2.6: Video I; Rendy (-), Mahasiswa

193 39 1
                                    

Kamera dinyalakan.

13 Mei 2022, 09:12:34

"Halo, nama gue Rendy. Gue adalah Mahasiswa UNJ yang merantau dari Padang tiga tahun lalu. Sebelum gue selesaikan semuanya hari ini, kalian bisa lihat di sebelah sini."

Kamera menyorot ke arah seorang wanita dengan wajah aneh yang diikat di kursi.

"Dia Ima, pacar gue. Dia mau sidang Minggu depan."

Rendy menutup matanya, lalu terisak selama beberapa menit.

"Malemnya, dia ngabarin gue kalo keadaan di luar kosnya berisik. Banyak yang berantem, dan dia bilang dia ketakutan banget. Akhirnya gue putuskan buat ngejemput dia."

Rendy menghentikan omongannya sejenak sambil mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti berlinang.

"Walau nggak terlalu jauh, ternyata keadaan di luar sana diluar dugaan gue. Jalanan menuju rumah dia sama persis seperti yang Ima ceritain. Banyak orang yang berantem, tusuk-tusukkan, tiban-meniban, pokoknya aneh banget. Gue jadi keinget cerita bokap gue dulu waktu merantau di Jakarta saat kerusuhan sembilan delapan."

"Akhirnya setelah sampai dirumah Ima, gue langsung gedor pintunya dan narik dia keluar karena beberapa orang dengan penampilan aneh langsung coba nyerang kita setelah ngeliat kita. Sayangnya gerakan Ima terlalu lambat. Ima digigit sama salah satu orang aneh itu di lengannya, walau secepat kilat langsung gue tendang orang itu."

Rendy berhenti lagi beberapa detik, kemudian menghela nafas.

"Kita langsung lari kearah motor dan gue langsung tancap gas dari tempat itu dan kembali ke kosan gue. Kita berhasil sampai kosan gua kurang lebih 10 menit."

"Akhirnya gue dapet broadcast dari grup WA kampus yang menyatakan bahwa ini bukan rusuh biasa. Ini penularan penyakit dan media penularannya dapat melalui gigitan. Sejenak, gue diem. Artinya Ima udah tertular kan?"

Rendy menangis lagi.

"Tapi gue pura-pura tolol. Gue nggak mau bikin Ima panik. Walau setengah jam kemudian Ima ngeluh kalau badannya kedinginan dan pusing. Akhirnya gue selimutin dia dan bikin teh anget serta nyuruh dia minum beberapa antibiotik. Gue berusaha meyakinkan diri kalo demamnya itu cuma karena infeksi luka dan berita di WA gue tadi cuma hoax."

"Tapi beberapa menit kemudian, Ima mulai kejang dan ngeluarin busa bercampur darah dari mulutnya. Gue langsung ambil kursi kayu, dan tali tambang buat ngiket dia di kursi untuk jaga-jaga kalo dia beneran berubah jadi agresif kayak orang-orang aneh tadi."

"Dan, ini dia. Ima yang sekarang. Gue udah cek nadi di lehernya sebelum dia bangun dan seagresif ini. Nggak ada denyut disana. Gue bahkan nggak tau Ima masih hidup atau enggak."

Rendy menangis tersedu-sedu.

Kamera diarahkan ke Rendy yang mulai mendekat ke Ima. Terlihat disana Ima meronta-ronta, mulutnya berusaha meraih tubuh Rendy.

"Im, dulu kita pernah janji loh. Our first kiss setelah salah satu dari kita sarjana. Meskipun itu nggak akan terjadi, seenggaknya our first kiss akan gue wujudin sebelum kita mati, Im."

Rendy diam sejenak, menatap sedih penampilan kekasihnya yang sudah tak seanggun dulu.

"I love you, Im."

Beberapa detik kemudian, dengan cepat Rendy mendekatkan bibirnya ke mulut Ima. Darah segar mengalir dari sana. Rendy mulai melemas sampai beberapa detik kemudian Ima berganti menggigit leher Rendy.

Kamera jatuh ke bawah, terus merekam hingga baterainya habis.

Jejak: 31 Hari (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang