[SSDP]. Gak mau pulang

689 42 0
                                    

           Begitu bangun dari tidurnya, Gladis bingung harus melakukan apa.

Ia hanya duduk melorot di kursi putar Leon.

Ia duduk berputar-putar saja, sambil melamun.

"Arkhh, Bang Leon kerja dimana sih?!" Gladis beranjak untuk mengacak-acak meja kerja Leon.

Dan tanpa mengacak-acak lebih banyak, Gladis sudah bisa menemukan tumpukan map dengan kop nama sebuah rumah sakit.

Setelahnya, Gladis merobek salah satu kertas itu dan mengambil ponselnya.

"OK, got it!" Gladis segera melempar ponselnya dan berlari masuk ke kamar mandi.

Baru ia menutup pintu kamar mandi, Gladis keluar lagi.

Ia mengambil bajunya yang ada di kasur.

"Bentar." Gladis kembali lagi.

"Kenapa baju gue pada rapi di sini?" Gladis menggerai sebagian bajunya.

"Dis," Leon membuka pintu kamar itu.

"Gladis! Lo tuh ya, udah gue beresin juga, beresin lagi!" Leon berkacak pinggang di ambang pintu.

"Ehe abang, lo udah balik?" cengir Gladis menoleh pada kakaknya.

"Ya ampun, Gladis!! Lo ngapain nyobekin map gue?" Leon membelalak begitu melihat meja kerjanya yang berantakan.

"Setengah jam lalu gue masuk sini masih baik-baik aja, sekarang kenapa seberantakan gini sih?" lanjut Leon.

"Nggak ... nggak bang, gini, gue jelasin." Gladis menarik Leon untuk duduk di bibir kasur.

"Jadi bang, gue kan kesepian di sini, jadi gue rencananya mau nyamperin lo, so, gue nyari nama rumah sakitnya tempat lo, dan ketemu." Gladis berkacak pinggang di hadapan Leon.

"Udah?" tanya Leon.

Gladis mengangguk.

"Beresin sekarang." Leon melirik baju-baju Gladis yang tadi sempat ia rapikan ketika baru pulang dari rumah sakit dan saat itu adiknya masih terlelap.

⭐⭐⭐

          "Abang!" Gladis melompat ke sofa tepat di sebelah Leon yang tengah mengetik sesuatu di laptopnya.

"Anjir lah, untung gue gak latah, kalo gue pentokin kepala lo ke meja kan bahaya." ucap Leon.

"Ehehee." cengir Gladis membuka bungkus camilannya.

"Haha hehe, haha hehe, sekarang gue mau tanya," Leon menutup laptopnya dan menaikkan kakinya bersilah di atas sofa serta menghadap adiknya.

"Apa?" jawab Gladis.

"Jadi lo ngejual apartment lagi?" tanya Leon.

Gladis mengangguk dengan watados nya menikmati snack.

"Gini ya Dis, apartment yang terakhir aja gue nggak tau dimana, dan sekarang lo udah jual lagi?" tanya Leon.

"Gini ya bang, yang nempatin kan gue nih, jadi yang paling harus tau ya gue, yang lain gak tau juga gapapa." ucap Gladis.

"Tapi bentar, kok lo tau? Mama nelfon lo ya?" tanya Gladis.

"Papa." sahut Leon.

"Terus lo bilang gue disini?"

"Papa bilang, apartment lo udah ditempatin orang lain, lo kenapa kabur-kaburan mulu sih, Dis?" tanya Leon.

"Lo aja boleh gak pulang bertahun-tahun, kenapa gue nggak?" jawab Gladis dengan tengilnya.

"Gue pulang ya, enak aja lo." kata Leon tak terima.

"Setahun seminggu! Pokoknya gak mau tau, gue mau tinggal di sini aja." ucap Gladis.

"Ehh nggak, nggak, nggak, lo besok balik, gue telfon mama habis ini." ucap Leon.

Gladis yang sejak tadi super aktif, tiba-tiba menoleh dengan tatapan antara kecewa, kesal dan ingin menangis.

"OK, terserah lo." ucapnya urung memakan keripik kentangnya, sesaat ia hanya memangku makanan itu.

"Jangan pernah mikir buat kabur lagi, atau beli apartment baru buat ngumpet, gue udah bakar ransel lo!" ucap Leon.

Gladis tetap diam.

"Kalo lo di sini, emangnya sekolah lo gimana? Lo gak mau sekolah?" tanya Leon mengambil bungkus snack Gladis dan melemparnya ke meja.

"Makanya pulang! Orang gue masih homeschool sampe sekarang." Gladis mengambil camilannya lagi dengan kasar.

"Ehee."

"Ahaa ehee, ahaa ehee, gak mau tau, cariin gue sekolah umum, titik." kata Gladis telak.

"Pula-"

"Gue pokoknya mau tinggal disini, gue mau sekolah umum, titik, gak mau tau." Gladis melempar camilannya ke meja.

"Jangan makan begituan mulu, bego baru tau rasa." kata Leon.

"Bodo, udah sana keluarin barang-barang lo dari kamar!" ucap Gladis mengambil lagi camilannya.

"Ngapa lo yang ngusir gue, ini rumah gue ya." kata Leon.

"Ralat, rumah papa." skak mat.

"Lo aja di lantai atas-"

"Bang ... ngalah." kata Gladis tanpa ekspresi.

Leon melempar camilan Gladis lagi, dan menarik lengan adiknya.

"Bantuin." ucapnya membuat Gladis melompat kegirangan.

***
Sorry kalo ada typo
Triple update🤟




22/01/2020
5:58 PM

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang