"Masih sendiri aja." ucap Venus duduk berhadapan dengan Gladis yang sedang makan siang di kantin.
Gladis melihat sekitarnya yang begitu ramai.
"Nih, gue ganti minuman yang waktu itu, sorry gue baru inget." ucap Venus meletakkan sekaleng minuman di samping mangkuk Gladis.
"Lo sekelas sama Karel?" tanya Venus.
Gladis mengedik tak perduli.
"Dia nyuruh lo jauhin gue?" lanjut Venus.
"Kalo lo ke sini cuma buat ngadu omongan Dito, gue gak punya waktu." jawab Gladis menenggak minumannya.
"Lagi pula siapa yang mau deket-deket kalian?" kata Gladis beranjak dari kursinya.
"Gue, gue yang mau deketin lo." Venus mengejar langkah Gladis, menyejajarkannya.
"Buat bales dendam sama Karel?" tebak Gladis.
"Gue gak sebego tokoh novel yang cuma dimainin demi bales dendam." ucap Gladis menghentikan langkahnya dan mendangak untuk menatap intens lawan bicaranya.
"Terserah lo mau nanggepin gimana, tapi yang pasti, kita bakal akrab secepetnya." ucap Venus menarik lengan Gladis untuk berjalan bersama.
Tapi Gladis melepaskan tangan Venus dari lengannya.
"Lo gandengan sama Bintang aja betah banget, masa sama kakaknya ogah." cibir Venus.
"Gue gak tau dan gak mau tau masalah lo sama Karel apaan, tapi intinya kalian berdua gak bakal segampang itu manfaatin gue." sangkal Gladis kembali pada topik utama.
"Dis, kalo orang yang suka berantem kaya Tom sama Jerry, peluang cinloknya lebih gede loh." kata Venus.
"Kalo, misalnya lo mulai nyaman, lo bakal pilih gue atau Karel?" lanjut Venus.
Gladis melihat sosok Brillova dari kejauhan, gadis itu berjalan bersama Rio dan Dito.
"Eh, mau kemana? Jawab dulu."
Tangan Venus berhasil mencengkram pergelangan Gladis, "Mas Pojok." Gladis melepaskan tangan Venus dan segera pergi sebelum Brillova dan dua sahabat Venus tiba.
⭐⭐⭐
"Gue udah bilang, gue bakal bikin kita akrab secepatnya, jadi, gue mau ceritain sesuatu sama lo." Venus mengejar Gladis yang hendak kembali ke kelas.
"Lo tau Brillova kan? Dia temen gue dari bayi, karena emang kita berdua tetanggaan, dia 4 bulan lebih tua dari gue."
Gladis hendak menyumpal telinganya dengan airpods namun Venus lebih dulu mengambil dua benda kecil itu.
"Dengerin dulu napa, gue kan mau cerita." ucap Venus menyimpan airpods Gladis di saku bajunya.
"Sebelum Brillova jadi ketos, dia jadi wakilnya Karel, tapi cuma beberapa bulan doang, sampe Karel dicabut jabatan setelah berantem sama gue." jelaskan Venus.
"Cewek gue suka sama dia, dan dia suka sama Brillova sejak hari pertama MOS, mungkin kedekatan gue sama Brillova agak ganggu buat dia, terlebih pas gue mutusin cewek gue di depan dia."
"Lo banget." potong Gladis mendengus.
"Gue? Kenapa?" tanya Venus.
"Sok kegantengan." jawab Gladis dengan ogah-ogahan.
"Ya bukan gitu juga sih Dis, tapi kalo dianya suka sama cowok lain, buat apa pacaran sama gue kan? Biar sekalian juga orang yang dia suka, jadi tau." ucap Venus.
Gladis menoleh pada Venus.
"Akhirnya, nungguin kelanjutannya juga." ucap Venus kemudian manarik Gladis ke batas teralis.
"Brillova minta tolong gue buat soalah-olah kita lebih dari sekedar temen di depan Karel, tapi karena acting gue yang patut dapet piala citra, akhirnya Karel lebih dari sekedar percaya-"
"Dan kalian berantem kaya bocah cuma karena cewek." tukas Gladis.
"Dih ... sok tau, lo dengerin aja, gue sutradaranya."
"Gue nantangin dia balap liar dengan alibi ngerebutin Brillova, tapi balapan malem itu bocor sampe sekolah, sebagai ketua osis yang harusnya jadi panutan, Karel disidang gara-gara balapan waktu itu."
"Dan buat selanjutnya mungkin udah ketebak, dia nyalahin gue atas lengsernya dia sebagai ketos, dan dia nganggep balapan itu cuma buat ngejebak dia, padahal emang gitu." cengir Venus.
"Otak lo gak elit." ucap Gladis sambil memperhatikan para siswa yang sedang bermain basket di lapangan.
"Makasih, tapi gue pikir itu cara paling ampuh buat ngejauhin dia dari Brillova-"
"Alesan lo nurut omongan Brillova soal ngejauhin Karel?" Gladis menunjuk salah satu pemain basket dengan dagunya.
"Sebenernya gue gak peduli, tapi gue juga udah terlanjur sakit hati pas tau pacar gue malah suka sama dia." jawab Venus.
"Alesan lo cerita masalah kalian ke gue?"
Venus terkekeh, "Biar lo tau aja, kan kita bakal akrab bentar lagi."
Gladis memutar bola mata dengan jengah.
"Harusnya gue mikir seribu kali buat bisa sekolah umum kalo tau sekolah cuma diisi murid-murid begajulan macem kalian." ucap Gladis kemudian pergi.
"OK, see you Gladis, lo udah tau rahasia gue, pas ketemu lagi, giliran lo yang cerita ya." tutur Venus sebelum Gladis benar-benar menjauh.
⭐⭐⭐
Sorry ya hari ini aku update satu part doang, malem banget pula.
Aku habis diracuni game sama abang, jadi seharian ketagihan game sampe baru sempet up sekarang.Tapi tenang, liburanku masih sisa sebulan lagi kok, masih cukup waktu buat up🤣🤣🤭
10:52 PM
28/01/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Siang dari Pluto [END] ✅
Teen FictionComplete dalam 24 hari ^.^ "Gue capek jadi anak baik." ucap Gladis duduk di motor yang terparkir di arena balap. "Lo anak cewek, abang lo bakal marah liat lo disini." Venus, sang empunya motor berkacak pinggang menatap Gladis. "Emang kenapa...