Alana memasuki kawasan rumah nya, diiringi tatapan tajam Mama nya.
"Uang jajan kamu Mama tambah jadi 2 minggu!" Alana terkejut mendengar itu.
"Ma, maaf ya tadi Alana bantuin temen, soalnya motornya mogok," jelas Alana.
"Gak ada bantahan, atau Mama tambah lagi!" Alana diam kemudian memasuki kamar nya.
"Oiya, gue coba lihat foto itu lagi," Alana mencari sebuah foto di lacinya.
"Nah ini dia," Alana terus memandangi foto itu.
"Besok bangun pagi-pagi!" perintah Mama nya di balik pintu, membuat Alana menoleh kaget hingga foto itu terjatuh.
"I-iya Ma," jawab Alana gugup.
Mama nya kembali ke bawah, dan Alana mengambil foto itu.
"Alexa? Hubungan dengan keluarga gue apa?" tanya Alana pada dirinya sendiri.
"Pusing gue mikirin masalah ini, masalah gue aja gak pernah selesai, huh ..." Alana berbaring di atas kasurnya.
*
Alana memarkirkan sepedanya di dekat pos satpam, setelah itu menuju ke kelas.
Itu bukannya jaket Alexis.
Jangan-jangan dia mata-mata mereka lagi.
Alana tak menggubris bisikan itu, hingga sampai di kelas banyak pasang mata menatapnya.
Alana duduk tapi, sebelum itu dicegah seseorang.
"Ngapain pakai jaket itu?" Alana melihat sekilas jaket yang dipakainya.
"Emang kenapa?" Tanya Alana membuat Arsen geram.
"Lo tau kan, kalo pemilik jaket ini musuh gue!" Alana mencoba sabar menghadapi sikap Arsen.
"Sebentar deh, kalo gue pakai jaket ini di sekolah terus banyak anak-anak menatap gue yang mereka sangka gue itu mata-mata Alexis, don't judge cover!" ucap Alana menusuk Arsen.
"Kalo lo masih mau bahas soal jaket ini, please ... materi hari ini jauh lebih penting daripada berantem sama lo!" Alana duduk dengan Arsen menatapnya tajam.
Arsen pergi begitu saja, Alana tak peduli jika akan menjadi bahan ejekan semuanya.
"Lo kenapa si Al? Kenapa juga pakai jaket ini?" Alana memutar bola mata malas.
"Ara, lo jangan kayak Arsen yang buat mood gue tambah berantakan!" Alana menutup buku itu, kemudian pergi.
"Semua aja salahin gue!" Alana membasuh mukanya, membiarkan masalahnya terbawa air itu.
Saat keluar tiba-tiba ada pengumuman.
"Perhatian bagi siswa siswi, jam pertama hingga istirahat guru pengajar akan rapat, sekian terimakasih."
Alana yang bosan di kelas, berpikir menuju rooftoop. Berjalan menaiki tangga demi tangga.
"Akhirnya," ucap Alana berjalan melihat kawasan bangunan-bangunan kokoh.
"Alana," panggil seseorang yang Alana tau itu Arsen.
Alana masih menikmati hawa sejuk disini, rambutnya yang ia kuncir terbawa angin.
"Kenapa? Masih mau bahas jaket itu lagi," Arsen diam menatap Alana dari samping.
"Iya," jawaban itu membuat Alana menoleh.
"Ngapain sih dibahas?! Gak penting juga buat lo!" sergah Alana tersenyum miring.
"Maksud lo? Dengan siswi anak SMA Garuda pakai jaket Alexis, itu dianggap biasa? Enggak Al! Justru ngebuat lo dibenci," jawab Arsen lantang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad-Boy (Complete)
Dla nastolatkówBad-boy? bagi banyak orang dia seseorang yang tampan, playboy, dan tak terlalu pintar tentunya. Namun, bagi Arsen cowok pindahan dari Amerika ini sudah banyak dikenal orang. Tak hanya tampan dia juga dikenal akan kepintarannya. Cupu? orang beranggap...