"Dari mana lo?" tanya Karel bersedakap dada di depan pintu.
"Abang gue mana?" kata Gladis balik bertanya.
"Kak Leon ada praktek seminggu di luar kota, dan kemanapun lo pergi, gue harus ada sama lo." ujar Karel masih berdiri di depan pintu.
"Apa-apaan lo?!!! Minggir gak?!" ucap Gladis mendorong badan Karel.
"Gladis!!!" panggil seseorang di rumah seberang.
Karel juga menoleh.
Begitu melihat Venus, ia segera menarik Gladis masuk.
"Venus!! Nus tolongin gue Nus!!" teriak Gladis yang segera dibekap oleh Karel yang sudah menutup pintu.
Arrkhh
Erang Karel saat Gladis menggigit tangannya.
"Ngeselin banget lo!" ucap Gladis kemudian berjalan santai masuk ke rumahnya.
"Gladis ... Dis ... lo kenapa Dis??" teriak Venus di luar rumah.
"Gak jadi." kata Gladis balas berteriak kemudian masuk ke kamarnya.
"Gladis!!!"
Dor Dooor Dor Dor!!
Venus menggedor pintu rumah Leon.
"Gladis bilang gak jadi, jadi lo mending balik aja." ucap Karel membuka pintu sedikit.
"Lo ngapain di rumah Bang Leon?!" Venus menahan pintu yang hendak Karel tutup.
"Apasih berisik banget kalian, gue bawa ke KUA juga ya." teriak Gladis dari kamarnya.
Brakkk
Karel menutup pintu dan segera menaiki anak tangga menuju kamar tamu di lantai dua.
⭐⭐⭐
"Halo, bang! Lo gila ya ninggalin gue di rumah sama tuh cowok?"
"Lagian ada Asih sama Mbok Tami, udah ya gue lagi di rumah sakit."
Tut tuut tuttt..
Gladis melempar ponselnya ke kasur, dan ia segera keluar dari kamar.
Ia lapar, namun denting piano lebih dulu menyita pendengarannya. Gladis segera ke lantai dua, namun setelah ia mengambil roti di dapur.
"Berisik banget sih lo malem-malem." ucap Gladis kemudian menggigit rotinya.
Karel hanya menoleh sekilas dan melanjutkan permainan piano nya, membiarkan Gladis menggeret kursi ke dekat grand piano itu.
"Kok lo bisa jago main piano?" tanya Gladis di sela kegiatannya mengunyah.
Karel masih menghayati permainannya, Gladis juga memperlambat kegiatan mengunyahnya, dan ikut terhanyut pada permainan Karel.
Teng Treengtengteng..
"Besok gue ada pemotretan, lo ikut gue." ucap Karel menoleh pada Gladis.
"Kalo gue gak mau?" tanya Gladis.
"Gue sebarin sama anak sekelas kalo kita tinggal serumah-"
"OK, deal, besok jam 10 gue tunggu di ruang tamu." ucap Gladis menunjuk Karel dengan rotinya.
"Ralat, jam 7 kita udah berangkat." ujar Karel kembali pada piano.
"OK, jam 5 gue tunggu di ruang tamu." sahut Gladis meninggalkan Karel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...