FASE B
CATATAN KEPRESIDENAN: Duka dan Pilihan
•••••18 Mei 2022
Distrik Darurat Narogong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
--Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semoga Keselamatan dan Rahmat Allah serta keberkahan-Nya Terlimpah kepada Kalian,
Shalom, Salam Sejahtera,
Om Swastyastu, Semoga dalam keadaan selamat atas karunia dari Hyang Widhi,
Namo Buddhaya, Terpujilah semua Buddha,
Salam Kebajikan, Wei De Dong Tian, Hanya Kebajikanlah Yang Bisa Menggerakkan Tian.
•••••
Buku ini ditulis oleh Perdana Haliman Kawung, Presiden Republik Indonesia, serta hanya boleh dibaca dan dipergunakan oleh pihak tertentu.
•••••
Saat ini, kita telah memasuki babak baru dalam perjuangan bertahan hidup dan mempertahankan sistem kenegaraan.
Dalam catatan ini, aku akan menyingkap keadaan yang sesungguhnya, bahwasanya Operasi Sapu Saksi tidak berjalan dengan maksimal. Kita tidak gagal, kita mampu mengevakuasi begitu banyak masyarakat hingga mereka sampai di tempat ini. Selain itu, kita juga mampu mengumpulkan banyak jejak yang nantinya akan kita gunakan untuk bahan investigasi di masa yang akan datang.
Ketidakmaksimalan yang aku maksudkan disini adalah banyaknya prajurit kita yang gugur selama berjalannya operasi, yang kalau ditotal secara keseluruhan mungkin akan melebihi 90% komposisi tentara di seluruh penjuru Indonesia.
Namun, semuanya harus kembali berjalan kan?
Siang tadi, aku mengajak Pemimpin dan Wakil Pemimpin Tim Pancasila—yang merupakan hasil peleburan Tim Foxtrot dan Giant—, Penasihat Negara, serta Pemimpin dan Wakil Pemimpin Tim Investigasi OSS untuk membahas agenda selanjutnya.
Sebelumnya, aku mendapatkan informasi bahwasanya Tim Zulu 2 sudah berhasil mengambil alih Kota Ternate dan Pulau Morotai. Artinya, kawasan tersebut sudah dalam kondisi steril, yang kesimpulannya, kita sudah selangkah lebih dekat dengan agenda migrasi kesana. Selain itu, Tim Zulu 7 juga berhasil mengevakuasi warga Jayapura dan sekitar satu jam lagi, mereka akan bertolak menuju Pelabuhan Ratu, Ternate.
Kemudian, melalui keterangan dari Tim Foxtrot, aku juga mendengar adanya kelompok bersenjata yang terorganisir dan memiliki kemampuan yang handal, yang berkeliaran di kawasan Cilegon dan Jakarta Timur, yang merupakan salah satu biang kerok atas gugurnya banyak prajurit kita.
Oleh karena itulah, aku memberi instruksi untuk segera mempercepat proses migrasi menuju Maluku Utara, sebelum kelompok bersenjata itu mengendus kawasan steril Cileungsi ini dan menyerang kita nantinya.
Akhirnya aku memutuskan untuk memakai lagi saran Bapak Asep mengenai pembersihan area Halim dan jalur menuju kesana, serta persiapan beberapa pesawat komersial untuk dipakai mengevakuasi orang-orang dari tempat ini.
Operasi ini kami namakan sebagai "Operasi Jalur Sutera". Operasi akan dimulai pada 20 Mei 2022, atau dua hari mendatang, dan ditargetkan untuk selesai pada tanggal 24 Mei, agar gelombang evakuasi pertama bisa diterbangkan pada 25 Mei mendatang.
Rencana ini mendapat tentangan dari Pak Deddy. Menurutnya, pengambilan keputusan untuk keluar dari Cileungsi secara terburu-buru merupakan rencana bunuh diri yang nantinya hanya akan merugikan banyak pihak. Pria itu malah malah menyindir Pak Asep yang memang merupakan pencanang operasi.
Aku dapat memahami alasan ketidaksetujuannya. Memang, biar bagaimanapun, ia memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk menjaga keselamatan anak buahnya. Namun bukankah itu memang tugas dari seorang prajurit? Berjuang di lapangan demi memperjuangkan keselamatan banyak nyawa.
Keputusanku sudah bulat. Aku tetap berdiri pada pendirianku untuk terus maju menjalankan operasi tersebut. Apapun hasilnya nanti, satu-satunya yang aku harapkan adalah hasil yang terbaik, serta dukungan yang maksimal dari semua pihak.
Karena sekalipun dunia sudah kacau, nilai-nilai kebhinekaan tidak akan pernah habis. Hanya persatuan yang mampu untuk menyelamatkan kita.
Perdana Haliman Kawung
Presiden Republik Indonesia
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak: 31 Hari (Tamat)
FantascienzaSaat pandemi mayat hidup melanda Indonesia, sekelompok orang di Pemerintah berusaha mengumpulkan informasi melalui jejak para penyintas yang pernah (atau masih) bertahan hidup. Sembari melakukan tindakan evakuasi, akhirnya mereka dipertemukan dengan...