Tiga hari sejak ia tidak masuk sekolah, Gladis benar-benar tersiksa terkunci di kamar ini.
Barusaja Asih membawakan bubur untuknya. Namun, ia masih masuk ke kamar mandi untuk mengambil baju-baju kotor Gladis.
"Asih...." bisik Gladis.
"Gue keluar bentar ya." bisik Gladis lagi, hendak mengambil kantung infusnya, namun ganggang pintu bergerak.
"Asih?" panggil Mbok Tami.
"Di kamar mandi, Mbok." jawab Gladis meraih mangkuknya.
"Sih, dicari ibu!" teriak Gladis.
"Iya, bu?" Asih keluar membawa baju kotor Gladis.
"Lama banget Asih, ibu tunggu." kata ibunya.
"Asih bantu nyuci ya, bu." ucap Gladis.
"Non Gladis nya-"
"Tenang aja mbok, ini aku makan kok, aman." ucap Gladis mengangkat mangkuknya.
"Yaudah, kalo ada apa-apa, cepet bilang ya Non." ujar Mbok Tami.
"Siap ibunya Asih." Gladis mengangkat tangannya untuk hormat.
"Hahhaa, selamat makan Non." ucap Mbok Tami.
Begitu keduanya keluar, Gladis segera meletakkan mangkuk dan mengambil kantung infusnya.
Ia berjalan mengindik-indik keluar dari kamar.
Sekilas terdengar suara Asih dan Mbok Tami di kamar mandi belakang, khusus mencuci.
"Asih, gue main bentar ya." bisik Gladis kemudian berjalan cepat keluar dari rumahnya.
⭐⭐⭐
"Kak!" panggil seorang anak kecil melambai-lambai dari arah belakangnya saat Gladis berjalan tanpa tujuan di jalan komplek.
Gladis menoleh ke sekitarnya, tidak ada orang lain lagi.
"Kakak yang di rumah depan kan?" ucap anak itu begitu berhenti berjalan di hadapan Gladis.
"Oh, anaknya Tante Tamara ya?" Gladis begitu bersemangat, tersenyum senang sambil menunjuk anak kecil itu.
"Aku Bintang, kak." ucapnya.
"Aku Gladis." Gladis dengan semangat menyodorkan tangannya dengan senyuman lebarnya.
"Kakak kenapa?" tanya Bintang melihat kantung infus yang dipegang Gladis.
"Gapapa kok, kamu mau kemana?" tanya Gladis masih menunduk untuk menyamakan tinggi dengan anak usia 7 tahun itu.
"Main, kalo kakak?"
"Main bareng yuk." Gladis tersenyum girang.
Dibalas anggukan yang sama girangnya oleh Bintang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Duh capek, Bin." Gladis duduk di ayunan.
Sedangkan Bintang masih berlari sana-sini untuk mencoba semua permainan yang ada di taman kota.
Iya, taman kota.
Gladis mengajak Bintang naik angkot dan turun di taman kota.
"Kamu belum pernah main ke taman kota Bin?" tanya Gladis yang tertawa lebar melihat anak itu tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...