"Gladis!!"
Sebuah tangan menarik Gladis dan membuatnya berbalik badan.
"Oh, lo." jawab Gladis santai melepas tangan Venus dari lengannya.
"Lo ngapain di sini?" tanya Venus.
"Lo ngapain?" Gladis balik bertanya.
"Gue yang nanya duluan, lo jawab." tutur Venus.
"Berdiri sambil bernafas, makanya gue masih hidup." jawab Gladis seolah sedang berfikir.
"Hhuft, yaudah ayo ke sana." Venus menarik tangan Gladis menuju motornya yang berjejer dengan beberapa motor yang siap balapan.
"Ini motor lo, lo pake jaket kulit, helm, pelindung lutut-siku, bwahhaahaa..." Gladis tertawa riang berjalan ke arah motor Venus, mendahului cowok yang tadi menariknya dari barisan penonton.
"Lo habis ngemontir? Hwahahahaa..."
Tawa Gladis menggelegar di tengah kebisingan puluhan motor dan teriakan di berbagai sudut.
"Apasih Dis, gak jelas lo dari tadi, lo mabok ya?" kata Venus sekenanya.
"Iya, mabok angin, capek gue habis jalan dari tempat Rose." Gladis langsung duduk di motor Venus yang terparkir rapih.
"Lah kenapa lo jalan? Bian kemana?" tanya Venus.
"Lagi anter Rose, ada yang penting gitulah." jawab Gladis.
"Oh iya gue jadi inget, si Bian suka balapan juga? Kan nyokapnya pembalap." ucap Venus berdiri di hadapan Gladis.
"Iya kali." jawab Gladis santai.
"Tuh kan bener, dulu kayanya gue pernah liat dia di balap liar, pantes kaya gak asing banget mukanya." kata Venus.
⭐⭐⭐
"Udah malem banget Dis, gue anterin balik yuk." tawar Venus melepas pelindung balapannya."Gue capek jadi anak baik, Ven." ucap Gladis masih duduk di motor yang terparkir di arena balap liar.
"Lo anak cewek, abang lo bakal marah kalo liat lo di sini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis.
"Emang kenapa kalo gue anak cewek? mereka-mereka juga cewek, kenapa gak lo larang juga?" ucap Gladis.
"Lagian gak bakal dicariin juga gue, pas kemaren gue dapet panggilan orang tua aja, yang dateng malah Asih." Gladis menyeringai.
"Apalagi sekarang, paling si Leon dateng langsung masuk kamarnya." ujar Gladis.
"Di sini terlalu bahaya Dis, udah malem juga, besok kan sekolah, balik yuk." ajak Venus.
"Gladis!"
Bukkkk
"Venus!!!" pekik Gladis segera turun dari motor Venus dan membantunya untuk berdiri.
"Pulang!!" cowok yang tadi memukul Venus, kemudian menarik paksa tangan Gladis.
"Lo apa-apaan sih?!! Punya otak gak?!" seru Gladis melepas paksa lengannya dari cowok itu.
"Itu Karel kan?" bisik orang-orang yang ada di sekitar sana.
"Jauhin dia!" Karel menepis tangan Gladis yang masih memeluk lengan Venus, membantunya berdiri.
"Jangan kasar sama cewek." ucap Venus menghentikan pergerakan tangan Karel yang hendak menarik tangan Gladis.
"Lo jangan pernah deketin Gladis lagi, atau urusan lo makin panjang sama gue." Karel mencengkram kerah baju Venus.
"Karel stop! Venus lo gapapa kan?" seorang gadis datang mendorong Karel.
"Brillova lo kenapa ke sini?" Venus meraih tangan Brillova untuk menariknya ke balik punggung.
"Sekali lagi gue ingetin, jauhin Gladis!" Karel menarik paksa Gladis dari tempat yang dipenuhi anak malam itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Karel!!! Lepasin tangan gue!" Gladis menahan langkahnya setiap kali Karel berusaha menariknya pergi.Tangannya juga tak berhenti berusaha lepas dari cengkraman Karel.
"Lo gak punya hak apa-apa buat ngelakuin ini semua ke gue!" pekik Gladis membuat Karel menghentikan langkahnya, meskipun cengkramannya malah mengencang.
"OK, kalo gitu lo pacar gue sekarang! Dan gue udah punya hak buat nyuruh lo pulang-"
"Cuma orang gila yang ngomong kaya gitu," potong Gladis.
"Dan gue gak mau punya hubungan sama orang gila!" lanjut Gladis.
"Terserah lo mau bilang apa, gue gak mau lo deket-deket Venus lagi dari sekarang." Karel menarik Gladis makin dekat kearahnya.
"Hahaaa, urus aja hidup lo sendiri, ngapain lo sibuk banget ngurusin gu-"
"Karena lo pacar gue-"
"Dan gue amnesia pernah nerima cinta dari orang gak jelas kaya lo!!" Gladis mengakhiri percekcokan saling potong dialog mereka.
Gladis menghentakkan tangannya kuat-kuat hingga terlepas dari cengraman Karel, kemudian ia berlari dari jangkauan Karel.
Cowok itu berusaha mengejar Gladis, sekali waktu Karel sempat merengkuh pinggang Gladis, namun gadis itu terlalu lincah untuk meloloskan diri.
Gladis masuk ke dalam sebuah bus, yang mungkin adalah bus terakhir yang sedang beroperasi.
Karel frustasi karena tidak sempat ikut masuk ke bus itu, ia memutuskan kembali ke motornya dan mengejar bus itu dengan motor.
"Gila ya tuh cowok masih ngikutin juga." Gladis melongo keluar kaca bus.
Karel memang masih memacu motornya untuk mengikuti bus yang Gladis tumpangi.
⭐⭐⭐
Hiyahh hiyah hiyahhh
Update ke-5 hari ini 🤭11:50 AM
09/02/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...