[SSDP]. Omelan singa jantan

396 26 0
                                    

           Gladis baru tiba di tempat nasi goreng yang ada di dalam komplek.

Begitu ia tiba di sana, sudah ada Brillova, Venus dan Bintang, serta motor Venus.

Terlihat Brillova dan Venus yang sedang nikmat makan, sedangkan Bintang duduk merengut tanpa piring di depannya.

"Mas, 2 ya, yang satu lagi jangan pedes, spesialnya double." pesan Gladis duduk di sebelah Brillova tanpa canggung.

Ia duduk berhadapan dengan Bintang.

"Yehee." sorak Bintang yang tiba-tiba tertawa lagi.

"Nanti setelah makan, Bintang makan permen ini ya." Gladis menyodorkan sebuah tablet kecil pada Bintang.

"Gak mau ini kan obat, pait." Bintang mendorongnya kembali pada Gladis.

"Heum ... Bintang gak percaya nih? Yaudah buat kakak kamu aja ya." Gladis mengangkat tablet itu dengan tangannya yang memegang kantung infus.

"Padahal ini permen ajaib, meskipun tadi Bintang udah makan ice cream pasti nanti Bintang gak akan flu." lanjut Gladis.

Bintang masih tidak perduli.

Gladis menyodorkan tablet vitamin itu pada Brillova yang duduk di sebelahnya.

"Itu punya Bintang!" Bintang merentangkan kedua tangannya ke depan.

"Mmm anak pinter, kalo gitu Kak Gladis kasih satu lagi buat Bintang." Gladis mengeluarkan satu lainnya.

"Yeyy." sorak Bintang.

"Ini yang spesial, gak pedes." mas-masnya menyodorkan nasi goreng untuk Bintang dan Gladis.

⭐⭐⭐

        "Yaudah anter Gladis aja, biar Bintang sama gue." ucap Brillova setelah mereka selesai makan.

"Gausah gapapa." tolak Gladis segera pergi setelah melambai pada Bintang.

Setengah jalan menuju rumah, Gladis berjalan dalam diam, ia merasa wajahnya terbakar sekarang, rasanya sangat panas.

Kepalanya juga pening.

Gue salah udah ngelanggar omongan Bang Leon, rasanya gue pengen tidur di sini sekarang.

"Lo gak pegel apa megangin itu infus dari siang?" tiba-tiba Venus sudah berdiri di sebelah Gladis.

Gadis itu menoleh, tapi kemudian hanya menggeleng.

"Gak masuk sekolah tapi main sampe taman kota setengah hari." cibir Venus.

"Kok lo bisa akrab banget sama adik gue yang super bandel itu?" tanya Venus membuat Gladis menoleh dengan cepat.

Venus terkekeh, seolah mengerti arti raut Gladis.

"Iya, Bintang adik gue, bukan adik Brillova, yang malem itu bantu lo nyalain listrik, bokap gue." jelaskan Venus.

"Oh." Gladis mengangguk-angguk.


Keduanya berjalan dalam diam hingga tiba di depan gerbang rumah Gladis.

"Llah, kan mobilnya si Dito?" ucap Venus melanjutkan jalannya mengikuti Gladis.

"Lo sakit parah Dis? Sampe bawa infus kemana-mana?" tanya Venus selagi berjalan menuju beranda.

"Iya, kemaren gue mati." sahut Gladis sekenanya.

"Anjir lo hahhaahaa." Venus terkekeh.

"Hahhaahaaa...." tawa Gladis terbungkam ketika melihat kilatan setan di binaran mata kakaknya.

"Rame banget." lanjut Gladis dengan cengirannya.

Mati gue, Bang Leon tumben balik cepet?

Gladis berusaha menutupi kecanggungannya.

"Gladis! Lo dari mana?!"

Kan, maungnya ngamuk.

"Beli nasi goreng." jawab Gladis.

"Kalian udah lama?" tanya Gladis langsung duduk.

⭐⭐⭐


        "Makasih udah jenguk Gladis." ucap Leon dari beranda sambil masih merangkul Karel.

"Iya bang sama-sama, Rel duluan ya." ucap teman-temannya kemudian mereka segera pulang.

"Rel, gue minta tolong banget ya sama lo." ucap Leon pada Karel, anak yang pernah Leon selamatkan hidupnya setahun lalu.

Karel menghela nafas, "Lo udah gue anggep abang sendiri kak, emang gue ada pilihan buat nolak?" kata Leon.

"Thank you, Rel." Leon menepuk pundak Karel sambil kembali masuk.

Gladis masih duduk setengah merebahkan dirinya yang terasa remuk di sofa ruang tamu.

"Sehari, di sekolah kamu ngapain aja?" Gladis yang sudah lemas hanya menoleh pada Leon.

Masih ada Karel.

Tapi Gladis tak perduli, badannya seolah akan meledak sekarang.

"Bu Elia udah ceritain semua masalah yang lo buat selama hari pertama di sekolah-"

"Bang-"

"Lo yang maksa-maksa buat sekolah umum kan? Setelah lo sekolah, lo malah males-malesan, bikin masalah, mau lo apasih Dis?" omel Leon.

"Gue mau istirahat." jawab Gladis lemas.

"Sekarang aja lo mau istirahat, tadi-tadi ngelayap masih kuat." omel Leon tak perduli dengan keberadaan Karel di sana.

"Bang gue capek." tutur bibir pucat itu.

"Mulai sekarang, Karel bakal ngawasin lo."

"Lo anak cewek Dis, please lah jangan bandel-bandel."

Gue pengen banget debat sama ni singa jantan, liatin aja pas gue sembuh, gue buat kalap kalian berdua.

"Lo tau kan, Karel sekelas sama lo-"

"BANG GUE PUSING!!!" pekik Gladis kemudian berjalan sendiri dengan terhuyung-huyung menuju kamar dan segera menguncinya dari dalam.


⭐⭐⭐

Woee update terbanyak dalam sehari.

Update ke-6 hari ini🤣🤣🤧🤟🤟

6:27 PM
25/01/2020

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang