17. Sepi

2.6K 339 40
                                    

17. Sepi

***

RASA nya Prilly sedikit kelu untuk menjawab benar, jika ia bisa bertahan disini demi Pria itu. Hatinya terasa sesak jika harus pergi ketempat asalnya, Prilly menatap Rean. Apa emang benar jika Mermaid mencintai Manusia lalu pergi ke laut akan menjadi buih-buih yang malang? Prilly sedikit tidak mempercayai mitos kuno itu.

"Benarkan? Ayolah Princess, Ratu sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Disini bukan tempat yang cocok untuk Princess, apakah Princess sudah jatuh cinta kepada Pria tadi?" Tanya Rean sambil memegang kedua bahu Prilly.

Bundaa.. Prilly bingung harus menjawab apa? Jika dikatakan tidak, semua itu memang benar. Namun jika tidakkan benar, Prilly masih bingung dengan perasaan aneh ini. Batin Prilly.

"Aku bingung."

Rean menduga jika Prilly sudah jatuh cinta pada Pria itu, Rean bisa melihat gelagat Prilly yang terlihat sangat gugup sekali. Rean melepaskan tangannya dari bahu Prilly, kemudian menatap kearah lain.

"Baiklah, mau cara lembut atau aku paksa Princess untuk pulang ke kerajaan!" Ujar Rean dingin.

Bagaimana ini, Prilly bingung memilih pulang atau bertahan dengan perasaan yang tak menentu itu. Prilly mencoba berpikir, mungkin ini jalan satu-satunya. Prilly tidak ingin mengkhawatirkan Bundanya, Prilly mengangguk. Ia akan pulang ke Kerajaan bersama Rean tentunya.

"Rean yang bawel, mau ikut atau tunggu disini? Aku mau pamitan sama Ali, takut dia nyariin juga!"

Rean mengangguk, ini keputusan Prilly. Tempatnya memang bukan disini, namun hatinya berada disini. Prilly kembali memasuki Lift ia hafal dimana lantai Apartemen Ali, karena saat Ali menekannya. Ia selalu melihatnya.

Setelah sampai, Prilly bisa melihat Ali sedang menyandarkan punggungnya disamping pintu Apartemen nya. Tatapannya dingin membuat Prilly sedikit takut, Prilly memberanikan diri untuk mendekat kearah Ali. Diikuti oleh Rean.

"Ali aku pamit."

Tiba-tiba saja Ali berdiri tegak, Ali berdeham kemudian menatap dingin kearah Prilly. Tiba-tiba perasaannya tidak menentu, mendengar Prilly ingin berpamitan padanya.

"Makasih ya Ali udah kasih aku makan trus tempat tinggal, makasih banget udah ngerawat aku sewaktu aku tersakit. Aku pulang dulu ya sama Rean? Kalo Ali kangen, Ali inget-inget aku aja ya."

Prilly tidak berani menatap kearah Ali, takut air mata ini akan roboh. Merasa ada yang menggenggam tangannya, Prilly menoleh mendapati Rean yang tersenyum manis kearahnya sambil mengangguk dan itu juga disaksikan langsung oleh Ali.

"Hmm.."

Hanya deheman saja, Prilly tersenyum kemudian menyerahkan sesuatu pada Ali. Membuat Ali sedikit bingung.

"Itu hadiah buat Ali, dijaga ya."

Setelah berkata seperti itu, Rean menarik tangan Prilly agar segera pergi dari sini. Ali memperhatikan seksama, ini sebuah gelang yang sangat sederhana namun Ali sangat suka. Ali mendongak dan berlari menyusul Prilly lalu menarik tangan Prilly.

Cup

Tubuh Prilly menegang saat Ali mencium bibirnya, Rean yang melihat itu semua melepaskan tangan Prilly. Ali menekan tekuk Prilly, mereka sama-sama terbawa suasana. Prilly tanpa ia sadari menangis, namun Ali tak begitu menyadari mutiara-mutiara kecil berjatuhan.

Mermaid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang