"Orang tua gue sama sekali ngelarang gue buat main piano,"
"Buang-buang waktu katanya. Tapi gue gak peduli karena mereka juga gak peduli sama gue." jelaskan Karel yang sedang mengemudikan mobil Leon.
"Jadi, ceritanya lo kabur dari rumah, dan jadi artis?" tanya Gladis
"Gue gak ada bilang 'artis' tuh." ucap Karel.
"Lo belajar piano dari kapan?" tanya Gladis.
"Gak inget, gue amnesia." jawab Karel masih fokus dengan jalanan.
"Brrrp brrppphhahahaaa...." Gladis tertawa puas di kursi penumpang sebelah.
Gladis berhenti tertawa saat ia mendapati Karel menatapnya dengan wajah datar.
"H H H, gak lucu ternyata." kata Gladis kemudian nyengir.
"Tahun lalu gue kecelakaan motor, dan Kak Leon yang nolongin gue, dia langsung bawa gue buat operasi." jelaskan Karel dengan wajah serius.
"Tapi lo inget keluarga lo." kata Gladis memberikan tatapan menyelidik.
"Kejadiannya udah lebih setahun, lo kira gue gak punya usaha sembuh?" sahut Karel tak terima.
"Iyedah tu." jawab Gladis mengambil ponselnya dan membiarkan Karel fokus dengan mengemudinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kak Gladis!" teriak Bintang dari rumah di seberang jalan.
Bughhh
Gladis menutup pintu mobil dan balas melambai pada bocah yang masih mengenakan seragam sekolah itu.
"Nih sekalian bawain tas gue." Gladis meraih tangan Karel dan meletakkan tas kecilnya di atas telapak cowok itu.
"Huh??" Karel melongo melihat Gladis yang sekarang berlari ke gerbang memecah rumput taman rumahnya.
"Heh bangor, jalannya di sono!" Karel menunjuk jalan menuju gerbang.
"Bye." Gladis melambai pada Karel saat ia sudah bergandeng tangan dengan Bintang.
"Kok Bintang belum ganti baju?" tanya Gladis.
"Nanti aja, mama belum pulang." jawab Bintang berjalan bersama Gladis.
"Emang tadi Bintang balik sama siapa?" tanya Gladis.
"Sama Kak Venus, tapi tadi langsung pergi lagi sama Kak Lova." tutur Bintang.
"Tadi Bintang di rumah Kak Lova?" tanya Gladis membuat Bintang mengangguk.
"Aku kalo habis sekolah selalu di rumah bunda." ucap Bintang kemudian.
"Bundanya Kak Lova, ya?" tanya Gladis saat mereka tiba di lapangan komplek, sekali lagi Bintang mengangguk.
"Panas Bin, kita duduk di sini aja ya." usul Gladis menarik Bintang untuk duduk di kursi besi pinggir lapangan basket komplek.
"Hmm, sama bocah aja lo sok imut,"
Gladis menoleh.
Pllak plak plaak
Pantulan bola basket terdengar setelahnya.
"Lo gak cape apa, habis pemotretan masih aja ngebuntutin gue, gue gak bakal kabur." tutur Gladis.
⭐⭐⭐
Gladis tersenyum kecil saat melihat Karel bersemangat mengajari Bintang bermain basket.
"Belum tau aja yang dia ajarin adik siapa." kekeh Gladis.
Gladis melihat penjual es krim keliling, dan ia segera berlari menghampiri.
Pandangannya tak lepas dari Bintang yang tertawa riang saat bermain.
Bintang pasti kesepian kaya gue, kasian banget sih tuh bocah.
"Ini mbak kembaliannya." Gladis menerimanya dan segera berlalu usai mengucapkan terimakasih.
Karel dan Bintang melihat Gladis baru saja duduk kembali sambil mengangkat keresek berisi es krim.
"Haus gak?" tanya Gladis membuat Bintang menjilat bibirnya yang kering kemudian berlari dengan sorakan bahagianya.
"Tapi nanti dikasih permen lagi kan, Kak? Kata mama kalo habis makan es krim harus makan permen yang kaya Kak Gladis kasih." kata Bintang dengan mata berbinarnya.
"Iya, nanti Kak Gladis kasih, nih." Gladis membukakan es krim untuk Bintang.
"Makasih kak." Bintang segera duduk di lantai lapangan.
"Nih." Gladis juga menyodorkan satu es krim fanila untuk Karel.
"Kok lo tau gue gak suka es krim rasa lain selain fanila?" ucap Karel menerima es krim itu.
"Pede gila, orang emang sisa rasa ini doang." Gladis juga membuka es krimnya.
Karel mencebik, "Lo suka anak kecil?" tanya Karel duduk bersila di hadapan Bintang.
"Gue bukan tante pedo, anjir." sahut Gladis santai sambil memakan es krimnya.
Karel melebarkan senyum terpaksanya, "Berarti lo sukanya sama gue?" tutur Karel juga tanpa sungkan.
"Suka ... suka kalo lo pergi dari rumah gue-"
"Kak Karel tinggal sama Kak Gladis?" potong Bintang dengan puppy eyes nya.
"Bukan gue yang mancing dia ngomong gitu ya." ucap Karel mengangkat kedua telapak tangannya ke samping telinga.
⭐⭐⭐
Ahahaa, padahal sekarang aku lagi KRS-an buat semester 2, tapi berhubung aplikasinya masih down server, jadi aku ngetik dulu yekan.
Dibawa santuy aja🤭10:23 AM
03/02/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...