"Stop!!!" Venus menahan Rio yang hendak mampir ke salah satu warung di kantin.
"Pesenin buat gue, habis itu tungguin gue depan Mak Ncit." ucap Venus menyerahkan selembar lima puluh ribuan.
"Ouh, gue tau, kalo ini mah gue juga mau." ucap Rio.
"Sekalian bayarin punya lo juga." Venus menempelkan uangnya ke dada Rio sambil mendorongnya kecil.
"Beneran ya? Yaudah gue ikhlas buat lo sama Dito aja." ucap Rio kemudian pergi meninggalkan Venus yang menghampiri satu-satunya murid di seluasnya kantin SMA Wattpadian.
"Temen sekelasnya Dito, 'kan?" sapa Venus duduk di hadapan Gladis.
Gladis mengangguk singkat.
"Temennya Dito, Venus." ucapnya menyodorkan tangan.
Gladis hanya mengangguk.
Venus mengangkat kedua alisnya sebagai ungkapan kebingungannya.
"Kalo nama lo, siapa?" tanya Venus masih mempertahankan tangannya di depan wajah Gladis.
"Gladis." jawab Gladis tanpa membalas jabat tangan dengan Venus.
"OK, Gladis, kalo kenalan itu kita harus jabat tangan, kaya gini." Venus mengambil tangan kanan Gladis dan membawanya untuk membalas jabat tangannya.
Belum sedetik Gladis sudah menghentakkannya hingga terlepas.
"Ngapain di sini?" tanya Venus.
Gladis menangkat bahunya kemudian lanjut menyantap baso sayurnya.
"Lo bolos? Bukannya sekarang hari pertama lo di Wattpadian ya?" ucap Venus yang mengenakan pakaian olahraga.
"Lo?" Gladis balik bertanya.
"Gue abis kelas olahraga, masih ada waktu dikit buat beli minum, lo kenapa bolos?" tanya Venus.
"Emang gak boleh?" tanya Gladis dengan tengilnya.
"Ya ... boleh-boleh aja sih, tapi kan lo cewek, baru hari pertama pula." ucap Venus.
"Kenapa pindah? Kebanyakan score bolos ya?" tebak Venus sekenanya.
Gladis tidak menanggapi.
"Gak mau masuk kelas lo?" tanya Venus sekali lagi meyakinkan.
"Udah bel, kan?" jawab Gladis.
"Huh??" Venus melihat jam nya.
Nih cewek cantik-cantik, tapi sayang oon.
"Itu kan bel ganti pelajaran." lanjut Venus.
"Emang iya??" jawab Gladis terkejut.
"Lo gak tau?" tanya Venus, dibalas gelengan oleh Gladis.
Venus mengangguk kikuk.
Fix sih ini, lola kayanya nih cewek, sayang-sayang cantiknya neng.
"Emang di sekolah lama lo bel nya gak gini?" tanya Venus ragu-ragu.
Gladis menggeleng patah-patah.
"Terus gimana?" tanya Venus.
"Gue homeschool dari SD." jawab Gladis membuat Venus membelalakkan mata.
"12 tahun???" terkejutnya.
"11." ralat Gladis.
⭐⭐⭐
"Ohhh, hufttt, sorry gue cuma kaget, ntar gue beliin minum baru buat lo." ucap Venus yang baru saja meminum minuman kaleng yang belum Gladis buka.
"Gak usah." Gladis melirik air mineralnya yang tersisa setengah.
"Jadi kenapa lo bisa sampe kantin di jam pelajaran?" tanya Venus.
"Gue ke toilet, gue denger bel, gue kira bel istirahat, dan gue ke sini." jawab Gladis.
"Ooouhfttt." Venus meminum lagi minuman kaleng milik Gladis.
"Lo pelajaran siapa sekarang?" tanya Venus.
Gladis mengedikkan bahunya tak perduli, "Biologi." lanjutnya.
"Mampus, Bu Hana, lo harus balik sekarang!" Venus menarik Gladis untuk segera beranjak.
"Gue mau di sini." tolak Gladis.
"Nggak, nggak, bukan waktu yang tepat Gladis, lo dalam masalah besar kalo bolos di jam nya Bu Hana." ucap Venus.
"Yaudah biarin aja, gue bete di kelas." sahut Gladis kembali duduk dan melanjutkan makannya.
"Waah parah ... itu mah mau-mauan lo juga buat bolos." tutur Venus menatap Gladis tidak mengerti.
"What?" sahut Gladis dengan tengil nya.
"Gak, gapapa, lanjut aja, gue temenin." Venus juga kembali duduk.
Gladis hanya mencebik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Pak Wira." bisik Venus melihat ke ujung lorong.
"Nunduk." Venus menunjuk ke bawah meja.
"Huh?" Gladis mengernyit tidak mengerti.
"Aduhhh lama." Venus segera ke kursi seberang dan menarik Gladis untuk bersembunyi di bawah meja.
"Ssssssttt." Venus membekap mulut Gladis yang hendak menginterupsi.
Venus mengintip kaki Pak Wira yang sudah menjauh, ia segera keluar dari bawah meja dan menghela nafas lega.
"Eh, udahan ngumpetnya Dis." ucap Venus.
"Yaudah geser, gue gak bisa keluar." balas Gladis.
Venus nyengir kemudian mundur.
"Lo gak bilang sih kalo gak bisa keluar." ujar Venus kemudian.
"Venus!" panggilan tertahan itu membuat Venus menoleh.
"Oh iya, Rio, bentar Yo." kata Venus agak lantang tapi cukup tertahan agar tidak terdengar guru.
"Dis lo mending bal-"
Venus menyapu sekelilingnya, ternyata gadis yang dicarinya sudah berjalan super santai di ujung koridor kantin.
"Shit, santuy banget hidupnya tuh Pluto." ucap Venus mengerjab melihat Gladis berjalan sepanjang koridor tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Venus! Buruan! Keburu Pak Wira balik." Rio datang membawa sekantung minuman.
"Iya iya." jawabnya kemudian keduanya berjalan mengindik-indik menuju lapangan.
⭐⭐⭐
Gelaaaaa update ke-5 hari ini🤣🤣
Selagi ada ide di sisa libur semester in, aku bakal rajin up pokoknya🤟Sorry kalo banyak typo
5:17 PM
23/01/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...