[SSDP]. Bukti

335 17 1
                                    

          "Saya punya buktinya, bu."

Gladis terperangah pada siapa yang berjalan memasuki ruang BP.

"Tian, kamu ... ?" Gladis membelalak.

"Saya gak sengaja ngeliat anak ini sama temennya di halaman belakang." cowok itu menunjukkan layar ponselnya.

Video Dea dan temannya yang sedang merundung adik kelasnya.

"Saya gak niat buat ngevideoin mereka, tapi keliatannya mereka udah keterlaluan, jadi saya videoin." ucap siswa yang diketahui bernama Tian itu.

Bu Sindia melotot.

Ia mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

"Pak Wira, tolong panggil siswi Amira Juliana ke ruangan saya." pesannya dengan singkat.

Tak berselang beberapa waktu terdengar panggilan lewat loudspeaker.

"Permisi bu." sekarang satu siswa lain memasuki ruangan.

"Saya tidak memanggil kamu, bisa keluar dulu?!!" ucap Bu Sindia.

"Waktu ujian matapelajaran Bu Hana, Gladis duduk di bangku paling depan bu, Pak Wira yang jaga ruangan, gak mungkin ada siswi yang sukses mencontek,"

"Dan malam sebelum ujian, Gladis memang belajar, dan saya ada di sana untuk belajar dengan Gladis."

Karel menunjukkan buku-bukunya dan beberapa buku Gladis yang sama-sama terdapat coretan dengan dua macam tulisan yang berbeda.

"Kalau Bu Sindia gak bisa percaya omongan saya, Bu Sindia bisa panggil Pak Wira buat pertanggungjawaban penjaga ruang." kata Karel.

"Permisi." Pak Wira datang bersama Amira yang tertunduk dalam.

"Kebetulan Pak Wira...." kata Bu Sindia.

⭐⭐⭐

          "... bolos Gladis yang bahkan belum sebulan juga belum bisa dijadikan alasan." ucap Bu Sindia.

"Bagaimana jika kita lihat kedepannya? Bagaimana kemajuan pelajaran Gladis? Jika benar selanjutnya dia gak mampu, BP akan segera kasih tindak disipliner pada yang bersangkutan." lanjut Bu Sindia.

"Baiklah saya akui saya agak emosi pada murid yang mencurangi ujian saya, saya minta maaf Gladis," ucap Bu Hana.

"Dan saya ingin sampaikan juga untuk kebaikan kamu, kamu boleh cerdas, tapi bisa kamu harus jaga sikap pada orang yang lebih tua," lanjut Bu Hana lebih lembut.

"Seba-"

"Saya yang bertanggungjawab Bu Hana, saya akan bicara lagi dengan Gladis untuk selanjutnya." pundak Gladis dirangkul hangat oleh Bu Elia yang entah sejak kapan sudah memasuki ruagan BP juga.

"Kalau begitu Gladis, Karel, dan Bastian bisa kembali ke kelas, Pak Wira, Bu Elis, terimakasih." akhiri Bu Sindia.

"Bu Hana, bisa hubungi orang tua Dea? Saya akan telfon walikelas Amira agar bisa menghubungi orangtua Amira." lanjut Bu Sindia pada kasus pertama.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

         "Yan, kok kamu bisa di sini?" tanya Gladis saat mereka berpisah dengan Bu Elis.

"Kok kamu gak seneng?" cowok itu merengut dengan satu alisnya terangkat.

Gladis melirik satu manusia lain di belakangnya.

"Ikut aku." Gladis menarik Bastian menjauh, dan Karel yang sebenarnya cukup penasaran berusaha sok tidak perduli. Ia melanjutkan langkah menuju kelasnya.

"Pak Wira bisa nemuin kita, ke halaman belakang aja." ajak Bastian.

"Kok kamu bisa lebih tau dari aku?" Gladis mengerutkan keningnya.

"Kangen aku gak?" Bastian membuka pelukannya.

"Euhmmm." Gladis berhamburan ke pelukan Bastian, alias Tian.

"Pas aku anterin kamu ke sini, sebenernya aku emang udah pindah ke sekolah ini." jelaskan Tian begitu melepas pelukannya.

"Berarti kamu tau kalo aku juga murid baru di sini?" tanya Gladis.

"Iyalah, lupa kalo aku punya mata dimana-mana?" Tian mengajak Gladis menaiki anak tangga menuju rooftop dari halaman belakang sekolah.

"Mulai...." ucap Gladis menaiki anak tangga masih dengan bergandeng tangan dengan Tian.

          Di lain sisi,

"Tian? Aku-kamu?" batin Karel sambil menoleh ke arah perginya Gladis dan anak itu.

Krakkk.

Kenapa potek ati dede ngeliat doi gandengan sama cowo layin. ╥_╥

Karel menyentuh dadanya yang terasa berdesir.

Ini gak bener, Rel, lo cuma mau misahin Venus dari adiknya Kak Leon, ngapain segininya sih?

Karel menggeleng-geleng tak habis pikir.

Ia pun segera mengeluarkan ponselnya.

"Halo Kak Le," sapa Karel sebelum memasuki kelasnya.

"Kenapa Rel?" sahut Leon di seberang sana.

"Cowok yang namanya Tian ada di sekolah gue, dan Gladis keliatannya deket banget sama dia." laporkan Karel.

"Oh, syukur deh kalo gitu..."

"Lah," Karel menjauhkan ponselnya dari mulut.

⭐⭐⭐

Ayseg ... mendekati complete, ntah malam ini atau besok🤭





8:22 PM
13/02/2020

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang