36. Aldan II

1.6K 243 25
                                    

36. Aldan II

****

PRILLY memasuki kelasnya yang hanya ada beberapa orang yang baru masuk. Prilly hanya acuh saat tatapan tak suka tertuju padanya. Biarlah, mereka ini bukan dirinya.

"Btw, motif lo pacarin Aidan apa? Kenapa cewek sejelek lo malah bisa dapetin hati Aidan." Langkahnya tercegat oleh siswi bernama tag Valerria Annatasya, yakni Ria.

Sejak awal Prilly masuk, Ria memang kurang menyukai keberadaan Prilly yang selalu saja dikejar-kejar oleh cowok-cowok tampan disekolah ini. Bahkan Aidan yang selama ini ia kagumi dalam kejauhan.

"Memangnya kenapa? Masalah? Aku sama kamu 'kan gak ada masalah apa-apa, kenapa malah tanya-tanya. Bahkan kamu sama aku temenan aja enggak," jawab Prilly luwes.

Ria menghentakkan kakinya kesal pada Prilly yang malah berkata seperti itu. "Terserah deh, gak peduli lagi gue," kesal Ria lalu melenggang pergi dari kursi Prilly.

"Good morning, ada yang kangen Babang gak? Ahh~ pasti dong, gue kan ngangenin ditambah gue jomblo," sahut Rio berkobar-kobar saat memasuki kelasnya.

"Daftar dong jadi pacar lo?"

"Jadi istri lo juga boleh."

Siswi-siswi yang baru saja masuk ke kelaspun langsung mengerumuni Rio. Rio yang menyadari keberadaan Asya pun sedikit memberi perhatian pada siswi-siswi itu, pelajaran untuk Asya yang sudah meninggalkannya disaat ia sedang sayang-sayangnya.

"Nama lo Lili 'kan?" tanya Rio pada Lili yang tersenyum malu-malu padanya. "Mulai sekarang, kita pacaran," kata Rio.

Lili yang mendengar perkataan Rio pun langsung mengangguk dan malu-malu saat semua orang cieee padanya.

"CIEEEE.."

"PJ CAIR!"

Prilly ikut tersenyum disamping Asya yang terdiam, Asya tersenyum kecut. Mungkin ini pelajaran untuknya karena sudah meninggalkan Rio, padahal semua itu demi Ziana.

"Kamu kenapa? Kok nangis." Buru-buru Asya menghapus air matanya sebelum Rio melihatnya.

"Siapa yang nangis hehe. barusan gue kelilipan debu, ehh, gue mau ke Ziana dulu ya? Maaf gue tinggal lo lagi," ujar Asya tak enak. Prilly mengangguk.

Asya berjalan melewati Lili bersama Rio yang berada didekat papan tulis. Asya tersenyum segan pada Lili serta Rio. "Selamat ya, btw, jangan lupa pajak jadian nya."

Lili tertawa seperti tanpa masalah pada Asya yang notabenya adalah mantan terindah Rio sendiri.

"Iya, ntar gue ntraktir lo dikantin."

Asya mengacungkan jempolnya pada Lili, lalu Asya pergi keluar kelas menahan segala kesakitannya saat melihat bagaimana Rio menembak Lili didepan kelas, didepan semua orang.

"Hmm, mending keluar bentar."

Lebih baik Prilly keluar sebentar sambil menunggu kedatangan Ali, walau Ali pasti datang bersama Sasya. Tapi, tak apalah. Prilly sangat merindukan Ali tentunya.

Mermaid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang