Rumah Pohon.

11.5K 541 4
                                        

"Lo kenapa Al?" tanya Lisya, saat melihat Alana sedang tidak dalam kondisi baik.

"Gak papa kok, ada masalah sedikit," Lisya mengerti jika Alana butuh ketenangan.

"Gue ada ide!" seketika Lisya seperti senang saat mendapat ide

"Buat menghibur temen gue ini, nanti pulang sekolah ikut yuk!" Alana mengerutkan keningnya heran.

"Ikut dong!" Ara yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"Kita bertiga ke sana, oke?" keduanya mengangguk oleh usul Lisya.

*

Kring ... kring ... kring ...

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid berhamburan ke luar sekolah.

"Jadi kan?" tanya Ara.

"Jadi dong," Lisya memasukkan buku-buku nya, dan bersiap.

"Arsen sama temen-temennya ikut," Bisik Lisya pada Ara.

"Good," Jawab Ara, Alana masih diam hanya mengikuti kemana arah mereka saja.

"Pake mobil gue aja," pinta Lisya.

Ara dan Alana mengikuti arah masuk mobil Lisya, mobil mewah yang baru Alana tempati setelah mobil Tante Ira.

Diperjalanan Alana diam memandang jalanan, tiba-tiba tepat di lampu merah.

Kok kayak Ken? batin Alana masih bingung.

"Kenapa Al?" tanya Lisya mengikuti arah pandang Alana.

"Lo lihat gak sih, kalo itu Ken, tapi sama siapa?" Alana menunjuk ke arah yang dilihatnya.

"Iya ya, eh Ara lo lihat gak kalo itu Ken?" Ara yang juga mengikuti arah pandang Lisya.

"Iya bener deh, itu Ken sama Caca!" Alana malah tambah down.

"Gue foto ya," Ara mengeluarkan ponselnya.

Cekrek ...

Ara tersenyum senang, saat mendapat foto itu.

"Jadi, gue fotoin mereka biar saat lo putusin Ken ada buktinya," Lisya setuju pendapat Ara.

"Sip banget lo mah," Lisya tersenyum.

Tos ...

Keduanya malah tertawa, tapi Alana diam, hingga lampu hijau menyala.

Mobil melaju ke tempat tujuan.

*

"Ini rumah pohonnya?" tanya Alana, melihat rumah pohon dan di sebelah nya danau.

"Leca sayang Alsen," ucap Alexa kecil di rumah pohon.

"Arsen juga sayang Leca," ucap Arsen kecil memeluk Alexa.

"Auh ..." Alana meringis kesakitan, sesaat melihat rumah pohon itu.

"Lo gak papa kan?" Lisya khawatir begitu juga Ara.

"Gak tau kenapa, gue sering pusing, dan bayang-bayang anak kecil itu ada," terang Alana.

"Maksudnya Al?" Lisya tak paham.

"Gue cuma inget satu nama anak kecil itu."

"Leca," Lisya spontan kaget, Ara hanya heran saja.

"Leca? Lo gak salah kan?" tanya Lisya hati-hati.

"Enggak kok, setiap kali gue selalu ada bayang-bayang itu," Alana juga semakin bingung.

Apa bener ini dia? batin Lisya memandang Alana.

Bad-Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang