FASE A
CATATAN KEPRESIDENAN BAGIAN 2: Cikal Bakal
•••••15 Mei 2022
Distrik Darurat Narogong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
--Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semoga Keselamatan dan Rahmat Allah serta keberkahan-Nya Terlimpah kepada Kalian,
Shalom, Salam Sejahtera,
Om Swastyastu, Semoga dalam keadaan selamat atas karunia dari Hyang Widhi,
Namo Buddhaya, Terpujilah semua Buddha,
Salam Kebajikan, Wei De Dong Tian, Hanya Kebajikanlah Yang Bisa Menggerakkan Tian.
•••••
Buku ini ditulis oleh Perdana Haliman Kawung, Presiden Republik Indonesia, serta hanya boleh dibaca dan dipergunakan oleh pihak tertentu.
•••••
Di garis terdepan, satu persatu warga sipil yang hendak mengungsi mulai memasuki area steril setelah didata dan lolos dari seleksi kesehatan yang cukup ketat. Akibat kerumunan orang yang begitu membludak, tentara yang bertugas tidak lagi peduli dengan antrian. Mereka hanya akan melayani siapapun yang ingin mereka layani, sekalipun orang yang dilayani tersebut seharusnya mengantri.
Baru satu jam setelah akses masuk dibuka untuk sipil, tim di perimeter telah mengidentifikasi dua ratus lebih warga yang tidak lolos seleksi kesehatan. Beberapa warga tersebut pasrah ketika tentara menyarankan untuk karantina agar dapat mendapatkan perawatan yang intensif, sementara beberapa yang lain memilih untuk pergi.
Tak jarang terjadi adu mulut antara tentara dan sipil yang ngeyel untuk masuk walaupun hasil tes telah mencegahnya. Seperti yang sebelumnya aku instruksikan, mereka yang tidak kooperatif akan kami amankan. Nantinya, orang-orang tersebut akan kami gabungkan dengan mereka yang sakit untuk dieksekusi di Bantar Gebang.
Di saat adu mulut itu terjadi pula, tentara berhasil menangkap beberapa oknum yang memanfaatkan situasi untuk menyelinap masuk tanpa melalui pendataan. Namun karena banyaknya personil, orang-orang tersebut berhasil kami amankan dan nantinya mereka—sekalipun sehat—akan kami jebloskan ke karantina sementara.
Ya, sekali lagi, kami memang kejam. Namun mau bagaimana? Tindakan-tindakan tidak disiplin ini nantinya dapat menimbulkan dampak besar dan akan merugikan banyak orang. Ketidakdisplinan seperti ini lebih berbahaya dari virus. Mereka yang dibiarkan akan menjadikan orang-orang lain yang awalnya tertib akan menjadi ikut-ikutan tidak disiplin juga.
Itulah alasannya, di situasi yang seperti ini, manajemen risiko yang baik harus diterapkan. Sekalipun harus membayar pengorbanan yang mahal.
Rapat darurat digelar, dengan penjagaan yang ketat, seluruh pejabat kenegaraan dikumpulkan di lapangan SMPN 1 Cileungsi, yang saat itu kami jadikan sebagai kantor pemerintahan darurat.
Mengingat minimnya waktu yang kami miliki, rapat pun segera dimulai. Hal pertama yang kami bahas adalah ketersediaan angkatan bersenjata, baik polisi maupun tentara.
Pihak kepolisian dan militer segera memberi data estimasi jumlah anggota mereka yang tersisa. Total gabungan kedua elemen tersebut mencapai kurang lebih seratus ribu personil. Aku segera memerintahkan agar seluruh personil diangkut dikumpulkan di satu titik konsentrasi pada area steril di regional masing-masing.
Personil yang berada di kawasan DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat Regional 1 yang mencakup Depok, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, Bekasi, Karawang, Subang dan Bandung aku instruksikan untuk ditarik ke tempat ini.
Lalu Jawa Barat Regional 2 yang mencakup Garut, Kuningan, Tasikmalaya, Cirebon, Ciamis, Sumedang, Majalengka, dan Indramayu aku perintahkan untuk berkonsentrasi di kawasan Gunung Cikuray, Garut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak: 31 Hari (Tamat)
Science FictionSaat pandemi mayat hidup melanda Indonesia, sekelompok orang di Pemerintah berusaha mengumpulkan informasi melalui jejak para penyintas yang pernah (atau masih) bertahan hidup. Sembari melakukan tindakan evakuasi, akhirnya mereka dipertemukan dengan...