19. Murid baru
***
"ARG.. Terserah kalian! Aku capek kayak gini terus, mending aku enggak pulang aja ke rumah ini. Selamanya!"
"AIDAN! Kalo kamu benari keluar dari rumah ini lagi. Papi akan bawa kamu ke jerman!" Bentak Erhan.
Ali mengepalkan tangannya, ia bergegas berangkat sekolah daripada harus bertengkar kembali dengan Papinya. Ali ingin pergi, namun rasanya enggan untuk melangkahkan kakinya kembali. Ali benci sandiwara palsu ini, sejak kehadiran Aldan. Raganya selalu tersingkirkan, Ali selalu saja tak dianggap oleh orangtua nya sendiri. Sebenarnya ia anak siapa?
Ali menancap gas membelah jalanan jakarta, ia lampiaskan semuanya dengan mengebut. Tak peduli banyak orang yang meneriakinya dan mengklasonnya, yang Ali pedulikan adalah sakit hatinya sendiri. Anak mana yang tidak tersakiti, jika tak dianggap dan selalu saja dibeda-bedakan. Ali tak menyangka hidupnya akan seperti ini, Ali benci pada Aldan yang sudah merebut semuanya. Semuanya yang Ali sayangi.
Brum bruum
Parkiran sekolah mulai kembali ramai oleh murid-murid SMA andromeda, Ali membuka helm nya, membuat siswi-siswi yang melihatnya berteriak dan berjerit-jerit. Ali mengusap rambutnya yang berantakkan walaupun klimis, Ali tak peduli siswi-siswi disini yang rata-rata juniornya ataupun seniornya. Ali hanya fokus pada tujuannya, yaitu kelas.
"Aidannn... senyum ih."
"Aduhh cool banget sih Kak, jadi pengen peyuk kamuuu.."
"HEHH JAGA BICARA LO YAA? sweety Aidan itu punya guee."
Terdengar keributan yang berawal dari Sasya, Ali jengah melihat Sasya selalu saja mengklaim dirinya adalah milik Sasya. Padahal Ali sama sekali bukan milik Sasya, Sasya saja yang sangat ambisius untuk memilikinya. Ali melewati kerumunan itu, dan memasuki kelasnya. Bangkunya berada diurutan paling belakang urutan kedua, walau dirinya paling pintar disini. Ali memilih duduk dibelakang daripada didepan.
Ali membuka buku pelajarannya, bel mungkin akan terdengar sekitar 5 menit lagi. Ia membuka buku pelajarannya dan mulai memahami semua isinya.
"Bang?"
Ali mendongak. Dia lagi, untuk apa Aldan menemuinya? Sudah senangkah dia melihat dirinya tak dianggap sama sekali oleh orang tuanya sendiriz.
"Hahaha gimana Bang rasanya gak disayang? Gak enakkan." Sindir Aldan membuat Ali meradang seketika.
"Ternyata selama ini Mami sama Papi lebih sayang gue daripada elo hahahha. Yang bahkan lo adalah anak kandungnya sendiri hahahah. Kasian banget sihh nasih eloo Bang."
Brak
Amarahnya memuncak seketika, Ali menarik kerah Aldan. Ingin sekali mencekik Aldan dan merobek mulutnya, beruntungnya dikelas ini hanya mereka berdua. Ali menatap tajam kearah Aldan yang tampak kehabisan nafasnya.
"Lo dengerin baik-baik, gue akan rebut semuanya kembali."
Brak
Aldan tersungkur kedepan, Aldan tersenyum meremehkan. Kemudian Aldan pergi bertepatan dengan bel yang berbunyi, Ali mengibaskan tangannya kewajah. Rasa panas itu membuat wajahnya memerah, Ali duduk diikuti oleh Rio yang duduk didepannya bersama Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid [END]
FantasyMungkin zaman sekarang memang tak ada yang percaya dengan makhluk bernama Duyung atau lebih dikenal dengan MERMAID. Namun, tanpa disangka - sangka. diperdalaman laut yang beratus - ratus kilo, terdapat dunia Mermaid. Bahkan manusia pun tak ada yang...