Alana melihat rumah nya kosong, pasti orang tuanya pergi.
Alana pelan-pelan berjalan di kamar Mama dan Papa nya, mencoba mencari sesuatu.
Ceklek.
Alana membuka kenop pintu, kemudian masuk ke dalam kamar.
Alana memulai dari laci-laci dahulu, kemudian beralih ke lemari.
Namun nihil, Alana tak menemukan apa-apa di dalam kamar orang tuanya.
"Apa Mama udah curiga ya? Tapi gak mungkin juga, buktinya dia gak tanya-tanya apapun ke gue," Alana bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Terus gue cari dimana lagi?!" keluh Alana melihat sekeliling.
"Mending gue ke kamar aja, setelah itu gue coba cari lagi," Alana keluar dan menutup pintu kamar itu kembali.
"Emm ... gue taruh sini aja deh," Alana menaruh jepit rambut itu di salah satu kotak rahasia nya.
Kotak itu berisi barang-barang yang menurut Alana ada hubungannya dengan Alexa.
15 menit kemudian.
Selesai Alana membersihkan diri, ia mengambil kotak itu.
Mengamati barang-barang itu dengan seksama, ada hal yang ganjal menurutnya.
"Kalo gue temuin antara pernak-pernik ini, terus kejadian itu tepat di hari ultah Alexa pasti ada gaunnya," ucap Alana bermonolog.
"Tapi, gaun itu ada dimana?" pikir Alana.
Tok ... tok ... tok ...
Alana heran siapa yang mengetuk pintu, jika orang tuanya tak perlu mengetuk kan.
Alana membuka kenop pintu rumahnya, dan ternyata ada 2 gadis yang tersenyum kepadanya.
"Hai Al," sapa Ara.
"Kalian ngapain?" tanya Alana terkejut, karena ini pertama kali sahabatnya di rumah.
"Sahabat lo sendiri gak disuruh masuk nih?" sindir Lisya membuat Alana terkekeh.
"Ya udah masuk," pinta Alana mempersilahkan.
Ara dan Lisya yang baru pertama kali melihat rumah Alana yang sederhana, tengah melihat-lihat pigura di dinding ruang tamu.
Lisya melihat satu pigura keluarga tapi tanpa ada gambar Alana.
"Al," Panggil Lisya.
"Apa?" tanya Alana.
"Ini foto keluarga lo?" Alana mengangguk kemudian menghampiri Lisya.
"Kok gak ada lo?" tanya Lisya heran.
"Katanya sih itu foto waktu gue belum lahir, tapi kalo gue pikir Bang Reza di foto ini umurnya sekitar 10 tahun, sedangkan umur gue sama dia selisih 5 tahun, gue juga bingung kenapa gak ada di foto itu," jelas Alana panjang lebar.
"Terus, lo gak ngerasa aneh?" Alana menggeleng.
"Mungkin emang dari dulu mereka benci sama gue kecuali Bang Reza, dan sekarang Papa juga udah baik sama gue," jawab Alana.
"Mama lo?" saat Lisya bertanya begitu, Alana menunduk.
"Mama dari saat gue kecil udah benci, apalagi saat dia nuduh gue atas kematian Bang Reza," Ucap Alana.
"Sorry Al, gue kira Mama lo udah baik," Alana mendongak dan tersenyum.
"Gak papa lagi, gue udah biasa sama Mama gue, yang gue pengen dari dulu adalah keluarga bahagia, walaupun gak bisa sih," jelas Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad-Boy (Complete)
Ficção AdolescenteBad-boy? bagi banyak orang dia seseorang yang tampan, playboy, dan tak terlalu pintar tentunya. Namun, bagi Arsen cowok pindahan dari Amerika ini sudah banyak dikenal orang. Tak hanya tampan dia juga dikenal akan kepintarannya. Cupu? orang beranggap...