Taruhan

15.9K 791 16
                                    

"Woii ... Arsen menang!" sorak salah satu temannya.

"Serahin Alana sekarang!" pinta Arsen pada Ariel.

"Mungkin sekarang lo yang menang tapi, nanti gue yang bakal kalahin lo!" ancam Ariel dengan Alana yang sudah dibebaskan.

Geng Alexis meninggalkan kawasan area balapan.

"Al-"

Plak ...

Saat Arsen ingin memanggil Alana, tamparan mulus mendarat di pipinya.

"Kenapa Al?!" Alana memandang Arsen penuh kebencian.

"Lo kira gue cewek apaan dijadiin taruhan?!" Arsen tak habis pikir dengan cewek didepannya.

"Gue mau menyelamatkan lo aja, kalo gue gak menang mungkin-" saat Arsen ingin melanjutkan ucapannya.

"Mungkin apa?! Mungkin gue bakal mati karena dia!" Arsen diam memandang mata sembab Alana.

"Gue benci sama cowok tawuran! Gue benci sama cowok balapan!" Alana pergi meninggalkan tempat itu dengan keadaan menangis.

"Alana! Gue minta maaf?" Alana tidak menggubris teriakan Arsen.

"Gue benci lo Arsen!" gumam Alana diperjalanan.

*

"Bagus! Pulang larut malam!" sindir Mama nya di depan pintu dengan wajah marah.

"Maaf Ma, Alana tadi ada urusan, jadi telat pulang," jawab Alana menyesal.

"Kamu mama hukum seminggu tidak ada uang jajan, dan besok jangan masuk sekolah! Kamu harus antar kan bunga-bunga pesanan pelanggan," Alana merutuki dirinya sendiri.

Alana menuju kamar dengan perasaan campur aduk.

"Kenapa hidup gue gini, hiks ... hiks ..." Alana memandang dirinya di cermin.

Mengambil sesuatu di laci tapi, secara tak sengaja menemukan foto 4 anak kecil dari foto tersebut ada 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki.

"Auh ..." Alana memegangi kepala nya terasa sakit.

"Makasih Kak Sen, Leca suka banget!" Alexa kecil senang mendapat hadiah dari Arsen.

"Sama-sama," Arsen kecil memeluk Alexa.

"Kenapa kepala aku sakit? Saat melihat foto ini," Alana meletakkan foto itu kedalam laci kembali.

Bayangan-bayangan itu terus memutar di otak Alana, membuat Alana harus istirahat.

*

"Alana gak masuk?" Ara menggeleng.

"Dia kirim pesan ke gue, kalo hari ini sakit," jawab Ara, dalam hati Arsen terbesit iba.

"Oh," Arsen kembali ke tempat duduknya.

Kring ... kring ... kring ...

Bel istirahat berbunyi membuat Arsen dkk menuju kantin.

"Sen, kayaknya makin hari lo makin deket aja sama Alana," tanya Alex pada Arsen.

"Siapa yang deket? Gue cuma kasihan sama dia," jawab Arsen seadanya.

"Kalo bener lo kasihan, gue mau ajak lo taruhan buat bisa pacarin Alana, gimana mau gak?" Arsen sebenarnya tidak setuju.

"Lo kan bad-boy, pasti bisa lah luluhin cewek kayak Alana, kalo lo bisa pacari Alana gue kasih mobil mewah di rumah," Arsen yang awalnya sempat menolak akhirnya menyetujuinya.

Bad-Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang