Putus.

12.3K 581 9
                                        

Alana menangis semalaman, melihat foto dirinya dengan Ken. Dengan membayangkan kejadian tadi sore.

"Kenapa gue malah sedih? Harusnya gue seneng, kalo dia gak baik buat gue," keluh Alana.

"Alana!" panggil Mama nya dari bawah.

"Iya Ma," Alana mengusap air mata nya, dan turun ke bawah.

"Mama mau kamu menghasilkan penjualan bunga sebulan 5 Juta!" Alana membulatkan matanya.

"Ma, itu banyak banget, kadang sepi kadang rame," jelas Alana.

"Gak mau tau, kamu tau kan Mama ikut arisan Ana," Alana sempat ingin protes.

"Tapi kan itu arisan orang kaya, kita aja orang biasa Ma," Mama nya menatap tajam Alana.

"Mama gak mau tau Alana, Mama mau semua orang lihat kekayaan kita," Alana tak habis pikir.

"Ya udah Ma, Alana ke atas, besok kita pikirin lagi," Alana sudah capek, dengan orang tua nya yang mengutamakan uang.

"Ya udah sana!" Mama nya menghitung uang hasil penjualan bunga.

"Gimana gue bisa dapetin uang sebanyak itu, kalo hasil nya aja buat bayar arisan, apa gue kerja part time?" Alana memandang Mama nya yang sangat senang akan uang.

"Besok gue cari aja," Alana naik ke atas, untuk ke kamar nya.

*

"Sya, Ra," panggil Alana, membuat mereka berdua menoleh.

"Apa?" tanya Ara.

"Gue butuh kerjaan part time nih, ada gak?" tanya Alana.

"Hah!" kompak keduanya.

"Sstt ... diem elah, gue tanya ada gak?" Lisya dan Ara berfikir.

"Ada Al, lo ke cafe nya Tante Ira aja," usul Lisya.

"Namanya apa?" Lisya berusaha mengingat.

"Cafe Alexis," jawab Lisya.

"Kok nama cafe nya?" Lisya tau maksud Alana.

"Geng tawuran Ariel," Alana mengangguk.

"Itu punya Ariel atau Tante Ira?"

"Tante Ira lah, sengaja sih di buat nama itu, karna buat mengenang Alexa," Alana mengangguk mengerti.

"Lo anter gue ke sana ya?" Lisya mengangguk.

"Iya Al," jawab Lisya.

"Gue ikut ya?" Lisya mengangguk.

"Oiya Al, buat apa lo kerja part time?" Alana menghembuskan nafas.

"Nambah uang buat sekolah gue," Ara heran.

"Lah, orang tua lo gak kasih uang?" Alana menggeleng.

"Hasil dari bunga, buat arisan," Lisya dan Ara tak habis pikir dengan cara pikir orang tua Alana.

"Gila ya orang tua lo! Masa malah penting urusan pribadinya sendiri," kesal Ara.

"Udah, biar jadi urusan gue, dan jangan sampai Ariel ataupun Arsen tau!" Lisya dan Ara mengacungkan jempol.

"Sip mah," Alana senang jika memiliki sahabat seperti mereka.

*

"SEMUANYA-SEMUANYA, GUE MAU NGOMONG PENTING!" teriak Ken di tengah lapangan mengundang Alana dkk ke sana.

Ada apaan sih?

Mau ngapain Ken?

Bisikan-bisikan itu mengundang berbagai pertanyaan.

Bad-Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang