36• MAGELANG

1.8K 346 153
                                    

Di kamar berukuran sedang itu, tak ada suara yang keluar selain dari detik jarum jam yang menempel pada dinding. Jeffian memandang layar ponselnya dengan tatapan kosong, pikirannya berkecamuk menjadi satu. Bingung harus menghubungi kekasihnya atau tidak.

Siang tadi, Jeffian sempat mengetuk pintu kamar Nia. Namun tidak mendapat respon apapun setelah lima kali percobaan. Ia tidak pergi dari sana, sampai kedua orangtua pacarnya itu pulang. Benar, memang sampai malam. Ketika ditanya apa yang terjadi, Jeffian hanya tersenyum tipis. Lalu beralasan bahwa dirinya sedang ada sedikit masalah dengan Nia, dan kekasihnya itu belum ingin keluar dari kamar.

Rasa khawatir yang sudah tidak tertahan lagi membuat Jeffian akhirnya memberanikan diri untuk mengontak Nia. Tak lama setelah nada sambung terdengar, panggilan tersebut malah terputus. Menimbulkan desah frustasi dari laki-laki itu, terlebih tidak tau harus berbuat apa.

Sebuah pesan masuk menyusul. Menarik atensinya seratus persen. Penasaran, Jeffian langsung membukanya. Pesan itu datang dari Nia, isinya sebagai berikut.

I'm okay
Jangan khawatir

Entah harus merasa lega atau malah semakin khawatir. Terakhir pertemuan mereka harus dihiasi dengan pertengkaran hebat, dan Jeffian belum bisa tenang kalau belum melihat langsung kondisi kekasihnya itu. Tanpa membalas, dihempaskannya benda elektronik itu keatas meja. Lalu ia merebahkan diri diatas kasur dan memejamkan mata dengan satu tangan diletakkan diatas kening.

Tak pernah dirinya membayangkan bahwa hari ini akan terjadi dalam hidupnya. Hari paling buruk. Lebih buruk lagi daripada saat kehidupan keluarga hancur ditinggal Sadam. Semua keluh kesah yang keluar dari mulut Nia tadi siang, sukses menamparnya pada realita. Bahwa sebenarnya berbagai masalah ini disebabkan oleh orang yang sama.

"aku salah karena ketemu Sadam diem-diem, tapi semua aku lakuin cuma demi kamu! Aku pikir, aku bisa percaya sama dia. Aku kira, aku bisa jadi penengah dan suatu saat hubungan kalian akan membaik lagi. Tapi kenyataannya..kenyataannya aku..diperkosa sampe hamil, Jeff. Aku minta maaf."

Setetes cairan bening berhasil lolos dari kelopak mata yang terpejam itu. Jeffian mengatupkan rahang keras-keras, menahan agar ego tidak mengendalikan diri. Sakit, jelas. Tapi ia sadar semua itu tidak sepadan dengan apa yang dirasakan oleh Nia.

Anunia-adalah wanita terbaik yang pernah hadir dalam kehidupan Jeffian. Seseorang yang tidak pernah ia bayangkan akan seberarti itu bagi dirinya. Nia yang selalu berusaha untuk masuk ke setiap permasalahan hidup Jeffian, berhasil mengeluarkan pria itu dari masa-masa sulit dalam hidupnya. Membuatnya bangkit dan bisa merasakan bahwa masih ada harapan pada setiap langkah yang tersisa.

Banyak kenangan yang sulit untuk dilupakan, bahkan mungkin takkan pernah bisa terlupakan. Rasa cinta yang tumbuh didalam hati berkembang setiap harinya hingga Jeffian merasa berada pada titik dimana tidak bisa kehilangan kekasihnya itu sama sekali. Terlebih, sekarang Nia tengah mengandung seorang bayi. Dan pelaku itu adalah kakaknya sendiri. Tapi disatu sisi, ia berspekulasi bahwa keberadaannya malah mengundang bencana untuk orang lain.

Miris. Jeffian meringis tatkala merasakan nyeri didada. Mengingat kejadian tempo hari dimana Sadam hampir saja membunuhnya. Disana Sadam marah besar, sampai-sampai tak bisa menahan diri untuk memberitau Jeffian bahwa ia adalah anak yang dilahirkan karena hubungan yang tak diinginkan. Tapi sekarang apa yang terjadi? Justru Sadam-lah yang menjadi laki-laki biadab itu. Justru Sadam-lah yang membuat Nia berada diposisi yang sama seperti ibu mereka, dulu.

🐋🐋🐋

Bagaimana pun juga masalah ini harus diselesaikan secepatnya. Tanpa pikir panjang besoknya Jeffian memutuskan untuk cuti sementara dari instansi, lalu berangkat ke Magelang. Terpaksa mengambil sebagian uang simpanannya untuk membeli tiket pesawat, dari Soekarno-Hatta dengan tujuan landas Adisutjipto, Yogyakarta. Ia tidak akan membuang waktu hanya untuk duduk didalam bus selama berjam-jam karena kedua tangan itu sudah gatal ingin menghajar kakaknya.

✔ Aku di-113 // JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang