20. Aneh
***
"GUE kangen lo!"
Merasa kupu-kupu beterbangan diperutnya, Prilly tersenyum bahagia. Rean yang menyaksikan itu semua merasa marah, siswi-siswi saling berbisik tanpa mau ikut campur. Rean menghampiri mereka berdua, kemudian menarik Prilly kebelakang punggung.
"Ehh, Reann lepasin!"
Rean menarik Prilly agar menjauh dari Ali, sungguh Rean tak suka melihat kedekatan mereka. Merasa tak terima melihat Prilly ditarik secara paksa oleh Rean, Ali bergegas menyusul mereka. Membuat pasang mata disekitar koridor terus saja memerhatikannya dengan decakan kagum dan juga sinis.
"Sweety, kantin yuk?"
Langkahnya terhenti ketika Sasya mencegatnya kemudian Sasya memeluk tangan Ali, Sasya tak peduli banyak yang melihatnya. Ali menatap tajam kearah Sasya, namun Sasya tampak acuh terhadap Ali.
"Sya, lepasin!"
"Enggak ya sweety kamu ngapain sih ngejar tu cewek kegatelan, mending aku kemana-manaa deh cuantik. Kalo kamu enggak mau kekantin barenag aku, aku aduin kamu ke Papa!" Ancam Sasya mengeluarkan jurus andalannya.
Mengadu lagi.
Ali mendengus kesal, ingin rasanya memberontak. Dan mengatakan jika dirinya tak ada hubungan sama sekali dengan Sasya, semua itu hanya ambisius Sasya saja. Ali melangkahkan kakinya bersama Sasya, sungguh Ali sangat penasaran apa yang mereka perbuat sekarang. Namun, lagi-lagi Sasya menggagalkan.
"Sweety Aaaaaa.."
Sasya menyuapi Ali bakso, Ali hanya bisa menuruti saja. Hatinya gelisah, kenapa dengannya. Kenapa sejak tadi Ali penasaran sekali dengan Prilly bersama Pria itu, sungguh ingin sekali Ali pergi dan menyusul Prilly.
"Sweety?" Sasya meletakkan sendok itu dimangkuk yang berisikan bakso, matanya tak lepas dari Ali yang tampak sekali sangat gelisah.
Tett tett tet
Ali beranjak, kemudian berusaha menghindar dari Sasya. Ali berlari menuju kelasnya, namun Ali tak menemukan Prilly sama sekali. Ali berdecak, kemudian Ali membalikkan badannya dan terpaku melihat Prilly tersenyum manis kearahnya.
"Darimana?"
"Ali kan liat tadi aku sama Rean hihihi, maaf ya. Ali awas ahh, aku pengen duduk!"
Ali menyingkir membiarkan Prilly duduk dibangkunya, Ali juga ikut duduk dengan perasaan yang menurutnya sulit dideskripsikan. Entahlah perasaan kesal muncul ketika mengingat Prilly digandeng pria lain selain dirinya, itu membuatnya meradang seketika. Penjelasan dari Pak Hakim selaku guru Matematika pun rasanya tak masuk kedalam otaknya.
Apa dirinya cemburu? Ahh.. mana mungkin dirinya cemburu, yang jelas Ali tidak mempunyai perasaan pada Prilly. Mana mungkin dirinya jatuh cinta pada Prilly, Ali memalingkan wajahnya ketika Prilly menoleh padanya dengan senyuman yang menurutnya menggemaskan.
Bundaa Ali kenapa sih? Batin Prilly.
Sejak tadi, Prilly merasa Ali sedikit aneh. Tingkahnya yang menurutnya terbilang aneh, dari menanyai dari mana ia bersama Rean pergi. Dan juga, Ali mengacuhkan keberadaannya. Membuat Prilly merasa aneh saja pada Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid [END]
FantasíaMungkin zaman sekarang memang tak ada yang percaya dengan makhluk bernama Duyung atau lebih dikenal dengan MERMAID. Namun, tanpa disangka - sangka. diperdalaman laut yang beratus - ratus kilo, terdapat dunia Mermaid. Bahkan manusia pun tak ada yang...