[SSDP]. Motor

336 19 0
                                    

         "Asih jemput gue ya." ucap Gladis dengan ponsel yang menempel di telinganya.

"Kamu udah balik? Tunggu sebentar ya, aku berangkat sekarang."

"OK." Gladis menutup panggilan itu dan segera mengemasi barang-barangnya.

Seseorang berdiri di sebelah meja Gladis, "Lo balik sama gue."  ucapnya membuat Gladis mengernyit.

"Siape elu,"

"Udah awas, minggir." Gladis melewati Venus begitu saja.

"Dis, kan kita bakal akrab, balik bareng gue yuk." Venus mengejar Gladis.

Gladis tidak menggubrisnya, dan melanjutkan jalannya keluar dari kelas.

"Ih, dikacangin. Lo dijemput Bang Leon?" tanya Venus masih mengekori Gladis, namun yang ditanya kembali mengeluarkan ponselnya yang berdering.

"Lo dimana?" tanya Gladis sebagai sapaan.

"Di belakang lo."

Baik Venus maupun Gladis sama-sama menoleh, suara itu begitu jelas di koridor yang cukup sepi itu.

"Buruan!" ucap Gladis memutus panggilan itu.

"Lo balik bareng dia, Dis?" bisik Venus mendekatkan kepalanya pada Gladis.

"Kaga." jawab Gladis balas berbisik.

"Kan udah gue bilang, tunggu gue di kelas." Karel mendekat kemudian menarik pergelangan tangan Gladis.

"Lo banget, Rel," Venus mencebik. "Overprotective, padahal, pacar juga bukan." akhiri Venus dengan seringaian.

Karel mengeraskan genggamannya.

"Santai aja, Gladis udah tau masalah kita kok, gue duluan ya, Dis." ucap Venus mengangkat satu alisnya kemudian menepuk pundak Gladis sekali.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

         "Motor gue di sana." Karel menarik Gladis menuju parkiran, namun Gladis melepaskan tangan Karel dari pergelangannya.

"Gue tunggu lo di gerbang." kata Gladis sebagai jawaban atas raut bingung di wajah Karel.

Karel mengangguk mengerti, dan kemudian keduanya berjalan ke arah yang berbeda.

"Kok kamu minta aku jemput, Dis?" tanya Asih menyodorkan helm untuk Gladis yang baru saja tiba di depan gerbang.

"Lo gak iklas nih ngejemput gue?" ucap Gladis hendak melepas helm yang telah ia kenakan.

"Eeh, nggak gitu, Dis, kan-"

Suara deru motor memotong ucapan Asih, "Dis." sang pemotor membuka helmnya cepat-cepat.

"Ikutin aja dari belakang, lo cuma diminta anterin gue balik kan? Bukan ngebonceng gue sampe rumah?" Gladis melepas jas seragamnya untuk menutupi roknya dan segera duduk di boncengan motor Asih.

"Udah belum, Dis?" tanya Asih.

"Dah." jawab Gladis kemudian segera menarik gas motornya.

"Huh? Ceritanya lo mau ngerjain gue?"

"Liat aja ntar, lo bakal mencak-mencak sendiri." Karel mengenakan helmnya kembali dan mulai melaju begitu pelan demi mengikuti motor bebek Asih.

"Dis, kamu tau nggak-"

"Eh iya Sih, lo masih ada utang sama gue." Gladis memajukan kepalanya ke samping agar Asih bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"Huh?? Utang apa, Dis?" tanya Asih yang terkejut.

"Ajarin gue naik motor" kata Gladis yang sejak tadi diam-diam memperhatikan Asih mengoperasikan motor.

"Kamu bisa naik sepeda gak?" tanya Asih.

"Bisa lah, lo ngeremehin gue?" tukas Gladis.

"Kalo gitu bakal lebih gampang buat kamu. Tinggal tarik gas nya aja. Terus, yang ini tombol sein, dorong kanan-kiri buat nentuin arahnya, kalo ini tombol buat klakson, dan rem nya sama kaya sepeda biasa." jelaskan Asih membuat Gladis mengangguk-angguk paham.

"Berenti." ujar Gladis membuat Asih dan Karel yang mengikuti mereka menepi beriringan.

⭐⭐⭐

         "Eh, lo mau ngapain?" Karel melepas helm nya saat melihat Gladis berganti posisi dengan Asih.

"Berenang." jawab Gladis mulai mengemudikan motor itu menuju rumahnya.

"Dis, berenti gak!" seru Karel menyejajarkan motor sport nya dengan motor matic yang Gladis kendarai.

"Gak denger, gue pake helm." jawab Gladis menambah kecepatannya.

"Dis, pelan-pelan aja, jam segini rame-ramenya jalanan." pekik Asih yang ketakutan.

"Jangan ngeremehin gue, lo." tawa Gladis menambah kecepatannya lagi.

Triiickkk

Trickk

Karel tak henti menekan klakson motornya demi mengejar Gladis.

"Lo nyari mati ya?!!" seru Karel kembali menyejajarkan motornya.

"Mending lo balik aja sana, berisik tau gak?" usir Gladis.

"OK, kalo ada apa-apa di jalan, jangan pernah sebut-sebut nama gue." kata Karel menutup kaca helm nya dan segera menarik gas nya, menyalip kendaraan-kendaraan lain.

"Kaga punya cermin emang, bacot 'lo nyari mati', dia sendiri dikejar mati." omel Gladis.

"Husst, gak boleh ngomong gitu Dis." sahut Asih dari belakang.

"Iye, Aura Kasih yang paling bener." ucap Gladis memperlambat gas motornya begitu mendekati gapura kompleknya.

⭐⭐⭐

Update kedua di pekan kedua🤭
Kemaren sama sekali aku gak update, gegara main game🤣🤣
Jadi aku mulai tersadar siang ini, dan akan kembali dengan work ineeh🤣🤣🤣🤣🤭✌






12:10 PM
30/01/2020

Selamat Siang dari Pluto [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang