"Hah???!! Iya iya, Rose ke sana sekarang." Rose segera berlari membuka lemari bajunya.
"Rose, kenapa?" tanya Gladis dan Bianca bersamaan.
"Kakek gue kritis, gue mau ke rumah sakit sekarang." kata Rose.
"Yaudah ayo gue anterin." ucap Bian.
"Gladis gimana baliknya?" tanya Rose.
"Udah gak usah mikirin gue, buruan." kata Gladis.
"Bentar lagi gue jemput lo-"
"Gak usah Bi, temenin Rose aja, gue langsung balik, Bang Leon balik malem ini soalnya, gue bisa naik bus kok." jawab Gladis.
"Tapi ini udah terlalu malem, Dis." ucap Rose.
"Rose ... udah pergi aja, kakek lo lebih penting sekarang, lo tau kan gue Gladis?" ucap Gladis dengan kekehan di ujung kalimatnya.
"Makasih banyak ya Dis, lo hati-hati di jalan." ucap Rose.
Gladis mengangguk dengan senyuman ikhlasnya.
"Gue duluan ya." pamit Gladis.
"Hati-hati Dis, telfon gue kalo ada apa-apa." pesan Bian.
"Iyah, dah." Gladis kembali keluar dari penthouse Rose.
Setidaknya, meskipun kini Gladis berjalan sendiri, tapi ia sadar masih memiliki Rose dan Bian yang selalu akan mengkhawatirkannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Angin malam menerpa lembut wajah Gladis.
Langkahnya di torotoar jalan bergilir tenang.
Ia merasakan kegelisahannya yang luar biasa saat ini.
Bianca bener, gue emang terlalu obsessed sama perhatian keluarga. Tapi bukan salah gue kan iri sama anak-anak lain yang keluarganya harmonis.
Gladis kembali menghela nafasnya.
"Gue juga mau kaya mereka, tapi gue gak punya, dan gue bakal tetep nyari itu sampe gue dapetin perhatian mereka." tekat Gladis.
Vrroooom
Vroom
Srooootttt
Ckiiit
Vrrorooroooom
Gladis tertarik saat melintas di torotoar jalanan yang sekarang di kerumuni para remaja.
Arena balap liar.
Ia melihat sekitar.
Jalur ini memang terlihat bukan jalan yang dilintasi kendaraan umum.
Gladis turut bergabung.
"Siapa tau ada polisi dan gue kesidak, ada gak ya yang bakal nyariin gue?" cicitnya sambil turun ke jalanan.
Penampilan tidak cukup mencolok di sana, pakaian standard dengan celana jeans dan kaos.
Gladis berdiri di belakang barisan penonton yang saling bersorak menyemangati jagoan mereka.
"Gladis!"
Gladis celingukan.
Masa iya ada polisi yang tau nama gue? Hahah, bego dah lu Dis.
Gladis menyeringai atas lelucon yang ada di pikirannya sendiri.
"Gladis!!" kali ini benar-benar ada yang menarik lengan Gladis, dan memutar balik badan Gladis.
⭐⭐⭐
Z dah, super duper puendek part ini🤣🤭
Biar pas aja pemenggalannya💛🤣
Next di part 40 yak.
Stay tune.11:11 AM
09/02/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...