Alana masuk ke sekolah yang masih sepi, memang hari ini Alana berniat berangkat pagi.
"Masih sepi, apa gue ke rooftoop aja ya," Alana berjalan ke arah rooftoop.
"Indah banget," Alana dapat melihat sunrise di atas rooftoop.
"Coba kalau gue sering kesini, pasti suasana pagi gue lebih baik," Alana menghirup nafas segar pagi hari.
06.40
Tak terasa Alana sudah lama disini, jadi dia memutuskan pergi ke kelas.
"Al?" panggil Ara, saat Alana duduk.
"Apaan?" Ara mulai berbicara.
"Ada anak baru di kelas ini," Alana tak tertarik jika harus ada yang membahas anak baru lagi.
"Oiya, karna gue mau lo lebih bergaul sama anak baru itu, gue duduk dibelakang sama Elena," lanjut Ara membuat Alana tak terima.
"Gak ya! Dia aja biar duduk sama Elena, lo tetep disini!" jawab Alana.
"Ayolah Al." Alana memutar bol mata malas.
"Ya udah sana," Ara senang dan hanya mundur satu meja dari meja sebelumnya.
"Al, nanti kalo ada anak baru itu, lo harus baik sama dia," pinta Ara memastikan.
"Emang kapan gue jahat sama orang?!" ketus Alana.
"Hehehe ..." Ara tertawa kecil.
Kring ... kring ... kring ...
Bel masuk berbunyi pertanda masuk ke kelas, semua murid mulai mengeluarkan buku catatan masing-masing.
"Pagi anak-anak," sapa Bu Dila.
"Seperti biasa, jika ada anak baru pasti saya waktu mengajar, jadi silahkan masuk?" suruh Bu Dila.
Nampak seorang wanita cantik, dengan rambut digerai.
"Gue Lisya, pindahan dari Amerika," terang murid yang bernama Lisya.
Cantik banget sih!
Kalo sama Arsen pasti cocok!
Sebuah kalimat yang membuat Alana merasa aneh di dirinya.
"Sorry gue emang kenal Arsen tapi, Arsen udah punya cewek," Jelas Lisya membuat semua murid tambah heboh.
Kok Arsen diem aja, gak pernah ngasih tau.
Patah hati gue!
Lisya, minta id line dong?
Bu Dila sudah mengeluh resah, jika murid-murid nya sangat heboh seperti ini.
"Lisya ini, sepupu dari anak pemilik yayasan," jelas Bu Dila.
"Lisya, silahkan kamu duduk di sebelah Alana," Lisya mengangguk tersenyum.
"Hai gue Lisya," Lisya mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Alana.
"Alana," jawab Alana singkat.
"Lo emang cuek ya, tapi-" kalimat menggantung yang tak digubris Alana.
"Nih, lo pasti masih belum ambil buku kan," Lisya mengangguk.
"Nanti anterin gue ke perpustakaan?" Alana hanya mengangguk tanpa melihat Lisya.
"Hm." Lisya memandang Alana seperti pernah mengenal lama.
Entah kenapa gue ngerasa pernah mengenal lo? batin Lisya seolah-olah membaca buku.
*

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad-Boy (Complete)
Ficção AdolescenteBad-boy? bagi banyak orang dia seseorang yang tampan, playboy, dan tak terlalu pintar tentunya. Namun, bagi Arsen cowok pindahan dari Amerika ini sudah banyak dikenal orang. Tak hanya tampan dia juga dikenal akan kepintarannya. Cupu? orang beranggap...