Anunia, gadis dua puluh dua tahun yang tertarik dengan bidang penyiaran sejak masih duduk dibangku sekolah. Terlahir dari keluarga yang berkecukupan, tapi tidak berlebihan. Papa dan mamanya sibuk, namun tetap ada untuknya. Menjaganya, memperhatikannya dan selalu menjadi tempat kembali senyaman mungkin agar pribadi sang anak terbentuk dengan baik di periode menuju dewasanya ini. Ia anak tunggal. Dibesarkan hanya dengan kasih sayang orangtua, tanpa merasakan bagaimana hidup jika ada kakak atau adik. Semua itu tidak menjadikan Nia ketergantungan alias apa-apa orangtua. Diluar kebutuhan pendidikan dan bulanan, ia tidak akan meminta sepeserpun jika hanya ingin membeli kosmetik.
Selama hampir empat tahun menjadi mahasiswa, tidak pernah sekalipun dirinya merubah status dari jomblo menjadi taken. Nia asik menyendiri, menekuni hobinya menjadi penyiar radio, atau menghabiskan waktu dengan berbagai hal yang ia suka. Hei, tidak selamanya tanpa kekasih itu terdengar menyedihkan. Siapapun bebas mengekspresikan masa mudanya sesuai dengan pilihan masing-masing. Termasuk dalam kategori Nia ini. Berkenalan dengan cowok sih jelas pernah, itupun tidak banyak dan tidak pernah sampai ada yang berhasil menembus ke hatinya. Wajar kalau akhirnya mendapat julukan perempuan berhati batu, bahkan dikatakan penyuka sesama jenis pula oleh orang yang baru dikenalnya.
Nia tipe orang yang cuek. Tidak tomboy, tapi juga jarang menunjukkan sisi feminimnya. Dan ia juga penyicip rokok. Dikenalkan oleh Rina, yang memang lebih menyukai benda itu dibalik penampilan anggunnya. Hanya beberapa kali, tidak sering. Tapi sudah tau rasanya, memang nikmat. Mohon kalau ini jangan ditiru.
Begitu kilas balik kehidupannya selama ini, yang berubah sekian persen semenjak bertemu dengan laki-laki berpakaian wanita yang bernama asli Jeffian Irsyadi Dvi Baghali. Sikap cueknya mendadak hilang berkat adanya dorongan yang entah dari mana asalnya. Seolah-olah pikirannya terus memberikan sugesti kepada diri sendiri agar bisa terus memeluk Jeffian. Ia sadar dengan sangat bahwa laki-laki itu membutuhkan orang lain. Bukan membutuhkan bantuan finansial, melainkan membutuhkan bahu untuk bersandar.
Jeffian memakai rok mini, tidak membuatnya ilfeel. Jeffian memakai lipstik tebal, tidak membuatnya ilfeel. Jeffian memakai rambut palsu, juga tidak membuatnya ilfeel. Pernah dengar ada perempuan yang jatuh cinta pada laki-laki karena suaranya? Mau tampangnya kayak apa, kalau suaranya sedalam blackhole dan seberat beban angkat besi, yakinlah sebagai wanita seutuhnya bahwa anda pasti meleleh. Itu titik awal yang membuat Nia akhirnya terlalu dalam memasuki kehidupan pribadi Jeffian.
Dihembuskannya nafas panjang, lalu ia berdiri dari kursinya menuju kamar sang ibu. Duduk dilantai kemudian menumpu dagu dengan kedua tangan diatas kasur sudah menjadi hal yang tak asing bagi Jeffian. Balas tersenyum ketika kepalanya dibelai lembut oleh ibu yang hampir tidak pernah bisa ia jangkau keberadaannya, dulu.
"kamu gak pernah pergi lagi, udah gak kerja, Jeff?"
Pertanyaan sederhana namun sulit untuk dijawab. Hanya gelengan saja yang keluar sebagai respon dari Jeffian. Untuk saat ini, mengirit uang kuliah dari sang paman adalah cara terbaik untuk bertahan hidup. Didetik pertama dirinya melihat sebuah makna dari sorot mata Anunia, disaat itu pula ia memutuskan untuk berhenti menjadi apa yang tidak seharusnya ia lakukan. Jeffian berhasil menemukan rasa yang lain setiap kali melihat manik mata gadis itu, sejak lama.
"kenapa? Gak ada masalah kan di tempat kerja kamu?"
"enggak kok."
"kamu gak apa-apa kan?"
Tidak apa-apa kalau sekarang. Masa-masa sulit secara mentalnya sudah tertinggal jauh entah dimana. Kembali yang ditanya menjawab dengan gelengan singkat, lalu tersenyum tipis. Membuat sang ibu dapat menghela nafas lega setelahnya.
"Nia gak kesini?" tanya ibu lagi, mengundang fokus Jeffian kembali lurus padanya. "dia pacar kamu kan?"
"bukan." jawabnya cepat, "dia suka sama Jeffian, tapi Jeffian gak suka sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Aku di-113 // JUNG JAEHYUN
FanfictionIni bukan kisah laki-laki berjas gagah yang berusaha untuk menggaet salah satu gadis incarannya. Melainkan, kisah anak kedua kambing betina yang berusaha tetap hidup dengan pekerjaan seadanya. Disanalah ia bertemu dengan "anunya", perombak mimpi, pe...