FASE D
CATATAN KEPRESIDENAN: Ternate
•••••28 Mei 2022
Bandara Sultan Baabullah, Ternate, Maluku Utara
--Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semoga Keselamatan dan Rahmat Allah serta keberkahan-Nya Terlimpah kepada Kalian,
Shalom, Salam Sejahtera,
Om Swastyastu, Semoga dalam keadaan selamat atas karunia dari Hyang Widhi,
Namo Buddhaya, Terpujilah semua Buddha,
Salam Kebajikan, Wei De Dong Tian, Hanya Kebajikanlah Yang Bisa Menggerakkan Tian.
•••••
Buku ini ditulis oleh Perdana Haliman Kawung, Presiden Republik Indonesia, serta hanya boleh dibaca dan dipergunakan oleh pihak tertentu.
•••••
Aku tak sanggup membendung air mataku tatkala melihat masyarakat bagian Timur Nusantara ini nampak menyambutku dengan antusias. Tari Soya-soya, Cakalele, beserta alunan lagu "Selamat Datang di Kota Ternate" yang dinyanyikan langsung oleh Naruwe cukup membuat tubuhku bergetar.
"Selamat datang di Kerajaan kami, Bapak pemimpin Nusantara. Ini adalah rumah anda, jadi bersenang-senanglah selayaknya anda sedang di rumah," ucap Sultan Ovaroni, beliau merupakan pemegang tahta Kesultanan Ternate era itu.
Gunung Gamalama nampak berdiri tegak dengan topi awan di atasnya. Teriakan bahagia dari masyarakat setempat membuatku begitu terharu karena hal tersebut merupakan bukti bahwa sekalipun dalam kondisi seperti ini, mereka masih menganggapku sebagai kepala negaranya.
Baru kali inilah aku merasakan sebegitu dekatnya dengan rakyatku. Satu persatu berebut jabat tangan denganku, yang lain mencuri-curi kesempatan untuk foto bersama. Bisa dibilang, ini adalah momen paling bahagia yang aku rasakan setelah dimulainya fenomena "kiamat" beberapa minggu silam.
Setelahnya, mereka mengantarkan aku dan beberapa pejabat pemerintah lain menuju eks-kantor Gubernur yang letaknya berhadapan langsung dengan laut. Nantinya, disini akan menjadi lokasi kantor pemerintah negara yang baru.
Di perjalanan, aku mendapati sekelompok orang nampak sibuk dengan lahan-lahan hijau. Ada yang mengurusi tanaman, ada pula yang mencangkul guna memulai penyemaian. Sesampainya disana, aku langsung mengumpulkan setiap pemangku kepentingan untuk mengkoordinasikan rencana-rencana selanjutnya.
"Selamat sore, semuanya," ucapku membuka rapat.
"Selamat sore, Pak," jawab mereka serentak.
"Baiklah, pertama-tama, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam mewujudkan segala rencana kita, hingga kita dapat berjalan sejauh ini dalam menghadapi rentetan peristiwa-peristiwa yang cukup memilukan hati kita. Ungkapan ini juga saya sampaikan khususnya kepada seluruh elemen pemerintah negara dan Kesultanan Ternate, atas koordinasi yang baik, kooperatif, dan mewujudkan Kota Ternate menjadi layak untuk dijadikan pusat dari Indonesia," ujarku kemudian.
Agenda rapat berlangsung dengan pembahasan rencana pangan baik di bidang perkebunan maupun perikanan, keamanan, dan skema perekonomian baru.
Setelah melalui diskusi yang alot, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan skema penggajian berupa stok logistik (makanan, minuman, dan obat-obatan bila diperlukan) dan jaminan keamanan atas setiap kontribusi kerja masyarakat.
Bidang pekerjaan yang disediakan pun bervariasi, perkebunan, perikanan, pendidikan, teknik mesin, pengolahan dan distribusi logistik, kesehatan, dan keamanan.
Setiap orang akan disesuaikan kemampuannya untuk ditempatkan di setiap pekerjaan tersebut. Upah yang diberikan pun berbeda-beda tergantung dengan beban kerjanya. Bidang teknik mesin dan kesehatan merupakan pekerjaan yang paling besar pendapatannya.
Lalu perihal ketersediaan pangan, semua orang sepakat untuk menyerahkan aset lahannya kepada pemerintah, agar dikelola untuk kepentingan bersama.
Setiap masyarakat juga diperbolehkan untuk memiliki tanaman hidroponik dan beternak ikan konsumsi di rumahnya masing-masing, dan hasilnya merupakan milik mereka seutuhnya.
Kemudian yang terakhir, tentang keamanan. Masing-masing jajaran komandan dari Zulu 2 dan Zulu 7 telah menyiapkan titik-titik krusial untuk menempatkan pasukannya. Meskipun kecil kemungkinannya kalau disini ada ancaman, namun beberapa warga pernah melaporkan tentang adanya mayat yang berenang di perairan.
Hal ini tentu menjadi momok tersendiri untuk para pekerja di bidang perikanan. Mereka juga telah memaparkan beberapa opsi strategi dalam mensterilkan dua pulau selanjutnya di Maluku Utara; Morotai dan Tidore.
Setelah menjelaskan gambaran inti dari sistem pemerintahan disini, aku optimis kalau nantinya akuisisi pulau Morotai dan Tidore akan berjalan dengan lancar, sehingga kami dapat memaksimalkan sumber daya yang tersedia disana.
Aku juga sangat yakin kalau nantinya rencana pembangunan kami disini akan sukses, sehingga proses reunifikasi Nusantara selanjutnya dapat direalisasikan.
Perdana Haliman Kawung
Presiden Republik Indonesia
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak: 31 Hari (Tamat)
Science FictionSaat pandemi mayat hidup melanda Indonesia, sekelompok orang di Pemerintah berusaha mengumpulkan informasi melalui jejak para penyintas yang pernah (atau masih) bertahan hidup. Sembari melakukan tindakan evakuasi, akhirnya mereka dipertemukan dengan...