[SSDP]. Kalah bandel

470 25 0
                                    

          "Males banget hujan mulu nih." gerutu seorang siswa yang duduk di sebelah Gladis.

"Ngantuk anjir." lanjutnya.

"Sabar, bentar lagi juga udah balik." jawab temannya yang duduk di depannya.

"Psst."

Dito menoleh ke sebelahnya.

"Belakang lo." bisik siswa yang tadi mengadu sedang mengantuk.

Ding ding dingg

Bel sudah terdengar.

Guru pengajar segera keluar.

"Gladis." Dito menggoyang pundak siswi baru yang duduk di belakangnya.

"Hmm?" dengan sekali gerakan Gladis kembali duduk namun masih dengan mata terpejam.

"Gladis, bangun." Dito berusaha keras menyadarkan Gladis.

"Apaan sih?! Gue denger!"

Dito sedikit tersentak, segera menarik kembali tangannya, "U-udah bel pulang."

Gladis mengangguk-anggukkan kepalanya, "Gue denger."

Siswi itu memasukkan semua barangnya ke tas, dan segera menggeret tasnya dengan enggan.

"Gue duluan." Dito berlari keluar mengejar Gladis.

Dito cukup berlari kecil demi mengejar langkah lebar Gladis.

Dito cukup tertinggal saat tiba di tangga, karena kelasnya yang berada di lantai 5, dan makin ke bawah, makin banyak murid yang menggunakan tangga.

Semua adik kelasnya juga berebut untuk turun.

"Huhfft, akhirnya." Dito menghela nafas ketika tiba di lantai bawah dan ia bisa melihat Gladis tak jauh di depannya.

"Gladis!!" panggilnya.

Yang merasa terpanggil segera menoleh.

"Dis, balik bareng gue yuk." Dito mengangkat kunci mobilnya ke depan wajah.

"Gak deh." jawab Gladis.

"Lo ke sekolah bawa mobil?" tanya Dito.

Gladis menggeleng kemudian segera melanjutkan jalannya keluar dari lobi.

"Glad-"

Dito benar-benar merutuki dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia percaya cinta pada pandangan pertama.

Cowok itu menggeleng kehabisan kata. Gladis dengan gontainya berjalan santai di bawah guyuran hujan.

⭐⭐⭐

       "To, lo tumben turun buru-buru, biasanya juga males desek-desekan." Venus datang merangkul Dito bersama dengan Rio.

"Gue nyerah." ucap Dito super melas tanpa ekspresi.

Rio mengintip wajah Dito.

"To? Lo sehat kan?" kata Rio menepuk kening Dito.

"Nyerah apaan?" sekarang giliran Venus bertanya.

"Dia." Rio menunjuk seorang siswi yang masih berjalan santai keluar dari gerbang di tengah guyuran hujan.

"Buset dah." Rio melepas rangkulannya dan berjalan sampai batas lobi untuk memperjelas pandangannya.

"Bor, ini deres banget." lanjut Rio kemudian, seusai ia menadahkan tangannya di bawah tumpahan hujan.

"Dia bolos di jamnya Bu Hana, habis itu dia masuk kelas dengan watadosnya bilang maaf ke Pak Wira, jam terakhir dia tidur, dan sekarang dia jalan di bawah hujan sederes ini." curhat Dito.

"Dia Gladis." akhirnya Venus yang masih ngerangkul Dito buka suara juga.

"Lo nyerah bukan karena kalah bandel kan, To?" sindir Rio.

"Lo nyengir aja kek kuda, lo demen?" ucap Dito melepas rangkulan Venus.

"Venus, gue nebeng lo lagi ya?" saat tiga serangkai itu sedang dalam 'bahasan anak cowok', tiba-tiba Brillova datang dengan senyum malaikatnya.

"Gue gak bawa jas hujan, pake keresek ya buat nutupin kepala lo?" ucap Venus melepas jaket kulitnya dan menyodorkannya pada Brillova.

"Enak aja, udah ayo buruan, mumpung reda." ajak Brillova menutupi kepalanya dengan jaket kulit milik Venus.

"Gue cabut dulu ya." pamit Venus menggunakan tasnya sebagai penutup kepala menuju parkiran.

"Dadah Upil-Ipil." pamit Brillova masih menghijabi kepalanya dengan jaket Venus.

"Dah." jawab keduanya dengan kekehan.

Plakkk

"Aaw." ringis Rio mengusap lengannya yang terasa panas berkat tamparan tangan Dito.

"Traktiran kantin seminggu, Brillova atau Gladis?" Dito meletakkan satu sikunya di bahu Rio.

Ia membuat akat sambil menunjuk-nunjuk ke arah Rio.

"Yang bakal Venus gebet?" pastikan Rio.

Dito mengangguk sebagai jawabannya sambil lalu masih mengulurkan telapak tangannya.

"Deal, Brillova." Rio menjabat tangan Dito.

"Gladis." ucap Dito mengeratkan jabat tangan mereka.

"Gue nebeng yak, gak bawa jas hujan, besok jemput gue." Rio kemudian merangkul Dito.

"Gue di rumah lo ya, bokap gue belum balik, si nenek lampir bawel banget, males gue." ucap Dito memberikan kunci mobilnya pada Rio.

"Gitu-gitu udah jadi emak lo sekarang." timpal Rio.

"Gue mah ogah." sergah Dito.

Kemudian keduanya berlari menuju parkiran dengan melindungi kepala dari air hujan.

⭐⭐⭐

Hari ke-4 aku publish🤣🤣





6:38 PM
24/01/2020

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang