Arsen yang sedang bersantai di kamar, dengan menghidupkan asap rokok.
Flashback on.
"KEN EMANG JAHAT, TAPI KAMU JAUH LEBIH JAHAT SEN! GILA YA! AKU BISA TERTIPU SEMUA OMONGAN COWOK BAD-BOY IDOLA SEKOLAH," ujar Alana.
"Al, emang awalnya kita taruhan, tapi sekarang aku udah sayang sama kamu," Alana semakin muak dan tak pernah percaya lagi semua perkataan Arsen.
"Jadi kamu deketin aku cuma taruhan? Arsen! Aku ini perempuan, kamu punya perasaan kan? Atau sifat kamu dulu gak berubah!" tanya Alana heran.
"Al, dulu aku emang suka mainin perempuan, tapi sejak ada kamu, udah beda," balas Arsen.
"Cukup omong kosong kamu Arsen! AKU MOHON KAMU PERGI! JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI!" bentak Alana.
Flashback off.
"Gue emang jahat," lirih Arsen tanpa sadar.
Arsen mematikan asap rokoknya, kemudian melihat sebuah buku yang asing baginya.
Sebuah rasa.
"Buku siapa nih?" tanya Arsen heran.
Arsen yang entah kenapa, ingin mencoba membuka buku itu.
Arsen berniat membuka halaman tengah, karena ia sedikit tak suka jika harus membaca buku seperti ini.
Menyakiti seseorang tanpa kita sadari.
Bukan kesengajaan.
Melainkan keegoisan diri kita.
Memperbaiki belum tentu mengobati.
Tapi, dari diri kita ada rasa itu.
Rasa yang membuat kita kembali berjuang.
Ingatlah pertemuan awal itu.
Dari benci menjadi cinta.
Tapi, apa harus kamu yang membuat cinta itu menjadi patah hati.
Ataukah membuat cinta menjadi rasa kesetiaan.
Pilihlah ..."Kenapa bisa pas gini," ujar Arsen setelah membaca kalimat itu.
"Berarti gue harus memilih," pikir Arsen.
Arsen menutup buku tersebut, membaca judul dari buku itu.
"Hebat banget lo, bisa membuat gue semangat lagi untuk mengejar cinta ke seseorang," ucap Arsen berbicara kepada buku itu.
"Oke, setelah ini gue harus bisa berjuang mendapatkan hati Alana," semangat Arsen yang kembali, membuat seseorang yang sengaja meletakkan buku itu tersenyum.
Seseorang yang tak lain Ana, sedang mengintip anaknya yang sedang senang.
"Syukur deh, untung dapet saran dari Lisya," ucap Ana tersenyum.
Arsen yang senang, kemudian teringat sesuatu.
"Kertas itu," Arsen mencari-cari sebuah kertas.
"Alhamdulillah, akhirnya ketemu," sebuah kertas dari Alana yang selalu Arsen simpan.
Seseorang yang mencintaiku.
Kamu ...
Seseorang yang dikirim untukku.
Seseorang yang membuatku merasakan apa arti cinta.
Seseorang yang dapat menerima ku apa adanya.Kamu ...
Memori yang selalu dalam pikiranku.
Menatapmu saja membuatku bahagia.Kamu ...
Sebagai seseorang di hati.
Seseorang yang ku gambarkan dalam angan.
Seseorang yang sekarang telah berubah menjadi kita*
Alana yang baru saja selesai cuci piring, masuk ke kamarnya.
"Capek juga yah," Alana merebahkan dirinya di tempat tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad-Boy (Complete)
Teen FictionBad-boy? bagi banyak orang dia seseorang yang tampan, playboy, dan tak terlalu pintar tentunya. Namun, bagi Arsen cowok pindahan dari Amerika ini sudah banyak dikenal orang. Tak hanya tampan dia juga dikenal akan kepintarannya. Cupu? orang beranggap...