11• PERTEMUAN KELUARGA

2.4K 519 58
                                    

Hari Minggu tiba. Jeffian yang sudah duduk dengan satu kaki menekuk diatas motornya lantas menoleh ketika pagar rumah besar tak jauh didekatnya itu terbuka. Dihisapnya sekali lagi rokok yang masih diapit dua jarinya, kemudian membuang sisa batang nikotin itu sembarangan. Tak lupa mematikan apinya dengan cara menginjak sekali.

Begitu keduanya kini berhadapan, Nia lantas memperhatikan dari atas sampai bawah. Kemudian menyingkap sedikit jaket kulit hitam yang dikenakan oleh laki-laki itu untuk melihat pakaian dalamnya. Membuat Jeffian otomatis melotot dan hendak melontarkan protes sebagai salam pembuka kali ini.

"diem." sergap Nia.

Gadis itu merogoh tas yang tersampir dibahu kanannya, kemudian mengeluarkan tisu basah. Bak anak kecil yang habis ketahuan bermain ditempat kotor, Jeffian hanya terdiam ketika Nia meraih tangannya kemudian mulai membersihkan dengan tisu tersebut.

"udah ngerokok, buang sampah sembarangan pula." gumamnya.

"gak ada tempat sampah disini." jawab Jeffian enteng. Masih menurut dan membiarkan tangannya kini beraroma seperti bayi.

"masuk gih, parkir motornya di garasi."

Refleks pandangan Jeffian beralih pada rumah gadis itu. "gak ada orang? Katanya minta temenin pergi?"

"iya ini mau pergi. Bawa mobil aja."

"lo boleh nyetir?" cowok itu masih banyak tanya rupanya.

"elo lah yang nyetir. Bisa kan?"

"gue gak punya SIM, Nun."

Seketika Nia menatapnya dengan sorot tak percaya. Lalu menghela nafas singkat sebagai respon yang tak bisa lagi ia ungkapkan dengan kata-kata. Tanpa ingin membuang waktu lebih lama, ditepuknya lengan cowok itu sekilas. Memberi isyarat untuk mengikuti saja apa yang sebelumnya ia katakan.

Tak ada pilihan lain saat itu. Jeffian hanya masih belum mengerti kemana tujuan mereka setelah ini. Usai memarkir kendaraannya di garasi, ia terkejut ketika Nia meletakkan kunci mobil ditangannya dengan begitu percaya diri. Tanpa sengaja memintanya untuk mengendarai mobil sedan hitam milik keluarga tersebut.

"Nun, gue gak punya SIM." ulangnya sekali lagi.

"gak ada polisi hari Minggu." balas Nia sembari berjalan mengitari bagian depan mobil untuk sampai ke pintu penumpang sebelah kiri. Kemudian membukanya dan duduk disana, sebelum Jeffian benar-benar membuka mulut untuk kesekian kali.

Ya, beginilah kira-kira. Kalau saja tidak dilirik dari dalam, Jeffian mungkin masih betah berdiri diluar sampai malam tiba. Pada akhirnya cowok itu pasrah. Dibukanya pintu kemudi kemudian menghempaskan diri disana. Ia tak langsung memasukkan kunci, melainkan terdiam lalu menoleh kesamping.

"rem yang tengah kan?"

Untuk yang kesekian kalinya Nia menatap tak percaya. Ia tertawa—lebih ke tidak habis pikir sebenarnya. "bisa nyetir atau enggak?"

"bisa."

"gue gak yakin."

"lo yang ngasih kuncinya. Gue tanya sekali lagi, rem yang tengah kan?"

Nia mengangguk seraya menyodorkan tangan kehadapan Jeffian. Meminta kembali kunci yang sebelumnya ia berikan. Bermaksud untuk segera tukar posisi karena mendadak tidak yakin telah meminta cowok itu menyetir.

"oke, bisa."

Tanpa menghiraukan cewek disebelahnya, Jeffian malah memasukkan kunci ke tempatnya. Lalu memutar sedikit hingga mesin menyala. Disusul kedua tangannya yang meraih sabuk untuk mengaitkan benda itu guna memenuhi standar keselamatan berkendara.

✔ Aku di-113 // JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang