Gladis keluar dari kamarnya dengan seragam lengkapnya, minus jas seragam.
Bersamaan dengan pintu tertutup, Karel turun dari lantai dua masih dengan rambut yang terlihat basah.
Keduanya beradu tatap beberapa saat, sebelum Gladis menggeleng jengah dengan desah nafas beratnya.
"Dis, mau aku anter hari ini?" tanya Asih yang sedang menyiapkan sarapan bersama Mbok Tami.
"Gak usah, gue bareng temen." jawab Gladis mengambil posisi di meja makan bulat itu.
"Venus?" tebak Karel juga duduk, di sebelah Gladis yang sudah mulai dengan sarapannya.
"Gak usah rese lo." tutur Gladis melirik tajam.
"Lo ke sekolah bareng Karel ya, Dis." Leon datang untuk memulai sarapannya juga.
"Nggak." tolak Gladis menengguk susunya dan meraih tas yang ia letakkan di samping kakinya.
"Sih, kalo lo ngeliat jaket putih, taro aja di kamar gue ya." ujar Gladis sebelum meninggalkan.
"Penting banget?" sahut Leon.
"Iyalah, emang gue, gak penting buat lo?" Gladis menoleh sejenak demi memberi wajah serius pada kakaknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Gladis mau ke sekolah?" tanya Pak Haris yang bersiap pulang.
"Iya pak, lagi nungguin temen, Pak Haris udah mau balik nih?" tanya Gladis mampir sejenak ke pos satpam.
"Iya ini mau pulang dulu, nanti balik lagi." jawab Pak Haris.
"Nunggu Neng Brillova atau nunggu Den Venus?" lanjut Pak Haris.
Gladis menggeleng.
"Bukan anak sini kok pak, yaudah aku mau nunggu di depan sana ya pak." ucap Gladis kemudian meninggalkan pos satpam.
Sebuah motor besar menepi saat Gladis belum tiba di bibir jalan.
Gladis berlari kecil ke arahnya.
"Jas gue mana?" ucapnya dengan semangat.
"Yaelah tuan putri, baru juga sampe, yang ditanyain seragam duluan, ada kok tenang aja, nih." seseorang di balik helm full face itu menyodorkan jas jingga yang dikeluarkannya dari tas.
"Dengkiu, yok." Gladis menutupi rok sekolahnya dan segera naik ke boncengan motor itu.
Tak lupa tangannya berpegangan di pundak sang pengemudi, berbeda hal saat ia bonceng di motor Venus kemarin.
"Gladis sama siapa?" ucap Karel yang sudah siap berangkat ke sekolah itu.
Venus dan Brillova sama-sama menoleh di atas motor Venus, kemudian keduanya menggeleng bersamaan.
"Kayanya cowok yang kemaren," jawab Brillova.
"Kemaren gue ngeliat Gladis di rumah sakit sama cowok." lanjutnya.
"Rumah sakit?" Venus dan Karel bersamaan.
Brillova mengangguk sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...