31. Amanda

2.1K 264 60
                                    

31. Amanda

***

"MAU jadi apa kamu hah? Berontak sama orangtua!"

Ali tak berani menatap Erhan yang benar-benar marah akibat dirinya memilih pergi dari Rumah dan memilih tinggal di Rumah Rio. Itupun bukan keinginannya, merekalah yang membuatnya terpaksa untuk pergi dari Rumah.

Diperbandingkan adalah hal yang tentunya sangat dirinya benci, kasih sayang yang selama ini mereka beri kini mereka beri sepenuhnya untuk Aldan.

"Pulang sekarang! Mami-mu sedang sakit," kata Erhan.

"Jangan paksa Ali kalo dia tidak mau, harusnya kamu beri dia sedikit ruang untuk berpikir. Kamu juga harusnya jangan selalu memperbandingkan Aldan dengan Ali, tentunya mereka berbeda," sahut Zefa.

"Ini urusan keluargaku, Zefa!"

"Ta------"

"Papi lebihbaik pulang, aku gak mau ada keributan disini. Maaf aku gak bisa pulang sekarang Pi." Setelah berkata seperti itu, Ali memilih untuk memasuki Rumah Rio.

Zefa menghela nafasnya, dari dulu sifat keras Erhan masih saja melekat padanya. Serta sifat Retta yang benar-benar keras kepala membuat keluarga mereka harus seperti ini, kasihan Ali yang terkena imbasnya.

"Jaga dia!"

Erhan pergi meninggalkan perkarangan Rumah Zefa, Zefa menghela nafasnya. Lalu membalikkan badannya untuk memasuki Rumahnya, langkahnya terhenti saat Zefa melihat Ali sedang terduduk disofa. Zefapun menghampiri Ali.

"Kenapa?"

"Enggak papa Tante, makasih Tan. Udah izinin Ali untuk tinggal sementara disini, Ali gak tau harus tinggal dimana lagi sekarang. Apartement pun udah Papi jual," ujar Ali lemas.

Dari dulu Zefa memang memanggilnya dengan nama Ali, nama kecilnya. Zefa tersenyum, Ali sudah ia anggap sebagai Anaknya sendiri. Zefa sedikit menyayangkan jika Erhan serta Retta malah mengabaikan Anak secerdas Ali.

"Pintu selalu terbuka untuk Ali, by the way Rio Anak sableng Tante mana? Gak nongol-nongol tuh Anak," kata Zefa.

Ali terkekeh, Kanjeng Mamih-nya Rio memanglah sangatlah kocak. Pantasnya mempunyai Anak segila itu seperti Rio. "Rio lagi mandiin kucingnya Tante," balas Ali dengan sedikit kekehan.

"Anak ituuuu.."

Zefa pun memilih pergi kebelakang untuk menemui Rio yang sedang memandikan kucingnya yang baru Rio beli, gak kapok-kapoknya tuh Anak.

***

Ali mengambil helmnya, lalu menaiki motornya. Ia melihat Rio yang malah mengendarai mobilnya sendiri, katanya sih.

"Gue gak mau pacar gue masuk angin, makanya gue pake mobil. Pacar-able kan gue."

"Eh, mending kita balapan?" Tawar Rio, Ali mengangguk dengan senyuman yang mengandung makna. Ali segera memakai helmnya, lalu melesat mengendarai motornya tanpa menunggu Rio yang sedang men-stater mobilnya.

"SUE LU KUNYUK! GUE SUMPAHIN LO DICEGAT KANG GALONNN!"

Ali mulai mengendarai motornya dengan perasaan tenang, hari ini Prilly tidak mau ia jemput. Katanya sih pengen bareng Clara dan si parasit menyebalkan itu, Ali tak sabar untuk berjumpa dengan Mermaid mungilnya itu.

Mermaid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang