"Woe kalo jalan liat pake eyes dong." ucap Venus menoleh pada orang yang baru saja bertabrakan dengannya.
"Kalo mundur matanya pindah ke belakang dong?" jawab korban yang terpelakukan.
"Anj-"
"Kalo di cerita-cerita novel, berantem mulu endingnya jodoh, apa perlu gue aminin buat kalian berdua?" kata Gladis melipat kedua tangannya menonton dua cowok yang tengah beradu cek-cok itu.
"Temenin gue latian, jam terakhir kita kosong kelas." Karel menarik tangan Gladis menuju lapangan.
"Enak aja, Gladis dari tadi bareng gue." Venus mengejar kemudian juga menggandeng tangan Gladis.
"Bodo amat, gue bukan nenek-nenek yang mau nyebrang jalan, jadi lepasin." Gladis menghentakkan kedua tangannya dari Karel dan Venus.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Gladis berakhir duduk sendirian di tribun, ketika Venus tersulut emosi dan turut bermain basket bersama tim Karel.
Gladis menopang dagunya dengan tangan kanannya, sedang satu tangannya yang lain ia gunakan untuk men-scrool laman sosial medianya.
"Gladis ... Dis, Dis ... Gladis!!" teriak Venus dari lapangan.
Gladis menurunkan poselnya dan menoleh dengan enggan ke lapangan.
"Lo liat kan? Gue three point tadi." laporan Venus berlari ke pinggir lapangan.
Gladis mengernyit, "Ya terus?"
"Gue bisa ngalahin kapten tim basket Wattpadian-"
"Waktunya udah abis, three point lo gak masuk ke score." timpal satu cowok lagi yang baru datang.
"OK, tanding ulang? Deal?" ucap Venus.
Drrrt drttt
"Halo, yang?"
Venus dan Karel yang sibuk bertengkar menoleh secara bersamaan.
"Hhahaaa, iya bentar lagi udah balik kok." Gladis masih terkekeh.
"OK, OK, nanti telfon lagi."
"OK, bye."
"Siapa?!!" Karel dan Venus tiba-tiba sudah berdiri di samping Gladis dan dengan bersamaan memberikan tatapan mengancam.
"A-apanya?" kata Gladis tercekat.
"Itu yang nelfon tadi siapa?" ucap Venus dengan wajah datar dan suaranya agak meninggi.
"Anjir lah, emang lo bapak gue? Seenak jidat lo marah-marahin gue." tukas Gladis berdiri masih di tribun hingga tingginya setara dengan Venus dan Karel.
"Eehehee, siapa yang tadi nelfon, Dis?" cengir Venus.
"Kepo lo, ehhh,"
Tiba-tiba Karel sudah merebut ponsel Gladis yang masih menyala.
Gladis hendak mengambilnya kembali, namun Venus manahan kedua tangan Gladis.
"Rel, balikin HP gue, gak?!!!" seru Gladis.
Bian?
Karel mengembalikan ponsel Gladis setelah ia mengecek riwayat panggilan.
"Siapa??" Venus yang juga kepo, segera melihat layar ponsel Gladis sambil masih menggenggam kedua tangan Gladis dengan tangan kanannya.
"Bian? Gak mungkin pacar lo kan, Dis?" Venus menoleh pada Gladis.
"Veeen ... us,"
"Euh itu, mama lo telfon gue buat nyamperin Bintang dulu balik sekolah."
Demi melihat kehadiran Brillova, Dito dan Rio, Karel segera menarik Gladis ke sisinya.
"Oh OK, thank you Bri, gue habis main basket tadi, gak cek HP." cengir Venus yang tidak menangkap kecanggungan Brillova.
"Eh, Rel, lo mau kemana?" teriak Venus saat melihat Karel masih menggandeng Gladis keluar dari lapangan indoor.
Gladis yang juga merasakan keanehan situasi sejak kedatangan Brillova, hanya menurut saat Karel membawanya keluar dari lapangan.
⭐⭐⭐
"Aaaa sayang banget gue emang sama lo, Bi, dengkiu udah bawain gue baju ganti." ucap Gladis saat keluar dari toilet sekolahnya.
"Udah buruan, gue udah risih diliatin sama temen-temen lo." kata Bian menarik lengan Gladis.
"Iye ... gue traktir deh, lo mau apaan?" ucap Gladis berikan tawaran.
"Nnah gitu dong, paling peka emang dah." Bian merangkul Gladis keluar dari lobby.
"Ih itu cowok yang tadi pagi ya, Ven?" kata Brillova saat mereka sedang mengintai di samping tangga.
"Cakep juga sih." Dito manggut-manggut, segera mendapat toyoran dari Rio.
"Kita ikutin kemana mereka pergi!" Venus bersemangat keluar dari persembunyian mereka.
"Ven, kan lo diminta mama buat jemput adik lo di tempat les." ingatkan Brillova.
"Halo Kak Le? Gue lagi ngikutin Gladis, nanti gue share loc ke lo." satu pengintai lain yang sejak tadi hanya diam, tiba-tiba melangkah paling depan untuk mengejar Gladis dan Bian.
"Rel, share loc ke gue juga!" teriak Venus.
"Bri, lo balik nebeng Rio ya, gue langsung jemput Bintang, bye guys."
"Gu ... e, udah dijemput bunda." cicit Brillova sekalipun Venus sudah berlalu.
Rio menepuk sekali pundak Brillova, "Kita temenin sampe depan." ucap Rio mengiringi jalan Brillova bersama Dito.
⭐⭐⭐
Up lagi🤟
4:25 PM
01/02/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...