[SSDP]. Saudara

283 15 0
                                    

           "Gladis!!!!"

Begitu keluar dari mobilnya, Leon langsung memaksa Gladis berdiri.

Adiknya yang begitu lemas dengan mudah berdiri tanpa menolak lagi.

"Masuk!!" Leon membentak Gladis yang untuk bertahan membuka matanya saja tidak bertenaga.

"Kak Le." Karel menahan tangan Leon.

"Gladis butuh istirahat, lo juga baru landing, biar gue yang bawa mobilnya." ucap Karel yang berusaha menyudahi aksi marah-marah Leon.

Leon menatap motor Karel.

"Gladis butuh lo kak, motor gue aman di sini." ucap Karel kemudian masuk ke kursi kemudi.

"Hikss hikksss."

Leon menoleh pada Gladis yang sekarang terlihat kacau, ia kemudian menoleh ke arah kelab yang tadi Gladis datangi.

Kedua geganggaman Leon mengeras.

"Hhahaaaa malam kenapa gelap?"

Leon kembali menatap Gladis saat adiknya itu memukul pelan dada nya.

Leon mengeraskan rahangnya, "Masuk!" perintahnya sambil membuka pintu mobil.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

          Karel yang sedang mengemudi menyempatkan diri untuk melirik spion tengah.

Terlihat Gladis yang meringkuk bersandar pada kaca mobil, dalam pejamnya ia masih meracau.

Sedangkan Leon terlihat memijat jembatan hidungnya, wajahnya juga tersirat kekesalan.

"Dingin banget sih! Sialan! Matiin kenapa AC nya!!" pekik Gladis membuka sedikit matanya.

Leon kembali menggeretakkan gigi-giginya.

Namun akhirnya ia melepaskan jas nya hingga menyisakan kemeja biru langit.

Diselimutinya adik perempuan satu-satunya itu.

Karel ingin membuka pembicaraan, namun urung ketika ia melihat Leon yang merebahkan tubuhnya di punggung kursi.

⭐⭐⭐

        Karel pergi ke sekolah saat waktu menunjukkan 5 menit sebelum bel berbunyi.

Hari ini Gladis kembali tidak masuk sekolah.

Setelah kejadian semalam, gadis itu bahkan baru tidur nyenyak 3 jam.

Karel sebenarnya juga tidak ingin pergi ke sekolah, selain motornya yang ia tinggal di pinggir jalan, ia juga masih cukup lelah.

Namun Leon mengantarnya ke sekolah, dan menyuruh seseorang untuk mengantar motornya ke sekolah.

"Kak Le." Karel menoleh pada Leon yang mengemudi di sebelahnya.

"Kalo Gladis nanti udah bangun, jangan marahin dia." ucap Karel membuat Leon menoleh sekalipun tanpa kata.

"Mungkin Gladis keliatannya kuat dan gue yakin itu cuma sok kuat,"

"Sebenernya semalem Gladis bilang dia takut sendirian." ucap Karel.

"Dia butuh lo kak, dia butuh orang tua nya tapi mereka sibuk, dan cuma lo harapan dia."  lanjut Karel.

"Gladis udah gede Rel, dan pikiran dia harusnya juga udah bisa lebih dewasa." jawab Leon.

"Gak selamanya dia bisa bergantung sama orang lain, nyokap, bokap, ataupun gue,"

"Gue sayang sama adik gue, banget, makanya gue mau dia punya pikiran yang dewasa, gak selamanya manja-manjaan." ucap Leon.

Karel mengangguk-angguk sambil menarik nafas, "Sorry Kak Le, tapi Gladis itu anak cewek, dan menurut gue terlalu muda buat dia kehilangan momen-momen-"

"Udah sampe, gue harus ada rumah sakit sebelum jam 8, nanti bakal ada orang yang anter motor lo." ucap Leon, membuat Karel mengangguk pasrah.

"Thank you, kak." jawab Karel sambil melepas seatbelt nya, kemudian keluar.

Sebelum berlalu, Leon mengangkat tangan kirinya untuk simbolis pamitnya pada Karel.

Gak heran soal sifat Kak Leon, mereka emang sodara kandung, gak ada beda, gak abang, gak adek, sama-sama gak mau dibilangin.

Karel masih memperhatikan mobil Leon menjauh.

⭐⭐⭐


     "Huwwelkk, huwwelk.."

"Asih!!!" panggil Gladis dari arah kamar mandi.

"Teh gue mana?" lanjutnya berjalan sempoyongan menuju ruang tamu.

"Itu di kamar, aku bawain ke sini ya." Asih berlari kecil mengambilkan minum untuk Gladis.

"Udah sadar lo?"

Gladis menoleh.

"Lama banget sih, Yan, Rose mana?" tanya Gladis yang masih mengenakan piyama kuning nya.

"Rose gak jadi ikut, gue juga gak lama, habis ini ada latihan sama bokap." ucap Bian duduk di sebelah Gladis.

"Lo udah janji gak bakal ke kelab lagi, terus kenapa lo bisa masu-"

"Abang lo." jawab Gladis dengan cepat.

"Ah sialan emang tuh kumis crocodile, emang lo ketemu Bang Daniel semalem?" tanya Bian.

Gladis menggeleng, "Gue cuma nunjukin foto gue sama keluarga lo, dan bilang gue adiknya Bang Daniel, finish." ucap Gladis.

"Wahahhaaah, keren juga abang gue, penguasa kelab se-muka Pluto kayanya tuh orang-"

Pranggggg.

Empat pasang mata itu membulat sempurna.

⭐⭐⭐

Up lagi🤭
Double up today.


6:26 AM
11/02/2020

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang