gladis berdiri dengan susah payah karena selimut tebalnya melilit kakinya.

Gubrak gubrak brakkk

"Apa sih Dis." Asih, Venus, Karel, dan Brillova bersamaan tertawa, saat melihat Gladis tersungkur di sisi samping tenda.

"Siapa yang mindah lubang keluarnya?" kata Gladis masih meringkuk.

"Kak Gladis gapapa?" Bintang berjongkok memastikan keadaan Gladis.

"Bintang!!" pekik Gladis langsung memeluk Bintang.

"Jangan kabur-kabur ya, kasian orang tua kamu, kalo kamu bosen, Bintang boleh main sama Kak Gladis, jangan kabur-kaburan ya, Bin." ucap Gladis memeluk Bintang.

"Masih belum sadar kayanya nih anak." Venus geleng-geleng.

Karel juga ikut menggeleng-gelengkan kepala dan beranjak berdiri.

Kalo udah tau gitu, kenapa lo kabur dari rumah lo, Gladis.

⭐⭐⭐

       "Gue mau ketemu manager gue, nanti sore gue balik lagi jemput lo ke tempat pagelaran gue." ucap Karel yang sedang memasang tali sepatunya.

Gladis yang sibuk drakoran di sofa hanya berdeham ria.

"Jangan kemana-mana, karena nanti malem Bang Leon udah bakal balik, dan kalo lo gak ada sama gue-"

"Gue bakal dipulangin ke mak-bapak gue. Iye iye, ngerti gue, udah sana pergi, ganggu aja lo." ucap Gladis menutup kedua telinganya dengan headset.

"Gue gak lama, cepet siap-siap." ucap Karel.

Gladis tidak menanggapinya, ia tengah sibuk membekap mulutnya yang siap memekik kegirangan dengan adegan oppa oppa tamvan di drakor yang ia tonton.

Karel menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gue pergi dulu." pamitnya kemudian berlalu.

Gladis menoleh ke arah pintu dan memastikan Karel sudah menyalakan motornya, kemudian pergi.

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang