[SSDP]. TAMAT

866 26 22
                                    

Eh becanda deng, wqwqwqwqqqq

---------------------------------

"Gimana Dis?" tanya Karel.

"Apanya yang gimana?" kata Gladis balas bertanya.

"Kan gue tadi cuma nyuruh lo buat jujur, kalo gue sih suka-suka aja lo overprotective-in gue." tutur Gladis sibuk belajar.

"Gue gak ngeh, sumpah." Karel menekan kedua sisi kepalanya.

"Gue yakin lo ngerti, cuma lo lagi sok bego aja,"

"Udah jelas kan tadi gue bilang kalo Bastian itu sepupu gue, dia super polos dari kecil, makanya aku-kamuan."

"Udah?" Karel balas menatap Gladis dengan tatapannya yang mampu membuat para gadis merinding.

"Lo mikir gak sih Dis kalo ngomong? Gak heran kalo banyak cowok yang baper sama lo." lanjut Karel.

"Termasuk lo?" Gladis terkekeh menunjuk Karel dengan bolpoinnya.

Karel menyingkirkan bolpoin Gladis dari depan wajahnya, "Venus, Dito, dan ... Bian-"

Gladis menyeringai menang, "Lo cemburu kan sama Bian?"

"Enggak!" sahutnya cepat.

"Gak usah ngegas dong, Bianca itu sahabat gue, nih."

Gladis menunjukkan foto nya bersama Bian dan Rose dimana kedua temennya itu memakai seragam sekolah, dan keduanya memakai rok, meskipun rambut Bian cukup pendek.

"Dia tomboy?" Karel membelalak.

"Venus? Ngurusin adiknya aja dia gak becus, gimana ngurusin pacarnya? Dia terlalu santai,"

"Dan dia masih punya Brillova, harapan di depan matanya, sedangkan lo, lo terjebak suasana, lo jatuh hati pas abang gue minta bantuan lo buat jagain gue-"

"Bisa gak, lo jangan kaya gini kalo gak lagi sama gue? Lo terlalu blak-blakan Dis." ucap Karel.

"Emang gue boleh selalu sama lo?"

Karel mendekatkan wajahnya pada Gladis.

"Mulai sekarang, lo gak boleh deket-deket sama cowok lain, selain gue, Kak Leon, sama bokap lo. Apalagi Venus." ucap Karel makin mendekatkan wajahnya.

"Emang kalo gue gak mau kenapa?" tutur Gladis menantang.

Karel makin memajukan wajahnya, dan tangan kanannya sudah menangkup pipi Gladis.

"Karena lo pacar gue. Pluto yang paling gak bisa diatur dan hanya bisa hidup dalam Angkasa, bukan bersama Venus yang kodratnya sesama planet."

Kening keduanya mulai bersentuhan.

"Para planet itu sama-sama childish, makanya Pluto butuh yang lebih dari itu, dan hanya Angkasa yang mengerti Pluto, bukan yang lainnya."

Chuuu~

( ˘ ³˘)♥

Bruuuk!!!!!!

⭐⭐⭐

        "ARRRKHHHHHH" pekik Gladis.

"Mama!!! Pa!!!!! Bang Leon nendang Gladis lagi!!!!!" pekik Gladis yang sekarang tersungkur di lantai kamar nya.

"Ya ampun, ini anak berdua ... disuruh jaga keponakannya malah pada tidur!!!" mamanya berkacak pinggang melihat seorang bayi sekitar 3 tahunan sedang bermain sendiri di tengah tumpukan mainan.

"Hah??? Gue dimana?" Leon berteriak tersadar dari tidurnya.

"Utuk utuk utukkk, cucu oma, kecian main sendiri yah, tante Adis sama om Eon nya ketiduran ya, sayang?" mama Gladis keluar dari kamar.

"Gladis, Leon, cepet bangun, ini udah siang!" teriak mamanya dari luar kamar.

"Udah jam 12?" ucap Leon dengan serak.

"Hwaaaayi, gue ketiduran 3 jam, tapi capeknya kerasa banget bang," Gladis mengucek-ucek matanya.

"Eh, Yyyaahhh!!! Bang Leon!! Elo sih pake acara nendang gue segala! Gue tadi udah hampir chuu~, tapi lo-!"

"Elo tuh pake acara tereak-tereak segala, gue jadi bangun kan, gue udah enak-enak jadi dokter,"

"Kalo udah kebangun gini jadi sadar kan kalo gue masih semester 4, masih jauh banget mau sampe jadi coas, apalagi dokter-"

"MAKANYA JANGAN MOLOR SIANG BOLONG!!! SETAN HALUNYA PADA NGETAWAIN MIMPI LO PADA!!"

"Udah bangun buruan, Leon, lo ada kelas jam 1, Gladis, inget kelas facetime mulai setengah jam lagi!"

"KAK SINDIA!!!!!!!!" teriak dua bersaudara yang baru terbangun dari tidur singkatnya itu.

"Kenapa gak bangunin gue dari tadi?!" pekik Gladis.

"Mati aja lo, Sindia! Gue ke-kampus nebeng lo pokoknya." sahut Leon pada kakak sulungnya yang notabene adalah dosennya di kampus.

"Dr. dr. Ester Sindia Sp.KJ, PhD, dosen kelas Psikiater lo satu semester ke depan."

"3 menit sebelum jam 1 dan lo belum stay di kelas, lo ngulang matkul gue!" ucap Sindia, kakak sulung Leon dan Gladis.

"Gladis!! Telat log in facetime, jatah main lo sama Bian-Rose bakal di potong!" teriak Sindia dari depan pintu kamar mandi.

"Hwwaaaaa, mama, papa, kembaliin mimpi indah ku tadi." Gladis mandi kilat demi homeschooling nya.

"Memang realita takkan semanis mimpi." Leon memandang pantulan wajahnya di cermin, sambil lalu ia meratapi nasib. 〒_〒

⭐⭐⭐

H H H H H
Garing🔥
Work macam apa ini🤣🤣🤣🤣
Intinya ini sudah berakhir🤭
Dengkiu udah baca🤟





10:20 PM
13/02/2020

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang